rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, April 25, 2011

Irama Investama Jual 1 Juta Saham Indorama

Pemegang saham mayoritas PT Indorama Synthetics Tbk (INDR), yakni PT Irama Investama menjual 1.078.000 saham INDR yang dimilikinya. Transaksi dilakukan pada 13-18 April 2011 dengan harga jual sebesar Rp 3.164/saham.

Pasca-penjualan tersebut, Irama Investama tercatat masih memiliki 331.261.500 saham INDR atau setara dengan 50,62%. Berdasarkan perhitungan, dengan penjualan saham pada harga Rp 3.164/saham, Irama Investama mengantungi pendapatan Rp 3,41 miliar yang akan dipakai untuk modal kerja.

Berdasarkan data yahoofinance, pada 13 April 2011, harga saham INDR sempat menyentuh Rp 3.200 sebelum ditutup melemah ke posisi Rp 2.975. Kemudian pada 14 April mencapai Rp 3.225 sebelum kembali ditutup pada harga Rp 3.150.

Pada 15 April, harga saham INDR kembali naik ke Rp 3.350 sebelum ditutup pada harga Rp 3.225. Keesokan harinya harga saham INDR naik ke posisi Rp 3.300 sebelum ditutup melemah ke Rp 3.175.


Namun, setelah Indorama melepas sahamnya pada 18 April, harga saham INDR masih naik. Terakhir, pada 21 April sempat menyentuh Rp 3.600 sebelum ditutup pada harga Rp 3.550.





2010, Indah Kiat dan Tjiwi Kimia Bukukan Kenaikan Laba Signifikan

Dua emiten Sinarmas Grup yang bergerak di bidang kertas, yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menunjukkan kinerja cukup baik sepanjang 2010. Kedua emiten ini berhasil membukukan kenaikan laba bersih cukup signifikan.

Pada 2010, INKP membukukan laba bersih US$ 13,03 juta dari posisi rugi US$ 158,5 juta tahun 2009. Hal ini terjadi berkat kontribusi penjualan bersih yang meningkat 41,2% menjadi US$ 2,5 miliar dari tahun sebelumnya US$ 1,77 miliar. Perseroan juga berhasil mencetak laba usaha sebesar US$ 190,7 juta dari tahun sebelumnya yang merugi senilai US$ 4,35 juta.

INKP juga berhasil mengurangi beban lain-lain menjadi US$ 117,37 juta dari tahun sebelumnya US$ 118,996 juta. Sedangkan jumlah aset perseroan naik tipis sebesar 1,91% dari tahun sebelumnya US$ 5,814 miliar menjadi US$ 5,925 miliar.
Sementara itu, TKIM berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 47,12% dari 2009 sebesar US$ 31,65 juta menjadi US$ 46,57 juta.Kenaikan laba bersih ini didukung pertumbuhan penjualan bersih perseroan sebesar 13,8% menjadi US$ 1,34 miliar dibanding tahun 2009 senilai US$ 1,17 miliar.

Tjiwi Kimia juga berhasil menekan kerugian beban lain-lain menjadi US$ 16,965 juta dari tahun sebelumnya US$ 47,42 juta. Kerugian akibat beban pajak penghasilan juga berhasil disusutkan menjadi US$ 15,485 juta dibanding tahun sebelumnya senilai US$ 40,9 juta. Sedangkan jumlah aset perusahaan pada akhir tahun lalu tercatat menurun menjadi US$ 2,33 miliar dari sebelumnya US$ 2,358 miliar.
Mengomentari kinerja INKP dan TKIM ini, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang memprediksi, pendapatan INKP tahun ini bisa mencapai US$ 2,68 miliar, laba operasi US$ 266,1 juta dan laba bersih US$ 76,45 juta. Sedangkan TKIM diproyeksikan memperoleh pendapatan US$ 1,47 miliar, dengan laba operasional US$ 148,7 juta dan laba bersih US$ 112,93 juta. 

Rekomendasi HD Capital, 25 April 2011

Berikut rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Senin, 25 April 2011.
BUY:  BBRI, UNSP, CMNP, KRAS
  • IHSG berhasil menutup di atas resistance all time 3.789 namun sudah memasuki daerah jenuh beli (overbought) sehingga bila terjadi profit taking dapat digunakan sebagai kesempatan akumulasi untuk meneruskan tren naik.
  • IHSG close (21-04) 3.801.08 (+6.32/+0.17%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.770-3.730-3.680, Resistance:3.850-3.930-4.000

Stock picks:
1.   Bakrie Sumatra (UNSP): (BUY) (Target: Rp 385) (close 21/04 Rp 365)
  • Peningkatan profit dalam laporan keuangan 2011 akibat beberapa aksi korporasi dan konsolidasi laba yang cukup besar hingga menurunkan PER dari 20x ke 6x membuat pelaku pasar optimis terhadap kinerja Q1 2011 yang belum keluar.
  • Entry: (1) Rp 360, Entry (2) Rp 355, Cut loss point: Rp 345

2.   Bank BRI (BBRI) (BUY): (Target: Rp 6.850)(Close 21/04 Rp 6.500)
  • Bila koreksi masih berlanjut ke gap bawah yang belum tertutup (Rp 6.350-6.300), rekomen akumulasi karena dengan valuasi 2011 PER 14x, masih jauh lebih murah dari bank pemerintah big cap lainnya seperti BBNI dan BMRI yang bermain di 2011 PER 17.
  • Entry: (1) Rp 6.350, Entry (2) 6.150, Cut loss point: Rp 6.050


3.   Citra Marga (CMNP) (BUY): (Target: Rp 1.250) (Close 21/04 Rp 1.130)
  • Pasca koreksi selama sepekan, rekomen akumulasi kembali pemain jalan tol Jakarta dalam sektor infrastructure ini mempunyai profitabilitas dan valuasi yang jauh lebih untung dan murah daripada Jasa Marga (JSMR) sehingga potensi terjadi upside adjustment dari proyeksi earnings untuk 2011 & 2012.
  • Peningkatan penjualan mobil di Q1 terakhir juga positif untuk pendapatan tol kedepan karena konsentrasi kendaraan paling padat di Jakarta.
  • Entry: (1) Rp 1.130, Entry: (2) Rp 1.110, Cut loss point: Rp 1.100

4.    Krakatau Steel (KRAS): (BUY) (Target: Rp 1.250) (Close 21/04 Rp 1.180)
  • Naiknya harga komoditas minyak dan derivatifnya terutama batubara (harga rata2 batubara untuk Q1 sekitar $120/ton diatas forecast $108/ton) yang dipakai untuk memproduksi baja menopang tren positif harga baja kedepan yang positif untuk emitten Krakatau Steel, produsen baja terbesar di Indonesia.
  • Entry: (1) Rp 1.170, Entry (2) Rp 1.150, Cut loss point: Rp 1.120




Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)