rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, February 21, 2011

BCA Revisi Laba Bersih 2010 Jadi Rp 8,3 Triliun

Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merevisi laporan publikasi bulanannya ke Bank Indonesia. Kesalahan terletak pada angka laba bersih 2010 sebesar Rp 7,3 triliun, padahal semestinya Rp 8,3 triliun.
Dengan perolehan laba bersih Rp 8,3 triliun, laba bersih BCA tercatat naik 22,05% dibandingkan pencapaian 2009 sebesar Rp 6,8 triliun.

Semula dalam laporan yang dipublikasikan BI pagi tadi, laba BCA tercantum sebesar Rp 7,3 triliun. Namun sore ini, BI sudah mengoreksi laba BCA menjadi Rp 8,3 triliun, setelah manajemen BCA melakukan koreksi. Untuk pos-pos pendapatan lainnya tidak ada perubahan.

Laba bersih ini didorong oleh pendapatan bunga bersih sepanjang 2010 yang mencapai Rp 13,48 triliun. Hasil pengurangan pendapatan bunga sebesar Rp 20,55 triliun dengan beban bunga Rp 7,07 triliun.

Selain itu, laba bersih BCA juga terbantu dari pendapatan operasional BCA di luar bunga yang cukup tinggi sepanjang 2010 yakni Rp 8,25 triliun. Ini didapat antara lain dari keuntungan jualan surat berharga Rp 1,7 triliun, dan dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi Rp 4,5 triliun.

Di sisi lain, BCA juga membukukan beban operasional di luar bunga sebesar Rp 11,42 triliun, dengan Rp 4,2 triliun di antaranya untuk tenaga kerja.

Astra Int'l to spend $1.3-$1.4 bln for capex in 2011

Indonesia's largest automotive distributor PT Astra International will spend $1.3-$1.4 billion for capital expenditure in 2011, up from $900 million last year, said President Director Prijono Sugiarto on Monday.

He said the firm expects sales growth will be 5-10 percent this year, with car sales at 800,000 units in 2011.

It aims to expand in palm oil, coal and infrastructure, he added.Source: Reuters

BCA Q4 2010 net profit slides 29 pct

* BCA's FY 2010 net profit at 7.3 trln rph-cbank
* BCA's FY 2010 net interest income at 13.48 trln rph
* BCA's Q4 2010 net profit down 29 pct to 1.23 trln rph

PT Bank Central Asia, Indonesia's biggest lender by market value, saw 2010 fourth quarter net profit slide 29 percent as net interest income dropped and competition for consumer loans grew. 

Indonesia's banking sector is expected to profit from loan growth of more than 20 percent this year in Southeast Asia's biggest economy, but disappointing fourth quarter results by some lenders underscore investor concerns that a rally in banking stocks has been overdone. 

BCA, controlled by one of the nation's wealthiest business empires Djarum Group, earned 1.23 trillion rupiah ($138.9 million) in the fourth quarter, versus 1.72 trillion in the period a year earlier, based on a Reuters calculation from a full year figure. 

"The result is disappointing," said Ikhsan Binarto, an analyst at Indopremier Securities in Jakarta. "But I think BCA will gain momentum this year as the central bank is starting to increase the interest rate." 

BCA said last year it expected loan growth of about 20 percent in 2011. 

The bank's full year profit was up 7.4 percent to 7.3 trillion rupiah, according to an unaudited financial report on the central bank's website on Monday. This missed expectations by 22 analysts polled by Thomson Reuters I/B/E/S for full-year 2010 net profit of 8.13 trillion rupiah. 

The bank's full year net interest income was down 10 percent to 13.48 trillion rupiah.
Indonesia's economy beat expectations in the fourth quarter to grow 6.9 percent from a year ago, the fastest pace in six years, though investors took profits in January from last year's 46 percent rally in the benchmark stock index on worries over building inflation and high valuations. 

BCA shares were up 1.6 percent by 0650 GMT on Monday, but have slipped 2 percent this year. 

BCA shares fell 4.5 percent in the fourth quarter, outperforming a near 10 percent drop for the biggest state lender Bank Mandiri in the same period, but lagging an index rally. 

Mandiri posted a 14 percent slump in fourth quarter 2010 net profit, as higher provisioning may have squeezed earnings, according to Reuters calculations based on government figures. ($1 = 8857.5 Rupiah). Source: Reuters

BCA 2010 net profit up 7.4 pct, misses forecast

PT Bank Central Asia , Indonesia's biggest lender by market value, saw 2010 net profit up 7.4 percent, according to an unaudited financial report on the central bank's website on Monday.

BCA, controlled by one of the nation's wealthiest business empires, Djarum Group, earned 7.3 trillion rupiah ($824 million)in 2010. That compared with a net profit of 6.8 trillion rupiah in the year-ago period.

However, the profit missed expectations by 22 analysts polled by Thomson Reuters I/B/E/S for full-year 2010 net profit of 8.13 trillion rupiah.

BCA said last year it expected loan growth of about 20 percent in 2011.

BCA shares fell 4.5 percent in the fourth quarter, outperforming a near 10 percent drop for the biggest state lender Bank Mandiri in the same period, but lagging a 5.8 percent gain in the benchmark Jakarta index . ($1 = 8857.5 Rupiah). Source: Reuters

Indosiar Segera Merger dengan SCTV

Pemilik stasiun Indosiar, yakni Grup Salim akhirnya memutuskan untuk menggabungkan usaha PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) dengan  PT Surya Citra Media Tbk (SCTV) yang merupakan anak usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

Pengumuman rencana itu disampaikan oleh Direktur Utama Indosiar Handoko dalam keterbukaannya informasinya kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (21/2). Menurut Handoko, rencana merger Indosiar dengan SCTV telah diputuskan dan disetujui oleh dewan komisaris IDKM pada 18 Februari 2011.

"Dewan Komisaris perseroan pada rapat dewan komisaris Jumat 18 Februari 2011 sebagaimana tertuang dalam berita acara rapat dewan komisaris No.01/IKM-BOC/II/2011 mendukung rencana merger tersebut sepanjang dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tutur Handoko.

Namun, Handoko belum memaparkan bagaimana skema merger tersebut, apakah dengan melakukan tukar saham atau saham IDKM dibeli oleh SCTV atau EMTK. Sebelumnya, beredar berita bahwa pemilik TV5 Filipina ingin mengakuisisi Indosiar. TV5 sebetulnya juga dimiliki oleh Grup Salim. Indosiar juga sempat diminati oleh Chairul Tanjung, pemilik Trans TV dan Trans Tujuh. Namun minat Chairul Tanjung itu terganjal oleh ketidaksepakatan harga dan keengganan pemilik Indosiar untuk menjual sahamnya. 

Ace Hardware Buka Gerai Terbesar di Alam Sutera

Pusat penyediaan perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup, Ace Hardware, membuka gerai terbesar di Indonesia seluas 15.000 m2 di Alam Sutera, Tangerang, dengan investasi sekitar Rp 100 miliar.

"Untuk pembukaan gerai baru itu investasi kami sekitar Rp 100 miliar, kami harapkan penjualannya juga minimal sebesar itu supaya cepat kembali, jangan merugi. Selama ini semua gerai Ace selalu untung," kata Komisaris PT ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) Tjiptono Darmadji melalui siaran pers di Jakarta, Minggu.

Gerai terbesar yang dibuka pada Jumat (18/2) itu menyediakan 75 ribu jenis produk perlengkapan rumah tangga. Berbeda dengan gerai-gerai yang sudah ada, jarak antar rak dibuat lebih lebar.

Tjiptono menargetkan penjualan gerai Ace Hardware terbesar itu mencapai 5% dari total penjualan 46 gerai di Indonesia, dengan target penjualan sebesar Rp 2 triliun tahun ini. Pada 2010, penjualan Ace Hardware diperkirakan menyentuh angka Rp 1,67 triliun.

Ia optimistis gerai baru di Alam Sutera itu bisa menyumbang penjualan hingga Rp 200 miliar. "Ace di Artha Gading (Jakarta Utara) saja bisa mendapat penjualan Rp10 miliar per bulan, minimal di sini (gerai di Alam Sutera) Rp 200 miliar," katanya.

Tjiptono mengatakan pihaknya juga akan menambah gerai baru hingga mencapai 100 toko dalam 8 - 10 tahun ke depan. Jumlah itu sama dengan tambahan 54 gerai dari total 46 gerai saat ini.

Pada 2011 PT Ace Hardware Indonesia Tbk, lanjut dia, berencana membuka enam gerai baru dengan total luas area sebesar 29.000 m2, di Jakarta, Surabaya, Solo, Manado dan Makassar. "Salah satu tokok tersebut adalah gerai Ace Hardware terbesar di Alam Sutera," katanya.

Lebih jauh Tjiptono mengatakan ekspansi gerai yang dilakukan Ace Hardware juga sejalan dengan rencana pengembangan gerai ritel furniture di bawah PT Home Center Indonesia yang merupakan bagian dari PT Kawan Lama Sejahtera, sebagai pemegang saham terbesar Ace Hardware.

Pihaknya menargetkan penambahan enam gerai baru untuk ritel furniture dengan merek Informa itu dilakukan sepanjang tahun ini. "Luasan gerai Informa biasanya dua kali lipat dari Ace. Kira-kira total luas gerai baru (Informa) sekitar 50.000m2 untuk tahun ini," kata Tjiptono.

Rekomendasi HD Capital, 21 Februari 2011

Berikut rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Senin, 21 Februari 2011. Rekomendasi beli untuk saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Adaro Energy (ADRO).

BUY:  TLKM, INDF, PTBA, ADRO,
  • Penutupan IHSG di atas level psikologis 3.500 confirm bahwa down-trend channel sudah break dan arah selanjutnya adalah mengetes resistance berikutnya di 3.550-3.600
  • Beberapa emiten sector consumer dengan valuasi menarik di bawah PER 15x, dan batubara dimana analis optimistis akan terjadi earnings upgrade patut dilirik.
  • IHSG close (18-02) 3.501.50 (+67.12/+1.95%) (Val.Rp.4.2T)
  • Support: 3.440-3.370-3.310, Resistance: 3.550-3.650

Stock picks:

1.    Telekomunikasi Indonesia (TLKM): (BUY) (Target: Rp 7.800) (close 18/02 Rp 7.450)
  • Valuasi PER 2011F 10x/PBV 2.5x dan EBITDA margin di atas 55% (tertinggi di sektornya dengan posisi kedua dipegang oleh Excelcomindo) membuat saham yang sudah lama terjebak dalam pola konsolidasi menarik untuk diakumulasi dengan skenario antisipasi breakout ke Rp 7.800.
  • Entry: (1) Rp 7.450, Entry (2) Rp 7.350, Cut loss point: Rp 7.200

3.   Indofood (INDF) (BUY): (Target: Rp 4.900)(Close 14/01 Rp 4.725)
  • Kenaikan harga komoditas gandum sepanjang 2010 tidak berdampak signifikan ke pertumbuhan laba seperti ditakutkan banyak orang
  • Potensi kenaikan harga mie instan sebesar 5-10% (Rp.25-50) di tahun ini belum priced in
  • Kenaikan sebesar 0.5% atau 1% pada harga jual mie berdampak pada kenaikan pendapatan perusahaan hingga 4 -8%
  • Skenario ini membuat profit 2011 dapat naik 20% dengan kenaikan jual harga mie Rp 25 dan 80% untuk kenaikan Rp 50.
  • Entry: (1) Rp 4.700, Entry (2) 4.600, Cut loss point: Rp 4.450

3.   ADRO Energy (ADRO) (BUY): (Target: Rp 2.600) (Close 18/02 Rp 2.425)
  • Keberhasilan kembali ditutup di atas level Rp 2.400 (price gap lama) menandakan akan ada pergerakan untuk mencoba mengetes down-trend-line lama di Rp 2.550 sehingga dapat terjadi perubahan tren kearah positif untuk jangka pendek.
  • Adjustment ke ASP (harga rata2 penjualan batubara) yang baru di awal 2011 dapat menaikkan proyeksi laba analis sehingga menurunkan valuasi PER/PBV 2011F yang masih tinggi (di atas 15x)
  • Entry: (1) Rp 2.425, Entry: (2) Rp 2.350, Cut loss point: Rp 2.275

4.    Perusahaan Bukit Asam (PTBA): (BUY) (Target: Rp 21.400) (Close 18/02 Rp 19.650)
  • Beberapa katalis seperti proyek rel kereta api dua jalur yang diperkirakan rampung sebagian di 2012 sehingga produksi bisa naik 2 kali lipat, dan kenaikan harga jual batubara akibat kenaikan ASP (average selling price) masih berjalan untuk mengembalikan emiten ini di atas level psikologis Rp 20.000.
  • Entry: (1) Rp 19.600, Entry (2) Rp 19.300, Cut loss point: Rp 18.700


Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)