rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Thursday, July 22, 2010

Palm Oil Jumps to Two-Month High on Outlook for Increased Festival Demand

Palm oil jumped to the highest in almost two months on the outlook for increased demand from Asian nations set to celebrate major religious festivals. 

October-delivery futures rose as much as 1.6 percent to 2,497 ringgit ($775) a metric ton on the Malaysia Derivatives Exchange, the highest since May 24. The most-active contract traded at 2,485 ringgit at the lunchtime break in Kuala Lumpur. 

“The festival demand for palm oil is lending support,” Krishna Reddy, an analyst at Way2Wealth Commodities Ltd. in Mumbai said. “There’s also concern about the U.S. soybean yields going down because of bad weather, and that’s certain to be positive for palm oil.” 

China, India, Pakistan and Indonesia mark their important festivals in the quarter ending September, with communal meals stoking edible oils consumption. Soybean oil competes with palm oil for use in foods. 

Greater-than-expected exports of palm oil from in Malaysia, the second-largest producer, pared June stockpiles to a 10-month low of 1.45 million tons, the country’s Palm Oil Board said on June 12. Exports rose 5.5 percent to 1.44 million tons. 

Goldman Sachs Group Inc. yesterday forecast crude palm oil for immediate delivery would gain 15 percent and 20 percent this year after dry weather hurt Malaysian production. 

Soybeans for November in Chicago fell 0.5 percent to $9.74 a bushel at 12:18 p.m. Singapore time. The oilseed, which has gained 7.9 percent this month, began the rally after the U.S. government said reserves as of June 1 were at a six-year low. 

Soybean oil for delivery in December dropped 0.1 percent to 39.02 cents. Soybean oil’s premium over palm oil narrowed to $88.24 a ton from $96.93 yesterday, according to Bloomberg data. 

‘Round the Corner’
“Palm oil should have been falling as the peak production season is round the corner,” Way2Wealth’s Reddy said, referring to a seasonal increase in output in the second half. “The firmness in the soy complex has prevented a selloff.” 

CME Group Inc.’s October-delivery palm oil contract, which is pegged to the Malaysian benchmark price, jumped 0.9 percent to $759.25 a ton yesterday. 

On the Dalian Commodity Exchange, January-delivery palm oil lost as much as 0.3 percent to 6,500 yuan ($959) a ton, while soybean oil fell as much as 0.2 to 7,546 yuan a ton. Source: Bloomberg.

Riset Kim Eng Industri Semen

Semen                                                                   

Merrill Lynch Akumulasi Terus PGAS

Merrill Lynch pada perdagangan Kamis (22/7), memborong 27.807 lot saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di harga rata-rata Rp 4.080. Saham ini sempat menguat di harga Rp 4.125 sebelum ditutup di posisi Rp 4.100.

Dalam dua hari terakhir terlihat ada tren naik PGAS dan mencoba untuk menembus level Rp 2.125.

Selain memborong, Merrill Lynch juga menjual 7.652 lot saham PGAS di harga Rp 4.079.

Broker lain yang aktif memborong PGAS adalah JP Morgan sebanyak 9.098 lot (Rp 4.081) dengan jual hanya 1.856 lot (Rp 4.075).


DBS Vickers Securities memborong 6.600 lot (Rp 4.097) tanpa menjual sama sekali. Bahana Securities ikut beli sebanyak 6.759 lot (Rp 4.077) dengan hanya jual sebanyak 663 lot (Rp 4.066).

Credit Suisse Akumulasi BTN

Credit Suisse terus mengakumulasi saham BTN yang telah mengumumkan kinerja semester I-2010 yang sangat bagus. Pada perdagangan sepanjang Kamis (22/7), Credit Suisse memborong 54 ribu lot di harga Rp 1.815.

Credit Suisse hanya melepas 300 lot saja di harga Rp 1.800. Broker lain yang turut mengikuti jejak Credit Suisse adalah CLSA Indonesia yang membeli 19.126 lot di harga Rp 1.812 dengan melepas hanya 8 lot saja (Rp 1.829).

Phillip Securities membeli 27.782 lot (Rp 1.819) dan menjual 16.272 lot (Rp 1.826), sehingga membukukan net beli 11.510. Phillip memang seringkali melakukan aksi beli-jual dengan mengambil untung 5-10 poin saja.

Harga saham BTN ditutup pada harga Rp 1.870 sekaligus mencetak rekor tertinggi. Saham ini masih murah dilihat dari nilai bukunya dibandingkan bank-bank papan atas seperti Bank Mandiri, BCA, dan Danamon.

ABN AMRO Terus Koleksi BNI

ABN AMRO Asia Securities Indonesia terus memborong saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Aksi beli dilakukan sebanyak 41.380 lot (Rp 2.864) dan hanya menjual 515 lot (Rp 2.875).

Aksi beli oleh ABN AMRO ini membuat harga BNI terus naik dan ditutup pada harga Rp 2.950. Besar kemungkinan saham ini bisa tembus Rp 3.000 dan Rp 3.200-3.300.

CIMB-GK Securities juga memborong 18.384 lot di harga Rp 2.868 dengan hanya menjual 3.224 lot (Rp 2.872).

Deutsche Securities Indonesia membeli 8.569 lot (Rp 2.895) dan menjual 6.018 lot (Rp 2.822). Kemudian Nusadana Capital membeli 5.019 lot (Rp 2.878) dengan melepas 2.485 lot (Rp 2.850).

ABN AMRO Minati Jasa Marga

ABN Amro Asia Securities Indonesia membeli 7.050 lot saham Jasa Marga di harga Rp 2.175 tanpa menjual sama sekali. Saham ini tadi pagi sempat break posisi Rp 2.200 kemudian berlanjut ke harga Rp 2.250.


Urutan kedua broker yang meminati Jasa Marga adalah Nusadana Capital Indonesia yang memborong 5.724 lot di harga Rp 2.220 dan menjual 1.131 lot (Rp 2.198).


 

4 Broker Borong Bank Jabar

Empat broker tercatat masih memborong saham Bank Jabar tanpa melakukan aksi jual satu lot pun. Keempat broker itu adalah Credit Suisse yang memborong 32 ribu lot di harga Rp 1.118, kemudian CLSA Indonesia 10 ribu lot (Rp 1.078), dan JP Morgan Securities Indonesia 5.003 lot (Rp 1.126).

Sementara itu, broker CIMB-GK Securities membeli sebanyak 130.025 lot di harga rata-rata Rp 1.115 dan menjual 63.032 lot (Rp 1.111), sehingga membukukan net beli 66.993 lot.

Urutan ketiga broker teraktif memborong setelah CIMB, Credit Suisse, adalah Valbury Asia Securities sebanyak 21.941 lot di harga rata-rata Rp 1.124 dan menjual 10.438 lot (Rp 1.118).

Kemudian Harita Kencana Securities memborong 10.194 lot (Rp 1.115) dengan hanya menjual 50 lot (Rp 1.130). Hingga Kamis sore, harga saham Bank Jabar ditutup pada harga Rp 1.140.

 

Gunawan Dianjaya Steel Cetak Laba Rp 119,08 Miliar

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mencetak laba bersih Rp 119,087 miliar hingga semester-I 2010, membaik dari tahun lalu yang mencatat rugi besih Rp 209,213 miliar. Perolehan laba didukung oleh peningkatan penjualan 7,57%.

Demikian disampaikan dalam laporan keuangan unaudited perseroran hingga semester-I 2010, di Jakarta Kamis (22/7).

Penjualan bersih perseroan tercata tumbuh 7,57% menjadi Rp 893,448 miliar dari posisi yang sama tahun sebelumnya, Rp 830,559 miliar. Beban pokok penjualan menurun 35,9% dari Rp 1,109 trilun menjadi Rp 711,075 miliar.

Hal ini menyebabkan, perseroan berhasil membukukan laba kotor Rp 182,373 miliar. Periode yang sama tahun lalu, GDST mencatat rugi kotor Rp 278,879 miliar.

Dengan total beban usaha mencapai Rp 45,503 miliar, maka laba usaha perseroan mencapai Rp 136,869 miliar. Ini lebih baik dari posisi tahun lalu, yang mengalami rugi Rp 318,68 miliar.

Penghasilan lain-lain GDST mengalami penurunan 73,18% dari Rp 28,912 miliar menjadi Rp 7,754 miliar. Maka, laba sebelum pajak sampai akhir Juni 2010 mencapai Rp 144,624 miliar atau membaik dari posisi sebelumnya rugi Rp 289,767 miliar.

Usai terpangkas beban pajak Rp 42,34 miliar, maka laba sebelum pos luar biasa menjadi Rp 102,283 miliar, naik dari periode tahun lalu, rugi Rp 218,146 miliar.

Laba bersih pun menjadi Rp 119,087 miliar. Membaik dari posisi tahun lalu yang tercatat rugi besih Rp 209,213 miliar, dengan laba per saham Rp 14,5.

Mandiri Will Announce Performance on Friday

Indonesian largest bank, PT Bank Mandiri Tbk will annouce their performance on Friday, 23 July 2010, at 16.00-17.00 WIB.
Prepare for strong result....
 

Indonesia's Bukit Asam sees 2010 FY rev at 9 trln rph

JAKARTA - PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA.JK), an Indonesian state coal miner, said on Thursday it expects full year revenue of about 9 trillion rupiah ($992.8 million), in line with last year's 8.95 trillion rupiah. ($1=9065 Rupiah). Source: Reuters

Amazing Movement BJBR and YU

Amazing movement atau pergerakan sangat elegan ditunjukkan saham BJBR dan broker YU atau CIMB GK Securities Indonesia. Jika pada pagi hari hingga pukul 10.00 WIB, broker YU masih doyan menjual dengan net selling sekitar 4 ribuan (beli 25 ribuan lot), kini satu jam kemudian berbalik menjadi pemborong terbesar, yakni 101.153 lot di harga Rp 1.112/saham.

Broker YU hanya menjual 27.028 lot sehingga mengantungi pembelian bersih 74.125 lot.

Urutan kedua ditempatin Deutsche Securities sebanyak 28.567 lot dengan harga rata-rata Rp 1.103 dan menjual 11.200 lot di harga Rp 1.128/saham.

Broker ketiga CLSA Indonesia beli 10 ribu lot di harga Rp 1.078 tanpa menjual sama sekali.

YU Penjamin Emisi

Uniknya, YU adalah salah satu dari penjamin emisi Bank Jabar, selain Bahana Sekuritas. Jadi, ada dua motif kenapa YU memborong saham Bank Jabar. Pertama, nasabah YU sudah habis menjual saham yang diperolehnya ketika IPO. Kedua, YU mengetahui kinerja Bank Jabar pada semester I ini.
     Presiden Direktur CIMB Securities Indonesia Bernard Thiem, di Jakarta, 7 Juli 2010, mengatakan, pesanan saham IPO Bank Jabar telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak lima kali.
     "Banyak permintaan dari (investor) Amerika Serikat dan Eropa," kata  Bernard.
     Ia menambahkan, permintaan tersebut kebanyakan dari investor institusi. Hal yang sama juga terjadi pada permintaan investor lokal.












































Riset Reliance: Prospek Bursa Semester II

Outlook h2 2010 Reliance                                                                                                                                   

Riset Trimegah 22 Juli 2010

TRIMEGAH 22 JULI                                                                                                                                   

Rekomendasi HD Capital Kamis (22/7)

BUY: (PTBA, BBKP, ASII, BTEL, BUMI)
  • Sentimen positif dari regional & laporan keuangan emitten 2H 2010 membantu IHSG menutup di all time high 3K, sehingga diperkirakan penguatan akan berlanjut di "un-charted territory".
  • Saham B7 seperti BUMI & BTEL sudah mulai bangkit lagi karena investor kembali melihat ke sisi fundamental saham itu sendiri versus imbas sentiment dari kasus Bank Capital.
  • IHSG close (21-07) 3.013.401(+17.760/+0.60%) (Val.Rp.3.2T)
  • Support: 2.994-2.950-2.880, Resistance: 3.050-3.100
 
Stock picks:
 
1.    Bukit Asam (PTBA): (BUY) (Target: Rp.17.300) (close 21/07 Rp.16.600)
  • Kontrak batubara senilai Rp1.85m dengan PLN yang ditetapkan lebih tinggi 8.6% dari kontrak tahun lalu dapat menopang sentimen positif untuk PTBA.
  • Kelihatannya pasar belum sepenuhnya priced in factor perhitungan valuasi cadangan batubara kedepan pasca rampungnya proyek rel kereta api di 2013.
  • Entry: (1) Rp.16.450, Entry (2) Rp.16.150, Cut loss point: Rp.15.750
 
 
 
2.    Bank Bukopin (BBKP) (BUY): (Target: Rp.710) (Close 21/07 Rp.620)
  • Secara valuasi PBV/PER09 masih jauh dibawah pemain mikro segmen lainnya seperti BJBR, BBRI, BBTN & SDRA sehingga ada potensi upside adjustment di harga yang sudah lumayan terkoreksi selama beberapa pekan ini.
  • Entry (1) Rp.620, (2) Rp.590, Cut loss point: Rp.570
 
 
3.   Astra International (ASII) (BUY): (Target: Rp.53.100) (close 21/07 Rp.49.850)
  • Hasil penjualan mobil Juni yang naik 16% versus bulan lalu & rencana expansi pabrik Honda membawa ASII menutup diatas level psikologis Rp.50.000 sehingga akan mencoba bermain di "un-charted territory".
  • Entry: (1) Rp.49.500, Entry: (2) 48.900, Cut loss point: Rp.48.200
 
 
 
4.    Bakrie Telecom (BTEL): (BUY) (Target: Rp.164-170) (close 21/07 Rp.156)
  • Valuasi PBV09 (1x) yang sangat murah bila disejajarkan dengan perusahaan sejenisnya seperti TLKM yang mempunyai PBV09 (4x) melebihi factor sentiment negative dari kasus bank capital sehingga rekomen akumulasi untuk percobaan menutup price gap atas di Rp.164.
  • Entry: (1) Rp.154, Entry (2) Rp.151, Cut loss point: Rp.147
 
 
 
 5.      BUMI Resources (BUMI): (BUY) (Target: Rp.1.850) (close 21/07 Rp.1.730)
  • Penutupan kembali di atas angka psikologis Rp.1.700 menunjukan bahwa investor sudah mulai men-diskon kasus bank capital dan kembali ke fundamental perusahaan sendiri seperti valuasi PBV/PER09 termurah di sektornya & peningkatan penjualan & produksi batubara until 1H 2010
  • Kemungkinan BUMI akan melanjutkan penguatan ke Rp.1.850-1.900 lagi
 
  • Entry: (1) Rp.1.710, Entry (2) Rp.1.660, Cut loss point: Rp.1.620
 
  
 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital