rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Friday, November 26, 2010

Rugi Bersih Bakrie Brothers September 2010 Membengkak 745%

Rugi bersih yang diderita Bakrie Brothers (BNBR) membengkak 744,78% dari September 2009 sebesar Rp 67 miliar menjadi Rp 566 miliar. Kerugian ini berasal dari lonjakan beban bunga bersih yang ditanggung perseroan sebesar 440,74% menjadi Rp 1,46 triliun dari sebelumnya Rp 270 miliar.


Padahal, pendapatan bersih BNBR sebetulnya mampu meningkat 74,11% dari Rp 5,33 triliun menjadi Rp 9,28 triliun. Meski beban pokok pendapatan juga melonjak sebesar 131,32% menjadi Rp 6,13 triliun, Bakrie Brothers masih mampu mencetak laba kotor Rp 3,15 triliun.


Laba kotor ini naik 17,98%. Sedangkan laba usaha BNBR tercatat juga naik 44,75% menjadi Rp 744 miliar.
 

Aspek Sep-09 Sep-10 %
Pendapatan bersih 5.33 9.28 74.11
Beban pokok pendapatan 2.65 6.13 131.32
Laba kotor 2.67 3.15 17.98
Jumlah beban usaha 2.16 2.41 11.57
Laba usaha 0.514 0.744 44.75
Beban bunga bersih 0.270 1.46 440.74
Beban lain-lain bersih 0.183 0.889 385.79
Rugi bersih 0.067 0.566 744.78
Rugi bersih per saham 0.72 6.04 738.89

Rajawali Buys 23.6% of Nusantara Infrastructure

Indonesia’s Rajawali Group said it bought a 23.6 percent stake in construction company PT Nusantara Infrastructure for about 448 billion rupiah ($49.7 million) today to support its mining business. 

Rajawali bought 3.2 billion Nusantara shares from Infrastructure Growth Fund at 140 rupiah apiece, or 36 percent below yesterday’s closing price. Shares of Nusantara jumped 11 percent to 245 rupiah at the 4 p.m. close in Jakarta, beating the 1.6 percent drop in the benchmark stock index. 

“Part of our business is mining and that’s closely related to infrastructure projects such as roads, ports and railways,” Darjoto Setyawan, managing director at Rajawali, said by phone today. “If someone offered more shares in Nusantara we’d like to buy them.” 

Jakarta-based Nusantara, which operates toll roads, may benefit from Rajawali’s entrance as faster economic growth boosts demand for commodities such as coal and metals. Southeast Asia’s biggest economy may expand as much as 6.5 percent next year from an estimated 6 percent this year, the central bank said Nov. 25. 

“The share sale is good for Nusantara as this may allow them to get new infrastructure projects from Rajawali,” said Ikhsan Binarto, an analyst at PT Indo Premier Securities. Source: Bloomberg

Target Price Indika Set to IDR 5,000 by JP Morgan

Indika Energy (INDY), the coal producer was rated “overweight” in new coverage at JPMorgan Chase & Co., which said it is one of the “most attractively priced Indonesian coal companies with a promising growth profile.”

The brokerage has a share-price estimate of 5,000 rupiah, according to a report by Stevanus Juanda.

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 26 November 2010

 Berikut rekomendari dari dua sekuritas ternama untuk hari ini.

1. Trimegah Securities
Rebound pada bursa regional maupun global yang dipicu membaiknya data ekonomi US mampu memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG yang juga berhasil rebound dengan ditutup menguat 1,2%. Investor asing yang mulai mencetak net buy, setelah dalam beberapa hari terakhir membukukan net sell, ikut menjadi pendorong laju IHSG.
Namun dengan sentimen pasar yang cenderung masih mix menjelang akhir tahun, dapat menyebabkan volatilitas yang cukup tinggi pada pergerakan indeks, sehingga patut diperhatikan oleh pelaku pasar. Sementara pada hari ini IHSG akan bergerak pada kisaran 3.680-3.722, dengan saham pilihan ANTM, JSMR dan SMRA.

2. E-Trading Securities
Pada perdagangan Kamis IHSG ditutup menguat 43 poin (1,18%) dan ditutup di level 3.702. IHSG pada hari ini melakukan konfirmasi reversal dan mempunyai resistance di kisaran 3.730, asing sendiri masih melakukan net buy sebesar Rp177 miliar, yang menjadi penggerak utama IHSG pada hari ini adalah grup Bakrie terutama ENRG, pada perdagangan Jumat ini IHSG akan bergerak di kisaran 3.630 - 3.730 dengan saham yang dapat diperhatikan antara lain ENRG, BNBR,UNSP dan ELTY

Rekomendasi HD Capital, 26 November 2010

Untuk perdagangan Jumat, 26 November 2010, HD Capital merekomendasikan empat saham pilihan, yakni United Tractor (UNTR), Bank Mandiri (BMRI), Timah (TINS), dan Bank Jabar Banten  (BJBR).
BUY: (UNTR, BMRI, TINS, BJBR)
  • Tren di IHSG masih bisa mengalami penguatan didorong oleh sentiment positif domestic dan global yang membaik.
  • IHSG close (25-11) 3.698.225 (+41.501/+1.10%) (Val.Rp.3.8T)
  • Support: 3.630-3.585, Resistance: 3.750-3.800
 
Stock picks:
1.    United Tractors (UNTR): (BUY) (Target: Rp 27.500) (close 25/11 Rp 24.300)
  • Walaupun hasil kinerja Q3 kurang memuaskanm namun, optimisme analis bahwa proyeksi laba per saham 2011 dapat tumbuh 28% didorong oleh permintaan besar di alat berat, recovery dari kontrak2 mining dan harga saham batubara yang lebih tinggi menjadi katalis untuk akumulasi.
  • Entry: (1) Rp 24.200, Exit (2) Rp 23.700, Cut loss point: Rp 23.250 
 
2.   Bank Mandiri (BMRI) (BUY): (Target: Rp 7.400) (Close 25/11 Rp 6.950)
  • Outlook sector perbankan masih menjanjikan di dorong oleh inflasi terkendali, BI rate tetap & pertumbuhan ekonomi 6.5% di 2011F yang memicu permintaan kredit domestic.
  • Entry (1) Rp 6.900, Entry (2) Rp 6.700, Cut loss point: Rp 6.500
 
3.   Tambang Timah (TINS) (BUY): (Target: Rp 2.950) (Close 25/11 Rp 2.775)
  • Global inflation akan membantu penguatan harga komoditas metal, terutama timah yang juga dipakai dalam industry electronic dan computer.
  • Koreksi dari Rp 3.150 sudah mulai kehabisan momentum dan saatnya untuk upward retracement terjadi.
  • Entry: (1) Rp 2.750, Entry (2) 2.675, Cut loss point: Rp 2.575
 
4.   Bank Jawa Barat (BJBR) (BUY) (Target: Rp 1.650) (close 25/11 Rp 1.560)
  • Pasca koreksi akibat placememt membuat BJBR menarik, apalagi memiliki kredit tersalurkan tinggi (85%) dan Net profit Margin (NPM 21%) sebesar BBRI namun dengan valuasi PER/PBV yang lebih murah (PER 14x/PBV 3x utk BJBR versus PER 15x/PBV4x utk BBRI).
  • Entry: (1) Rp 1.540, Entry (2) Rp 1.520, Cut-loss point: Rp 1.470
 
Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)