rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, September 27, 2010

Pasca-Rights Issue, Mandiri Bakal Tumbuh 29,3% dan BNI 27,21%

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menegaskan, pasca-rights issue, kinerja Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) akan terus bertumbuh sehingga tidak akan mengganggu setoran dividen ke pemerintah, meski porsi saham pemerintah terdilusi. Dalam empat tahun ke depan, Bank Mandiri ditargetkan tumbuh 29,3% per tahun dan BNI 27,21%.
 
"Pertumbuhannya pasca-rights issue diperkirakan sebesar 29,3 persen per tahun untuk Bank Mandiri dan 27,21 persen per tahun untuk BNI. Itu proyeksi pertumbuhan dalam empat tahun ke depan," kata Mustafa usai rapat dengan komisi XI DPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/9).

Selain memperkirakan pertumbuhan, pemerintah juga sudah menentukan porsi dividen dari laba bersih BNI dan Bank Mandiri usai melakukan aksi rights issue. Rencananya, BNI akan ditarik dividen sebanyak 29,27% dari laba bersihnya usai rights issue, sedangkan Bank Mandiri akan diminta setor dividen sebesar 23,66%. 

Waktu pelaksanaan rights issue kedua bank itu akan berselisih satu triwulan. Namun, pemerintah belum memutuskan bank mana yang akan didahulukan rights issue-nya. "Untuk timingnya, kami akan atur sesuai kondisi sedemikian rupa dilihat dari sisi harga, kualitas, dan minat investor," ujarnya.

Besar kemungkinan rights issue BNI akan didahulukan karena bank ini sangat membutuhkan modal. Apalagi kebutuhan dana rights issue BNI hanya Rp 10 triliun, lebih kecil dari target rights issue Bank Mandiri sebesar Rp 12 triliun.

Produksi Ban Bus dan Truk, Gajah Tunggal Siapkan US$ 20 Juta

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akan memulai produksi ban radial khusus untuk kendaraan besar, seperti bus dan truk pada tahun depan. Demi ekspansi usaha tersebut, perseroan telah menyiapkan dana ekspansi hingga US$ 20 juta.

"Kita masih percobaan ban Radial untuk bis dan truk," kata Direktur PT Gajah Tunggal Tbk Catharina Widjaja saat paparan publik di Hotel Mandarin, Jakarta, Senin (27/7).

Demi memuhi rencana ekspansi perseroan yang telah dimulai sejak lama, khusus untuk tahun 2011, perseroan telah mengalokasikan dana US$ 10-20 juta.

Pengembangan usaha tidak hanya dimulai dengan produksi ban untuk kendaraan bus dan truk. Perseroan juga akan meningkatkan kapasitas produksi ban mobil ataupun motor.
"Tahun depan kita anggarkan belanja modal ekspansi sebesar US$ 10-20 juta," tutur Catharina.

Ia menambahkan, hingga semester I-2010 perseroan telah menghabiskan dana US$ 20 juta untuk ekspansi usaha, dari total dana anggaran US$ 40 juta. Sedangkan alokasi dana untuk perawatan sekitar US$ 20-25 juta.

Seluruh dana ekspansi usaha ini didapatkan dari hasil penggalangan obligasi global US$ 400 juta pada 2005. Hingga akhir tahun ini perseroan memprediksi kapasitas produksi ban bisa mencapai 28 juta unit, atau naik 4 juta unit dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk produksi harian ban Radial, GJTL menargetkan 40 ribu unit.

Produksi untuk ban sepeda motor mencapai 75 ribu ban per hari dan ban dalam sepeda motor produksinya bisa mencapai 162 ribu unit per hari, naik lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya 74 ribu unit.

"Ban radial kita mulai meningkatkan kapasitas produksi perlahan menjadi 45 ribu ban pada 2012. Kapasitas ban sepeda motor menjadi 105 ribu ban per hari pada 2011," kata Catharina.

Pasar domestik tetap menjadi andalan perseroan dengan porsi hingga 63%. Sisanya, 37% untuk ekspor, dengan bidikan pasar Amerika Serikat, Timur Tengah, Eropa, Asia termasuk China. Source: Detikfinance

Harga Ketinggian, Investor Asing Bukukan "Rugi" Beli Saham Bakrie Brothers

Investor asing melalui broker Credit Suisse Securities Indonesia membeli 63.218 lot saham PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR), tanpa menjual sama sekali. Yang menarik, pembelian justru dilakukan di harga Rp 60 hingga Rp 62, sehingga rata-rata pembelian menjadi Rp 61,06.

Padahal, harga saham BNBR ditutup turun Rp 1 menjadi Rp 58, sehingga investor asing yang membeli melalui broker CS ini rugi.

Penurunan harga saham BNBR terjadi karena banyak broker lokal yang melepas saham ini. Dimotori oleh Danatama Makmur yang melepas 20.411 lot saham BNBR, sejumlah broker lokal juga ikut melepas, seperti Panin Sekuritas 24.350 lot (Rp 59,77), Mandiri Sekuritas 27.560 lot (Rp 59,73), Kresna Graha Sekurindo 40.902 lot (Rp 60,64), dan Indo Premier Securities 132.206 lot (Rp 59,46).



1
CS
CREDIT SUISSE SECURITIES INDONESIA
62
63,218
61.06
-
-
-
63,218
63,218
2
YU
CIMB-GK SECURITIES INDONESIA
47
73,091
60.54
36
17,679
58.50
55,412
90,770
3
LG
TRIMEGAH SECURITIES TBK.
79
77,020
59.44
75
24,006
59.00
53,014
101,026
4
YJ
LAUTANDHANA SECURINDO
107
83,700
59.62
49
46,600
60.21
37,100
130,300
5
MG
SEMESTA INDOVEST
96
42,800
59.06
44
11,810
60.04
30,990
54,610
77
II
DANATAMA MAKMUR
-
-
-
18
20,411
60.95
-20,411
20,411
78
GR
PANIN SEKURITAS TBK.
11
2,496
59.19
41
24,350
59.77
-21,854
26,846
79
CC
MANDIRI SEKURITAS
6
5,167
59.42
28
27,560
59.73
-22,393
32,727
80
KS
KRESNA GRAHA SEKURINDO TBK.
35
17,080
59.71
22
40,902
60.64
-23,822
57,982
81
PD
INDO PREMIER SECURITIES
180
64,450
59.74
260
132,206
59.46
-67,756
196,656

5 Broker Asing Borong Saham Bank BJB

Lima broker asing hari ini tercatat memborong saham PT Bank BJB Tbk (BJBR). Pembelian terbanyak dilakukan oleh broker UBS Securities yang membeli 18.466 lot (Rp 1.569), JP Morgan Securities 17.511 lot (Rp 1.558), Deutsche Securities Indonesia 4.340 lot (Rp 1.567), Credit Suisse Securities Indonesia 3.441 lot (Rp 1.552), dan Macquarie Securities Indonesia 1.975 lot (Rp 1.564).

Broker lokal pembeli terbanyak saham BJBR hanya Nusadana Capital yang berada di urutan ketiga dengan membeli 19.078 lot dan Mandiri Sekuritas di posisi keenam dengan membeli 2.808 lot (Rp 1.566).

Analis Macquarie Group Ltd Felicia Barus dan Ferry Wong menetapkan rating "Outperform" terhadap saham ini dengan target harga Rp 1.800/saham.


1
AK
UBS SECURITIES INDONESIA
105
18,466
1,569.53
1
695
1,580.00
17,771
19,161
2
BK
J.P MORGAN SECURITIES INDONESIA
109
17,511
1,558.52
27
2,883
1,567.17
14,628
20,394
3
DR
NUSADANA CAPITAL INDONESIA
149
19,078
1,564.57
43
5,384
1,580.24
13,694
24,462
4
DB
DEUTSCHE SECURITIES INDONESIA
36
4,340
1,567.00
-
-
-
4,340
4,340
5
CS
CREDIT SUISSE SECURITIES INDONESIA
18
3,441
1,552.17
-
-
-
3,441
3,441
6
CC
MANDIRI SEKURITAS
40
2,808
1,566.83
11
820
1,559.15
1,988
3,628
7
RX
MACQUARIE SECURITIES INDONESIA
28
1,975
1,564.94
-
-
-
1,975
1,975
72
HD
HORTUS DANAVEST TBK.
-
-
-
19
4,000
1,535.00
-4,000
4,000
73
EL
EVERGREEN CAPITAL
1
100
1,580.00
26
5,040
1,552.22
-4,940
5,140
74
AI
UOB KAY HIAN SECURITIES
4
210
1,544.76
149
12,132
1,574.92
-11,922
12,342
75
KK
PHILLIP SECURITIES INDONESIA
34
1,470
1,551.89
139
15,929
1,565.84
-14,459
17,399