rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Wednesday, October 20, 2010

BTPN plans to raise up to $112mln in rights issue

PT Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN), a mid-size Indonesian lender controlled by US private equity giant Texas Pacific Group [TPG.UL], aims to raise up to 1 trillion rupiah ($112 million) to strengthen its capital base and help the bank expand its loan growth business.

The bank aims to launch the plan by the end of the year to increase its capital adequacy ratio by 4 to 5 percent to 20 percent after the rights issue, Anika Faisal, a BTPN director.

The bank has appointed CIMB and Danareksa securities to handle the issue, Faisal added. ($1=8925 Rupiah). Source: Reuters

Lihat juga berita:
BTPN Gelar Rights Issue November

Prudent Capital Bantah Jual Saham ke Indomobil

Manajemen Multistrada Arah Sarana (MASA), produsen ban ketiga terbesar, membantah Prudent Capital Ltd menjual kepemilikan sahamnya kepada Indomobil Sukses Internasional (IMAS). "Prudent selaku salah satu pemegang saham kami, sampai saat ini tidak pernah menjual sahamnya kepada pihak Indomobil Sukses Internasional," tegas Direktur MASA Y Ade Bunian Moniaga. (Klik pengumuman asli).

Sebelumnya beredar informasi bahwa anak usaha Indomobil, yakni Central Sole Agency, akan membeli 10% saham MASA. Namun hal itu baru sebatas rencana, demikian penjelasan Direktur Utama Indomobil Gunadi Sindhuwinata kepada Bursa Efek Indonesia. (Klik pengumuman asli).

Bhakti Investama Jual 11 Juta Saham CMNP

Akhirnya teka-teki siapa bandar dibalik lonjakan harga PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) terjawab sudah. Dalam pengumumannya hari ini, manajemen PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) menjual 11 juta saham atau setara 0,55% dari modal disetor CMNP. Aksi jual dilakukan pada 19 Oktober 2010 di harga Rp 1.270.

Dengan demikian, Bhakti Investama (BHIT) mengantungi keuntungan Rp 13,97 miliar yang tentu saja akan mempengaruhi perolehan laba bersih perusahaan tersebut. Apalagi BHIT masih memiliki 15,98% saham CMNP.



Demikian keterbukaan informasi Direktur Bhakti Investama Darma Putra kepada Bursa Efek Indonesia, hari ini. (Klik disini).

Riset Emiten Batubara oleh JP Morgan

Riset emiten batubara oleh JP Morgan. Target harga dinaikkan untuk emiten batubara menyusul naiknya asumsi batubara oleh JP Morgan. Untuk 2010, asumsi harga batubara tetap US$ 95/ton namun untuk 2011 hingga 2013, JP Morgan menaikkan asumsi harga batubara menjadi US$ 101/ton (2011), US$ 105/ton (2012), dan US$ 105/ton (2013).

Emiten yang dikaji oleh JP Morgan adalah Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), dan Berau Energy (BRAU). Target harga untuk ADRO naik 23,5% dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.100 dengan rekomendasi underweight (tidak layak diakumulasi/harga akan turun) menyusul penurunan pendapatan untuk 2011.


Untuk ITMG, JP Morgan menaikkan target harganya sebesar 28,9% dari Rp 45 ribu menjadi Rp 58 ribu/saham. Sedangkan target harga PTBA juga dinaikkan sebesar 22,7% dari Rp 22 ribu menjadi Rp 27 ribu. Rekomendasi tetap overweight untuk ITMG dan PTBA.


Sedangkan BRAU tetap Rp 530/saham. Sedangkan Bumi Resources (BUMI) dan Indika Energy (INDY) tidak dikaji sama sekali oleh JP Morgan.


Riset Emiten Batubara Oleh JP MORGAN                                                                                                                                   

Riset Bank Negara Indonesia oleh AAA Sekuritas

Riset Bank Negara Indonesia oleh AAA Sekuritas. Meski ada potensi mencetak pertumbuhan yang tinggi pasca-rights issue, AAA Sekuritas menilai sulit bagi BNI untuk mencetak return on equity (ROE) di atas 20%. Target harga tetap dipertahankan di Rp 3.600/saham.

Riset Bank Negara Indonesia Oleh AAA Sekuritas                                                                                                                                   

Riset Bank Negara Indonesia oleh Samuel Sekuritas

Riset Bank Negara Indonesia oleh Samuel Sekuritas. Perolehan laba bersih BNI per September 2010 yang mencapai Rp 2,9 triliun sejalan dengan proyeksi Samuel Sekuritas yang mencerminkan 73% dari proyeksi.

Sedangkan mengenai rights issue, dengan menghitung target dana Rp 7-10 triliun, BNI akan menerbitkan saham baru sebanyak 3,376 juta saham, termasuk program MSOP, dengan perbandingan 9:2 (9 saham lama dapat 2 saham baru) dengan dilusi maksimum 18%. 

Menurut Samuel Sekuritas, target rights issue Rp 10 triliun sangat rasional karena penawaran rights issue di harga Rp 2.960/saham. Dengan right issue ini, Samuel Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan 15-20% untuk BNI.

Target harga dinaikkand ari Rp 4.000 menjadi Rp 4.500/saham.

Riset Bank Negara Indonesia Oleh Samuel Sekuritas                                                                                                                                   

Memo Kim Eng Sekuritas

Memo Kim Eng Sekuritas. Ulasan soal kinerja Fajar Surya Wisesa (FASW), rencana stock split Indo Tambangraya (ITMG), Bakrieland Development (ELTY), dan Medco Energy (MEDC).

Memo Kim Eng Sekuritas                                                                                                                                   

Memo AM Capital Indonesia

Memo AM Capital Indonesia.

Memo AM Capital Indonesia                                                                                                                                   

Riset Jasa Marga oleh CLSA

Riset Jasa Marga oleh CLSA. Target harga Rp 3.750/saham. Proyeksi laba juga dinaikkan oleh CLSA antara 11-16% untuk 2010-2012. Asumsi EBITDA margin CLSA berubah dari semula 61,7% menjadi 63,2% untuk tahun 2010.


Per Juni 2010, EBITDA margin Jasa Marga tumbuh 65,8% dari posisi Maret 2010 sebesar 63,7%.

Riset Jasa Marga Oleh CLSA                                                                                                                                   

Riset Jasa Marga oleh Danareksa Sekuritas

Riset Jasa Marga oleh Danareksa Sekuritas. Target harga dinaikkan oleh Danareksa menjadi Rp 4.100/saham menyusul suksesnya penerbitan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun oleh Jasa Marga. Danareksa mencatat hingga Agustus 2010, volume kendaraan mencapai 629,8 juta (naik 3,2% yoy). Sedangkan kontributor terbesar yakni jalan tol dalam kota turun 6,1% dalam hal volume kendaraan menjadi 163 juta.

Riset Jasa Marga Oleh Danareksa                                                                                                                                   

Riset Semen Gresik oleh Macquarie

Riset Semen Gresik oleh Macquarie Securities. Target harga dinaikkan dari Rp 10.250 menjadi Rp 13.700/saham dengan rekomendasi outperform (masih layak beli) menyusul review fundamental jangka panjang perseroan dan diskusi dengan manajemen Semen Gresik.

EPS untuk 2010-2011 sedikit menurun, namun untuk 2012 ada peningkatan sebesar 5%. Target harga dinaikkan 34% menjadi Rp 13.700/saham untuk 12 bulan ke depan. Sedangkan target harga untuk Indocement Rp 23.000/saham (potensi kenaikan 25%) dan Holcim Indonesia Rp 2.850/saham (potensi kenaikan 20%).


Riset Semen Gresik Oleh Macquarie                                                                                                                                   

Riset Industri Semen oleh Deutsche Bank

Riset Industri Semen oleh Deutsche Bank. Indocement menjadi pilihan utama Deutsche Bank menyusul penjualan semen oleh perseroan yang naik 11% year on year (turun 30% dari bulan Agustus 2010) dibandingkan Semen Gresik yang turun 3% yoy (-29% mom) dan Holcim Indonesia (SMCB) yang turun 10% yoy (-34% mom).

Selama sembilan bulan 2010, penjualan semen INTP naik 14%, Semen Gresik dan Holcim turun 1%. Target harga untuk Indocement adalah Rp 21.250, Holcim Indonesia Rp 2.900, dan Semen Gresik Rp 12.000.

Riset Industri Semen Oleh Deutsche Bank                                                                                                                                   

Riset Industri Semen oleh Danareksa

Riset industri semen oleh Danareksa Sekuritas. Selama sembilan bulan 2010, konsumsi semen domestik naik 8,5% menjadi 29,5 juta ton didorong oleh Jawa yang naik 7,2%. Kapasitas produksi Semen Gresik yang sudah maksimum membuat perseroan kehilangan sedikit pangsa pasar, meski tetap menguasai pangsa semen nasional sebesar 43%.



Riset Industri Semen Oleh Danareksa                                                                                                                                   

Materi Semen Gresik di Daiwa Capital Market Singapura dan Tokyo

Berikut materi presentasi Semen Gresik saat Daiwa Capital Market di Singapura dan Tokyo, pekan lalu.

Presentasi Semen Gresik                                                                                                                                   

Riset Jasa Marga oleh Danareksa Sekuritas

- JSMR telah menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun di Oktober 2010. Sekitar 70% dana dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membayar obligasi  X yang telah jatuh tempo dengan bunga 16,5% dan membayar pinjaman bank dengan bunga 10,25%. Sisanya akan digunakan untuk pembiayaan capex dan modal kerja. Penerbitan obligasi terdiri dari dua jenis: 1) straight bonds senilai Rp 1 triliun bertenor 10 tahun dan bunga 9,35%, 2) zero-coupon  bonds senilai Rp 500 miliar bertenor 3 tahun dan bunga 9,1%. Penerbitan obligasi ini tidak mempengaruhi net gearing secara signifikan. Kami perkirakan net gearing akan berkisar 34,4% untuk FY10 dan 56,6% untuk FY11.
 
- RUU pertanahan kabarnya akan dimasukkan dalam agenda diskusi final oleh DPR dalam waktu dekat. RUU ini akan mengatur penggunaan lahan untuk pembangunan infrastruktur. Jika RUU ini disahkan, kami memperkirakan proses pembangunan jalan tol akan lebih cepat.
 
- Hingga Agustus 2010, volume kendaraan mencapai 629,8 juta (naik 3,2% YoY). Namun demikian, kontributor terbesar yaitu jalan tol dalam kota, mengalami penurunan volume kendaraan sebesar 6,1% YoY menjadi 163,0 juta hingga bulan Agustus 2010.
 
- Kami melakukan Upgrade TP JSMR menjadi Rp 4.100 disebabkan oleh: 1) EBITDA yang terus meningkat sebesar 60% dari 53% sebelumnya, 2) turunnya WACC menjadi 10,25% dari 10,82% dipicu oleh kombinasi turunya beban bunga menjadi 10% dari 12% serta turunnya tarif pajak menjadi 25% dari 28%. TP baru tersebut mengimplikasikan PER FY11-12 sebesar 18,2-14,2x dan EV/EBITDA FY11-12 sebesar 12,0-9,4x. Rekomendasi BUY kami pertahankan seiring dengan solidnya model bisnis JSMR.
Regards,
Yunita Tanzaria | Danareksa, Equity Research | +62-21-3509888 ext. 3502 | junita@danareksa.com

Riset Industri Semen oleh Deutsche Bank

Indonesia Cement Sector
Lebaran masked robust
September sales 
 
Reiterating Indocement as our top pick
Indocement’s remarkable sales performance reinforces our belief that the
company is a main beneficiary of the buoyant demand, delivering the strongest
earnings growth (+33% p.a. EBITDA growth in 2010-12F) owing to ample capacity
(especially with its de-bottlenecking program) and a superior business model.
Mortgage expansion, a low deposit rate and buoyant commodity prices are
important drivers for cement consumption, with further upside from infrastructure
realization.

Flat cement consumption in September amid Lebaran holiday
Domestic cement consumption was unchanged YoY (-29% MoM) at 2.6m tons in
September amid Lebaran festivities. Weaker cement demand in Java and Sulawesi
offset strong demand in Sumatra, Kalimantan and Eastern Indonesia (for details
please refer to Figure 2, page 2). Overall, cement sales reached 9.9m tons (+1%
QoQ; +2% YoY) in 3Q10 and 27.3m tons (+8% YTD) in 9M10, on track to meet
our full-year target of 42.2m tons.

Indocement continued to register the strongest sales growth
Indocement (INTP) recorded +11% YoY (-30% MoM) in September compared to
Semen Gresik (SMGR) down 3% YoY (-29% MoM) and Holcim Indonesia (SMCB)
down 10% YoY (-34% MoM). Overall, INTP registered the strongest growth in
3Q10 (9M10) at +7% YoY (+14% YTD), vs. SMGR at -1% YoY (+2% YTD) and
SMCB at -1% YoY (+12% YTD), in line to meet our full-year target.

Valuation and risks
We use DCF analysis to value stocks in the cement sector. Risks for the sector
include banks’ unwillingness to cut interest rates and extend loans for mortgages,
delays in infrastructure development, and rising energy prices (see page 4 for
details of valuation and risks).

Rekomendasi HD Capital, 20 Oktober 2010

Untuk perdagangan Rabu, 20 Oktober 2010, HD Capital merekomendasikan empat saham pilihan dengan rekomendasi beli, yakni Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Bukopin (BBKP), dan Indofood Sukses Makmur (INDF).
* Bila terjadi koreksi akibat sentimen negatif dari demonstransi, rekomen akumulasi karena pasar masih optimistis akan laporan keuangan beberapa emiten yang belum keluar.
* IHSG close (19-10) 3.584.13 (+14.904/+0.36%) (Val.Rp.3.4T)
* Support: 3.550-3.520-3.495, Resistance: 3.640-3.660-3.700

Stock picks:
1. Perusahaan Gas Negara (PGAS): (BUY) (Target: Rp.4.350) (close 19/10 Rp.4.150)
* Pullback kembali ke garis breakout trendline di Rp 4.100 dapat digunakan sebagai kesempatan akumulasi mengingat potensi kenaikan EPS 2011F masih dalam skenario didukung oleh adjustment harga gas pasca kontrak dengan PLN.

* Entry: (1) Rp 4.125, Entry (2) Rp 4.075, Cut loss point: Rp 4.025

2. Bank BRI (BBRI) (BUY): (Target: Rp 10.900) (Close 19/10 Rp 10.500)
* Sektor perbankan kelihatannya akan membawa IHSG dalam rally terakhir ke 3.700 mengingat laporan keuangan serta outlook pertumbuhan perbankan masih positif
* Rekomen akumulasi bank dengan market cap terbesar di sektornya sebagai index driver IHSG bila demo berlangsung damai
* Entry (1) Rp 10.300, Entry(2) Rp 10.150, Cut loss point: Rp 9.950

3. Bank Bukopin (BBKP) (BUY): (Target: Rp 760) (Close 19/10 Rp 720)
* Valuasi PER/PBV murah & prospek perbaikan kinerja pasca akuisisi BBRI nantinya dapat mendorong saham in keluar dari sideways tren untuk mencoba resistance di Rp 760-780.
* Entry: (1) Rp 720, Entry (2) 690, Cut loss point: Rp 680

4. Indofood Sukses Makmur (INDF) (BUY) (Target: Rp 5.300) (close 19/10 Rp 4.975)
* Sektor consumer masih tetap menarik didukung oleh penguatan rupiah serta peningkatan daya beli, sehingga emiten sektor konsumsi ini dapat diakumulasi untuk technical rebound.
* Pelaku pasar masih optimistis menunggu laporan keuangan Q3 2010
* Entry: (1) Rp 4.975, Entry (2) Rp 4.900, Cut-loss point: Rp 4.850

Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)