rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Tuesday, September 13, 2011

Rekomendasi HD Capital, 13 September 2011

Berikut rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Selasa, 13 September 2011.
BUY:BMRI, ASII, BBRI, ELTY
  • Bila masih terjadi penekanan di IHSG bisa dijadikan sebagai kesempatan akumulasi melihat secara fundamental dan makro ekonomi tidak banyak yang berubah.
  • IHSG close (12-09) 3.896.633(-102.380/-2.56%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.890-3.750-3.650, Resistance: 4.020-4.125-4.200
Stock picks:
1.     Bank Mandiri  (BMRI) (BUY) (Target. Rp 7.150) (Close 12/09 Rp 6.900)
  • Bila masih terjadi penekanan di emiten bank pemerintah big cap ini bisa dijadikan untuk kesempatan mengikuti potensi rebound mengisi price gap atas di Rp 7.100-7.150 yang belum tertutup.
  • Entry(1) Rp 6.850, Entry (2) Rp 6.700, Cut-loss point: Rp 6.550
 
2.    Astra International (ASII) (BUY): (Target: Rp 70.300) (Close 12/09 Rp 69.400)
  • Koreksi jangka pendek dari posisi overbought yang disebabkan oleh sell signal dari daily stochastic 5 harian dapat mengakibatkan penurunan lagi namun bisa dijadikan kesempatan akumulasi melihat secara fundamental masih on track dengan kondisi suku bunga tetap kondusif untuk permintaan kredit mobil.
  • Entry (1) Rp 68.500, Entry (2) Rp 67.900, Cutloss point: Rp 67.000

3.    Bakrieland Development (ELTY) (BUY): (Target: Rp 143) (Close 13/09 Rp 139)
  • Posisi emiten dengan landbank terbesar di sektornya pasca aquisisi Bukit Jonggol tahun lalu dapat diuntungkan dari imbas sentimen positif kenaikan harga tanah dalam kota Jakarta yang naik 25% sehingga diperkirakan harga tanah luar jakarta juga naik.
  • Entry: (1) Rp 135, Entry (2) Rp 132, Cut loss point: Rp 129

4.   Bank BRI (BBRI) (BUY): (Target: Rp 6.900) (Close 12/09 Rp 6.600) 
  • Emiten bank big cap pemerintah pemain mikro UKM juga memiliki posisi grafik harian yang serupa dengan Bank Mandiri, dimana akan terjadi penutupan price gap atas yang terbentuk kemarin di Rp 6.850-6.900.
  • Entry: (1) Rp 6.500, Entry (2) Rp 6.350, Cut loss point: Rp 6.250
 


Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 13 September 2011

Berikut rekomendasi beberapa sekuritas untuk perdagangan Selasa, 13 September 2011.
1. E-Trading Securities
IHSG kemarin anjlok 102 poin (-2,56%) ke level 3.896,12 yang ditandai dengan penurunan seluruh sektor. Asing membukukan net selling Rp 283 miliar. Secara teknikal, IHSG terkoreksi dengan candlestick membentuk bearish marubozu, sementara stochastic membentuk deathcross dengan RSI yang bergerak downtrend. Hari ini, indeks diperkirakan melanjutkan koreksi di kisaran 3.835-3.936. Cermati GZCO, LSIP, dan BUVA.

2. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan Selasa (13/9), secara teknikal, indeks cenderung bergerak melemah pada kisaran 3.852-3.969. Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain KLBF, ASRI, ICBP, BUMI.
3. Sucorinvest Central Gani
IHSG hari ini diperkirakan melemah berfluktuasi pada kisaran 3.854-3.921. Ini terlihat dari beberapa indikator teknikal. Kemarin, indeks anjlok ke bawah level 3.900, seiring penurunan bursa global akibat kekhawatiran gagal bayar obligasi Yunani dan ketegangan di Timur Tengah. Sell ANTM, BBNI, ITMG, JSMR, SMGR, SMCB, dan UNTR.
4. Infovesta Utama
IHSG hari ini diperkirakan masih akan terkoreksi, melanjutkan pelemahan kemarin. Pergerakannya di kisaran level support 3.825 dan resistance 3.950. Buy on weakness BMRI, BBRI, ICBP, BUMI, dan PGAS.

Ekspor Timah Diperkirakan Stagnan Sampai Akhir Tahun 2011

Ekspor timah batangan diperkirakan masih stagnan pada kisaran 8.000 ton per bulan hingga akhir 2011 karena pergerakan permintaan akan komoditas tersebut cenderung tidak berubah.

"Kalau nanti harga timah bisa kembali naik sampai US$ 26 ribu per ton pun, volume ekspor tidak akan lebih banyak dari September ini. Saya lihat tipis kemungkinan ekspor timah akan naik karena November-Desember permintaan biasanya sepi, banyak industri yang tidak terlalu aktif pada akhir tahun," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Timah Indonesia Rudi Irawan ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Selama Agustus 2011, menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor timah batangan tercatat 8.559,61 ton dengan nilai US$ 197,74 juta atau turun dari Juli yang volumenya mencapai 9.316,20 ton dengan nilai US$ 223,34 juta.

Menurut Rudi, penurunan realisasi ekspor timah batangan selama kurun waktu itu terjadi karena harga komoditas tersebut di pasar internasional menurun sehingga eksportir memilih untuk menahan kegiatan ekspor hingga harga membaik.

Harga rata-rata timah batangan di pasar internasional yang tercatat pernah mencapai US$ 32.347 per ton pada April 2011 cenderung menurun hingga menjadi US$ 25.519 per ton pada Juni dan kemudian naik lagi menjadi US$ 27.396 per ton pada Juli.

"Selama Agustus harga timah turun, berada pada kisaran US$ 23.000 per ton hingga US$ 24.000 per ton," kata dia.

Pada September pun harga timah di pasar internasional tidak banyak berubah. Sebagai gambaran, pada Jumat (9/9) harga timah di London Metal Exchange tercatat sebesar US$ 24.480 per ton.

Selama Agustus 2011, ekspor timah batangan paling banyak masih ditujukan ke Singapura yakni sebanyak 7.065,80 ton (US$ 162,65 juta), kemudian Malaysia sebanyak 759,90 ton (US$ 17,83 juta) dan Jepang sebanyak 278,12 ton (US$ 6,42 juta).

Alih Pasar

Meskipun secara keseluruhan turun, namun selama kurun waktu itu ekspor timah batangan Indonesia ke beberapa negara seperti Jepang dan Belanda justru terlihat naik dibanding bulan sebelumnya.

"Mereka rata-rata mengalihkan pasar ke negara-negara Eropa dan Jepang supaya bisa mendapat harga premium. Selisih harganya bisa sampai US$ 500 per ton. Kalau di negara seperti Singapura dan Malaysia eksportir biasanya mendapat potongan sampai US$ 400 per ton, di Jepang dan negara-negara Eropa mereka justru mendapat tambahan sebesar itu," katanya.

Ekspor timah batangan ke Jepang yang selama Juli 2011 tercatat sebanyak 101,12 ton (US$ 2,74 juta) memang meningkat signifikan menjadi 278,12 ton (US$ 6,42 juta) pada bulan berikutnya.

Ekspor komoditas tersebut ke Belanda juga naik dari 50,61 ton (US$ 1,33 juta) pada Juli 2011 menjadi 76,21 ton (US$ 1,68 juta) pada Agustus 2011.

Sementara ekspor timah batangan ke negara utama seperti Singapura selama kurun waktu itu tercatat menurun dari 7.755,90 ton menjadi 7.065,80 ton.

Ekspor komoditas tersebut ke Malaysia yang pada Juli 2011 sebanyak 883,78 ton, juga turun menjadi 759,90 ton pada Agustus 2011.

Ekspor Timah Turun Selama Agustus 2011

Realisasi ekspor timah batangan selama periode Agustus 2011 tercatat 8.559,61 ton dengan nilai US$ 197,74 juta, turun dari bulan sebelumnya, demikian data Kementerian Perdagangan Jakarta yang diperoleh Senin, menunjukkan.

Selama Juli 2011, realisasi ekspor timah batangan tercatat 9.316,20 ton dengan nilai US$ 223,34 juta.

Kepala Sub Direktorat Ekspor Produk Pertambangan Toto Rusbianto memperkirakan, penurunan ekspor timah batangan selama Agustus 2011 terjadi karena harga komoditas tersebut di tingkat internasional menurun, sehingga pelaku usaha menahan pengiriman ekspor.

Harga rata-rata timah batangan internasional pernah mencapai US$ 32.347 per ton pada April 2011 kemudian turun menjadi US$ 28.271 per ton pada Mei dan turun lagi menjadi US$ 25.519 per ton pada Juni dan naik lagi menjadi US$ 27.396 dolar AS per ton pada Juli.

Di London Metal Exchange pada 29 Agustus 2011, harga timah tercatat senilai US$ 23.819 per ton, sementara Jumat (9/9), harga timah di London Metal Exchange sebesar US$ 24.480 per ton.

Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor timah batangan pada Agustus 2011 paling banyak masih ditujukan ke Singapura yakni sebanyak 7.065,80 ton dengan nilai US$ 162,65 juta, kemudian Malaysia sebanyak 759,90 ton (US$ 17,83 juta) dan Jepang sebanyak 278,12 ton (US$ 6,42 juta).

Di samping itu, selama Agustus lalu timah batangan Indonesia juga diekspor ke Korea sebanyak 85,82 ton dengan nilai US$ 2,03 juta, Belanda (76,21 ton senilai US$ 1,66 juta) dan Taiwan (74,25 ton dengan nilai US$ 1,83 juta).

Sementara ekspor timah batangan ke India tercatat 49,73 ton (US$ 1,19 juta), Thailand 48,58 ton (US$ 1,18 juta), AS sebanyak 25,50 ton (US$ 702,22 ribu), China 25,44 ton (US$ 559,70 ribu), Turki 25,07 ton (US$ 551,53 ribu), Spanyol 25,03 ton (US$ 550,67 ribu) dan Australia 20,15 ton (US$ 520,95 ribu).