rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Thursday, February 17, 2011

Laba Bersih CIMB Niaga 2010 Naik 62%

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berhasil membukukan perolehan laba bersih konsolidasi per Desember 2010 sebesar Rp 2,55 triliun, naik 62 persen dibanding periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 1,57 triliun.

"Hal ini menghasilkan earning per share (EPS) sebesar Rp 106,46 lebih besar dari angka tahun sebelumnya yang sebesar Rp 65,52," kata Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid di Jakarta, Kamis (17/2).

Menurut dia, naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 16% dan turunnya biaya pencadangan sebesar 28% pada 2010, ikut mendongkrak perolehan laba bersih CIMB Niaga. Selain itu, efisiensi yang dilakukan juga turut menurunkan cost to income ratio dari 50,54% menjadi 48,20% pada 2010.

Total aset Bank CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 143,65 triliun, naik 34% dibanding periode yang sama 2010 sebesar Rp 107,10 triliun. "Ini memantapkan posisi Bank CIMB Niaga sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset," katanya.

CIMB Niaga juga menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 117,83 triliun, naik 37% dari periode yang sama tahun lalu Rp 86,25 triliun. Deposito berjangka meningkat sebesar Rp 19,62 triliun (42%) dan giro plus tabungan meningkat sebesar Rp 11,96 triliun (30%).

Meningkatnya dana pihak ketiga diimbangi dengan naiknya penyaluran kredit. Hingga 31 Desembe 2010 CIMB Niaga mampu memperbesar pertumbuhan kredit sebesar Rp 21,50 triliun menjadi Rp 104,89 triliun. "Pertumbuhan kreedit ini kami barengi dengan meningkatnya kualitas aset, dengan NPL gross turun dari 3,06% menjadi 2,53%, sementara LDR tercatat sebesar sebesar 88,04%," kata Arwin.

Laba Bersih Bank Danamon Tahun 2010 Melonjak 88%

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) hari ini mengumumkan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasian sepanjang 2010 sebesar Rp 2,88 triliun, naik 88% dari Rp 1,53 miliar tahun sebelumnya. Lonjakan perolehan laba bersih ini didukung oleh pendapatan non bunga, selain dari pertumbuhan kredit di semua segmen nasabah khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Kondisi ekonomi makro Indonesia sepanjang tahun 2010 kondusif bagi pertumbuhan kredit kami di semua lini usaha,” kata Henry Ho, direktur utama Danamon. Pada akhir Desember 2010, total kredit Danamon mencapai Rp 82,65 triliun, tumbuh 31% dari Rp 63,27 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kredit bagi nasabah di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), mencatat pertumbuhan sebesar 24% secara setahunan, yakni mencapai Rp 26,56 triliun dan mencakup 32% dari total kredit Danamon pada akhir 2010.

Kredit korporasi dan komersial Danamon mencatatkan peningkatan sebesar 21% menjadi Rp 16,27 triliun dari Rp 13,39 triliun pada 2009, didukung oleh bisnis Trade Finance yang tumbuh 74% menjadi Rp 3,14 triliun dari Rp 1,81 triliun pada tahun sebelumnya. 

Pembiayaan alat-alat berat melalui unit Asset-Based Finance (ABF) juga mencatatkan kinerja yang baik, tumbuh 49% dari Rp 1,05 triliun pada akhir 2009 menjadi Rp 1,57 triliun.
“Pertumbuhan di seluruh lini usaha kami tahun lalu juga disertai kualitas aset yang terjaga,” kata Vera Eve Lim, chief financial officer dan direktur Danamon. 

Rasio Kredit Bermasalah atau NPL (gross) Danamon berada di posisi 3,0% pada akhir Desember 2010, turun dari 4,5% pada 2009. Sektor kendaraan bermotor di Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada 2010, dengan penjualan sepeda motor dan mobil naik masing-masing sebesar 26% dan 57%

Seiring pertumbuhan industri tersebut, jumlah unit sepeda motor dan mobil yang dibiayai oleh Adira Finance naik masing-masing sebesar 54% dan 86%. Sampai dengan akhir tahun 2010, Adira Finance mencatatkan total piutang yang dikelola sebesar Rp 30,67 triliun, yang sebagian besar berasal dari pembiayaan sepeda motor. Komponen ini mencakup 66,6% dari total pembiayaan Adira Finance pada 2010.

Anak perusahaan Danamon di bisnis asuransi umum, Adira Insurance, mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Gross Premium Adira Insurance naik sebesar 34,3% secara setahunan menjadi Rp 1,08 triliun dari Rp 808 miliar pada akhir 2009.

Sepanjang tahun 2010, pendanaan Danamon juga terus menunjukkan peningkatan. “Dalam satu tahun terakhir, pendanaan pihak ketiga kami tumbuh signifikan sebesar 18% atau mencapai Rp 80,92 triliun pada akhir Desember 2010,” jelas Vera. “Lebih lanjut, kami berhasil meningkatkan komposisi giro dan tabungan (CASA) yang berarti meningkatkan basis dana murah kami,” lanjutnya. 

Giro tumbuh 48% sementara tabungan naik 39% secara setahunan, masing-masing mencapai Rp 10,97 triliun dan Rp 21,43 triliun. Secara keseluruhan, CASA mencapai Rp 32,41 triliun  dari Rp 22,76 triliun pada akhir Desember 2009, meningkat 42% secara setahunan dan menyumbangkan 40% dari total dana pihak ketiga Danamon pada akhir Desember 2010.

“Tahun lalu, Danamon dan anak perusahaannya Adira Finance telah berhasil menyelesaikan penerbitan obligasi dengan total nilai sebesar Rp 4,8 triliun, yang ditujukan untuk meragamkan profil pendanaan serta mendukung pertumbuhan kredit dan pembiayaan kedepannya,” kata Vera. 

Pada akhir Desember 2010, rasio kredit terhadap total pendanaan Danamon berada di posisi 86,2%, menunjukkan neraca yang likuid, sementara rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (LDR) mencapai 93,8%.

“Selain pertumbuhan sebesar 5% pada pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 9,91 triliun dari Rp 9,46 triliun pada akhir tahun sebelumnya, kinerja keuangan Danamon 2010 didukung oleh pendapatan non bunga, antara lain dari credit related fees termasuk transaction services, trade finance, asuransi serta keuntungan dari penjualan surat-surat berharga,” kata Vera.

Return on Average Asset (ROAA) Danamon tercatat sebesar 2,8% untuk tahun 2010, sementara Return on Average Equity (ROAE) mencapai 18,5%. Pada akhir Desember 2010, Rasio Kecukupan Modal (CAR) Danamon berada di posisi 16% dengan memperhitungkan risiko operasional.

Bank Jatim Persiapkan IPO Oktober 2011 Rp 1 Triliun

Bank Jatim menargetkan dapat melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana di lantai bursa paling lambat Oktober 2011. 

"Pada April 2011 kami akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) salah satu agendanya adalah mengubah modal dasar. Sesuai ketentuan Bapepam-LK, IPO dapat dilakukan paling lambat 180 hari setelah itu. Kita targetkan bisa melantai Oktober 2011," kata Direktur Utama Bank Jatim Mulyanto, di Jakarta, Kamis, dalam acara Musyawarah Kerja Nasional XI.

Ia mengatakan, jika target waktu itu terlewat maka pihaknya harus memulai proses IPO dari awal lagi. Menurut rencana, pihaknya akan mengusulkan perubahan modal dasar menjadi Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. "Cadangan yang terkumpul sekitar lebih dari Rp1 triliun, sampai sekarang masih dalam perhitungan," katanya.

Jadi, ia menambahkan, total nilai saham eksisting diperkirakan sebesar Rp 2 triliun yang baru akan diusulkan dalam RUPS. Mulyanto memperkirakan, pihaknya akan melepas sekitar 25 persen dari jumlah tersebut karena pemegang saham lama tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas. "Nilai 25 persen itu ekuivalen dengan Rp500 miliar-Rp1 triliun," katanya.

Mulyanto menegaskan melakukan IPO memerlukan perhitungan yang sangat ketat. IPO dianggap salah satu cara yang efektif untuk menambah modal di samping suntikan modal langsung dan menerbitkan emisi obligasi subdebt.

Indonesia may regulate price of coal sold to state utility PLN

Indonesia may regulate the price of coal sold to state utility firm PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) if negotiations between the company and several coal producers fail to reach an agreement, the energy ministry told lawmakers in a report.

The ministry said that since November PLN has faced problems from coal suppliers asking for higher prices due to the increasing world prices caused by extreme cold weather and floods in Australia.

PLN has been negotiating prices with six companies and it expects to complete the talks by the end of this month. According to the ministry, PLN has not yet reached an agreement with PT Tambang Batubara Bukit Asam and Kaltim Prima Coal, a unit of top miner Bumi Resources .

"If agreement cannot be reached between PLN and these suppliers, we will recommend to issue a ministerial decree which will determine prices of coal sold to PLN," the ministry said in the report.

The ministry said the price would refer to the existing coal price benchmark issued monthly by the ministry, and would limit the increase in PLN's coal costs to not more than 2.13 trillion rupiah ($238.9 million) for this year.

PLN, the biggest domestic consumer of coal, estimates its coal-fired power plants will burn 52 million tonnes this year, up from 36 million tonnes in 2010.
For the monthly coal price benchmark in the world's largest exporter of thermal coal see . ($1 = 8914.5 Rupiah). Source: Reuters

Indonesia finmin sees Q1 GDP growth of 6.4-6.6 pct

Indonesia's finance minister Agus Martowardojo said on Wednesday he saw first quarter GDP growth of 6.4 to 6.6 percent from a year ago.

The country's central bank also said this month it saw first quarter GDP growth of 6.4 percent.
Indonesia's economy expanded by 6.9 percent in the fourth quarter from a year earlier, beating forecasts for 6.2 percent growth in Southeast Asia's biggest economy, as domestic consumption and investment increased. Source: Reuters

Indonesia govt sees Feb m/m inflation at max 0.5 pct

Indonesia's finance ministry sees inflation in February at a maximum 0.5 percent month-on-month, an official said on Wednesday.

Inflation in January was 0.89 percent month-on-month, higher than a market forecast of 0.65 percent as food costs climbed, leading the central bank to hike its benchmark interest rate to address worries over growing price pressures.

The official did not say why inflation would slow, but the government has previously said it expects food prices to cool in coming months after the start of the local rice harvest. Source: Reuters

Outlook Bursa Bulan Februari oleh HD Capital

Strategy-February (16/02/2011) (BUY):   "Impian masih 3.700"
 
Beberapa alasan ekonomi makro  untuk merasa masih optimis akan arah tren IHSG
BI rate, GDP, konsumsi dan inflasi:
1. Walaupun ada BI rate sudah naik hingga 6.7%, namun pertumbuhan kredit emiten sektor perbankan yang merupakan komponen tebesar di IHSG (40%)  diperkirakan masih dapat naik  18-20% di 2011. 
 
2. Konsumsi pribadi yang stabil didukung oleh rakyat banyak dapat offset efek dari stimulus pemerintah yang dikeluarkan yang sebenarnya relatif kecil karena lambat berjalan. 
 
3. Penjualan mobil pada Januari masih tetap naik  10% versus tahun sebelumnya walaupun sudah ada peraturan pajak progressif, bukti bahwa konsumsi dan daya beli masih tinggi 
 
4. Inflasi yang tinggi akibat  harga pangan masih dapat di offset oleh posisi rupiah yang kuat dan pembebesan bea masuk impor pangan . 
 
5. Diperkirakan bila laju inflasi mulai turun lagi (inflasi Januari 0.80%- Dec 2010 0.90%) maka BI akan menahan kenaikan rate lagi dan mempertahankan 6,75% setidaknya hingga May-Juli 2011.
 
6. GDP Indonesia akan tumbuh lebih dari 6% di 2011, tertinggi diantara rata2 dunia yang 4% 
 
7. Sekitar 60% dari GDP disumbang oleh sektor perkebunan, mining and manufacturing, dengan 20% dari perhotelan, restoran dan perdagangan. 
 
8.Sektor perkebunan (14%) (CPO: AALI, LSIP) dan mining (13%)  (Coal: ADRO, BUMI) yang kontribusi ke GDP sekitar 20% akan diuntungkan dari kenaikan tren komoditas 
 
9. Sektor Manufacturing (ASII) (30%) akan tertolong oleh penguatan rupiah yang mengurangi biaya import dan menaikan daya beli 
 
10.Export ke % GDP untuk Indonesia hanya 28%, terendah di Asia setelah India sehingga ekonomi kita tiadk bergantung banyak terhadap pangsa export yang terganggu pasca krisis 2008
 
Rekomendasi Portofolio & Target Price 1-bulan:
Ticker
TP 1 bln
PER11F
PBV11F
ROE11F
ADRO
Rp 2.650
15x
2.6x
12%
LSIP
Rp 11.500
14x
2.7x
28%
BBRI
Rp 5.100
12x
2.5x
27%
BUMI
Rp 3.050
12x
3x
18%
TLKM
Rp 8.000
11x
3.7x
28%
ASII
Rp 52.000
13x
3.5x
30%
INDF
Rp 4.950
12x
2.4x
26%
BMRI
Rp 6.200
11x
2.6x
22%
PTBA
Rp 6.250
16x
3.6x
31%
 
 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. 

Rekomendasi HD Capital, 17 Februari 2011

Untuk hari ini, Kamis 17 Februari 2011, HD Capital merekomendasikan Bumi Resources (BUMI), Adaro Energy (ADRO), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk dibeli.
BUY: (BUMI, ADRO, BBCA, BBRI)

* Pasca profit taking yang terjadi pada hari Rabu untuk menyesuaikan ke pergerakan regional yang sempat minus ketika IHSG libur pada hari Maulid Nabi, maka kelihatannya proses recovery ke tren positif masih akan berjalan

* Penutupan di atas down-trend-line 3.430 akan membuka ruang lebih ke atas dan merubah arah short term trend dari turun ke naik dengan target atas pertama breakout channel di 3.550.

* IHSG close (16-02) 3.416.785(+2.018/+0.13%) (Val.Rp.2.9T)

* Support: 3.380-3.310-3.250, Resistance: 3,430-3,530-3,620


Stock picks:

1. Bumi Resources (BUMI): (BUY) (target: Rp 2.825) (close 16/02 Rp 2.725)

* Asumsi utang 2010 lalu sebesar US$ 800 juta akan terpotong oleh penjualan aset ($500jt), rights ($360jt), divestasi 25% IPO BRMS ($480jt), dividen dari Newmont ($244jt) serta pembayaran utang dari Bank Mutiara ($200jt) belum sepenuhnya priced in di harga.

* Beban bunga dari utang yang terhapus di kemudian hari dapat dipindahkan ke segi laba sehingga harga wajar fundamental 12-bulan kedepan BUMI seharusnya di atas Rp 3.000.

* BUMI paling diuntungkan dari kenaikan batubara karena 70% ke pangsa impor sehingga tiap kenaikan $5 harga berdampak pada laba naik 20%.

* Entry (1) Rp 2.675, Entry (2) Rp 2.575, Cut loss point: Rp 2.450


2. Adaro Energy (ADRO) (BUY): (Target: Rp 2.500) (Close 16/02 Rp 2.375)

* Perusahaan ini mempunyai cost paling efisien dalam produksi batubara, terlihat dalam OPM (operating profit margin) 28% tertinggi di sektornya

* Kenaikan batubara di atas $120/ton menaikan ASP (average selling estimates) 2011 dari US$76/ton dari sebelumnya $67/tons sehingga pertumbuhan laba per saham (EPS growth) dapat mencapai 70% pada 2011 versus tahun sebelumnya

* Hal ini akan menurunkan valuasi PER yang sekarang dianggap terlalu mahal

* Rencana pembangunan pembangkit listrik untuk menyuplai kebutuhan energi proyek conveyor belt dapat offset diesel cost tinggi yang disebabkan oleh melambungnya minyak mentah

* Entry (1) Rp 2.375, Entry (2) Rp 2.325, Cut loss point: Rp 2.275


3. Bank BCA (BBCA) (BUY): (Target: Rp 6.200) (Close 16/01 Rp 6.050)

* Diuntungkan dari sumber pembiayaan dana yang paling murah dengan inflow liduiditas membuat LDR 56% walaupun pertumbuhan kredit tumbuh 23% (di atas rata2 industri 20%)

* Kemampuan memberikan pinjaman dengan bunga rendah akibat biaya dana pihak ketiga yang di bawah 3% membuatnya mempunyai fleksibilitas dalam mengatur strategi kreditnya

* Kualitas dari asset kreditnya merupakan yang tertinggi di industrinya

* Secara NPM (Net profit Margin) tertinggi di Indonesia dengan angka 34% (posisi nomor dia dipegang oleh BDMN dengan 32%)

* Entry: (1) Rp 5.900, Entry (2) 5.800, Cut loss point: Rp 5.650


4. Bank BRI (BBRI) (BUY) (Target: Rp 4.950) (close 16/01 Rp 4.700)

* Walaupun terimbas kompetisi di sekmen UKM mikro, namun margin masih dapat tumbuh di atas 7% akibat funding cost murah dan akuisisi Bank Agroniaga yang membuat proyeksi pertumbuhan kredit 18% untuk periode 2010-2012

* Bank ini mempunyai kemampuan terbatas untuk mencari dana lewat mekanisme rights issue sehingga hal ini tidak akan dilakukan di 2011

* ROE 30% tertinggi di antara semua bank pemerintah

* Penurunan setoran dividen ke pemerintah bisa menjadi alternatif untk mengurangi CAR dari penurunan lebih lanjut.

* Entry: (1) Rp 4.700, Entry (2) Rp 4.600, Cut-loss point: Rp 4.500



Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 17 Februari 2011


Berikut rekomendasi dari empat sekuritas ternama untuk Kamis, 17 Februari 2011. 
 
1. E-Trading Securities
Pada Rabu (16/2), IHSG ditutup naik tipis 0,018 poin ke level 3.416,78 setelah sempat minus pada sesi pertama. Terlihat fase konsolidasi indeks masih berlanjut paling tidak sampai dengan keluarnya laporan keuangan emiten. Asing kemarin melakukan net buying Rp 16 miliar di pasar reguler dengan sektor yang paling banyak masuk adalah perbankan dan pertambangan. Pada Kamis (17/2), indeks diperkirakan akan bergerak di kisaran 3.334-3.449. Amati TINS, UNVR, AALI dan BBRI.

2. Sinarmas Sekuritas
Secara teknikal, indeks pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat pada kisaran 3.396-3.434. Pergerakan indeks dapat dipengaruhi oleh bursa global, menyusul dirilisnya data perindustrian dan kegiatan manufaktur AS. Saham-saham yang dapat diperhatikan adalah TINS, UNVR, ROTI, BBRI.

3. Erdhika Sekuritas
Penguatan indeks kemarin ditopang oleh sektor konsumsi sebesar 1,2%, sementara pelemahan terbesar terjadi di sektor perkebunan sebesar 1,87%. Indeks hari ini akan bergerak pada kisaran 3.397-3.437. Saham-saham rekomendasi kami adalah JPFA, UNVR, MLPL.

4. Kresna Sekuriondo
IHSG tertekan pada awal perdagangan kemarin, namun kembali menguat dipimpin oleh UNVR dan BBRI. Angka inflasi AS yang diekspektasi mencapai 1,6% akan menjadi katalis pergerakan global hari ini. Di sisi lain, indeks hari ini diperkirakan kembali berada di area positif di kisaran 3.380-3.456. BBRI dan PGAS menjadi saham pilihan hari ini.