rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Friday, September 17, 2010

BRI Bidik Harga Stock Split Rp 3.000-5.000

PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menginginkan harga saham perseroan usai pemecahan nilai saham (stock split) berada di level Rp 3000-5000. Kepastian rasio stock split akan ditentukan kemudian.

"Insya Allah jadi. Kan sekarang Rp 10.800. Kalau dibagi dua kan masih tinggi. Kita inginkan harga dipatok sekitar maksimum Rp 5000. Antara Rp 3000-5000," kata Direktur Utama BRI Sofyan Basir di Jakarta, Jumat (17/9).

Kepastian pelaksanaan stock split pun, dirinya optimistis tetap terlaksana tahun ini. Perseroan pun sedang mempersiapkan proposal penganjuan pemecahan saham, yang kemudian didaftarkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Tadi (Menteri BUMN) tanggapannya bagus. Pendaftaran nanti setelah surat-surat beres. Keburu, kan 45 hari. Apakah antara 1:2, 1:3, 1:4, lihat harga sahamnya," tambahnya.

Perseroan belum memilih lembaga profesi penunjang, termasuk penjamin emisi (underwriter).

Penawaran Saham IPO Indofood CBP Oversubscribe 9x

Kelebihan permintaan (oversubscribe) saham perdana PT Indofood CBP Sukses Makmur mencapai sembilan kali. Harga perdananya dipatok Rp 5.395 per saham.

Sumber internal PT Mandiri Sekuritas yang ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan, penetapan harga final Indofood CBP adalah Rp 5.395.

"Over sembilan kali, harga Rp 5395," kata sumber tersebut di Jakarta, Kamis (17/9).

Indofood CBP melepas 1.166.191.000 saham atau setara dengan 20% dari total saham perseroan setelah IPO sebanyak 5.830.954.000 saham. Jika mengacu harga terbaru maka perseroan bakal mendapatkan dana sekitar Rp 6,29 triliun.

Dana IPO rencananya akan digunakan untuk melunasi utang, terutama utang perseroan kepada induknya INDF sebesar 70%. Sisanya digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan sebesar 30%.

Bertindak sebagai penjamin emisi IPO adalah PT Kim Eng Securities, PT Credit Suisse Securities Indonesia, PT Deutsche Securities Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas. Source: Detikfinance

Indofood CBP Price Set to IDR 5.395

Indonesia's PT Indofood CBP Sukses Makmur is set to raise 6.29 trillion rupiah ($701 million) from its initial public offering, two sources with direct knowledge of the deal said on Friday.

Indofood CBP, a unit of top noodle maker PT Indofood Sukses Makmur (INDF), priced the shares at 5,395 rupiah a share, close to the top end of the 4,300-5,500 rupiah pricing range, the sources said. It offered 20 percent of its enlarged capital in the IPO.

That values the company at about $3.48 billion and about 19 times its 2011 earnings, based on Reuters calculations.

Consumer stocks are among the most popular in Indonesia, reflecting rising incomes in an economy driven by strong domestic demand.

The initial public offering would be the biggest IPO by an Indonesian company in two years, since coal miner PT Adaro Energy (ADRO) raised $1.3 billion in 2008.

Investors have snapped up Indonesian stocks and bonds over the past 18 months, attracted by strong economic growth fuelled by domestic demand and commodities exports. ($1=8973 Rupiah). Source: Reuters

Indonesian Policy Makers Must Be Proactive as Growth Accelerates, IMF Says

Bank Indonesia should signal a greater readiness to boost borrowing costs amid signs of acceleration in the economy, the third-strongest among Group of 20 nations last year, the International Monetary Fund said. 

“I think they’ll need to be more proactive going forward on monetary policy,” Thomas Rumbaugh, division chief at the IMF’s Asia & Pacific Department, said in a conference call today. “We believe there needs to be a stronger commitment to reducing inflation and keeping it low.” 

Rumbaugh’s comments come almost two weeks after Indonesia’s newly appointed central bank chief, Governor Darmin Nasution, said he wants to avoid increasing interest rates by using lending and reserve rules for banks to contain inflation and stoke an expansion in Southeast Asia’s largest economy. Gross domestic product growth will accelerate to 6.2 percent next year from 6 percent this year and 4.5 percent in 2009, the IMF said. 

Unlike policy makers in other parts of the region, including India, Malaysia, Thailand, South Korea, New Zealand and Australia, Bank Indonesia has kept its benchmark rate unchanged at a record-low 6.5 percent for more than a year. The rupiah has climbed 4.5 percent against the U.S. dollar this year, less than the ringgit, baht and Singapore dollar. It was little changed at 8,985 per dollar at 9:35 a.m. in Jakarta today. 

President Susilo Bambang Yudhoyono aims to bolster growth, and is targeting an average 6.6 percent annual expansion through the end of his term in 2014. 

Nasution’s View
“As long as we still can manage our monetary variables by other instruments, we will try to avoid changing the interest rate,” Governor Nasution, who took up his post this month, said in an interview in Jakarta on Sept. 6. 

The central bank said this month that lenders will be required to set aside 8 percent of their deposits as primary reserves starting Nov. 1, from 5 percent previously. 

“They may be able to delay a rate increase a little bit longer because of the step they’ve taken on the reserve requirement,” Rumbaugh said. Still, “the direction is clear, and they’re going to have to be proactive in terms of watching market developments.”
Rumbaugh also said capital inflows, as well as stronger credit growth, are “providing a boost to domestic liquidity.” 

Lending rose 10 percent in 2009 and has accelerated to a 19.5 percent pace in the year to July, the IMF said in its so- called Article IV assessment of Indonesia’s economy.

Inflation Pressure
The IMF urged the central bank to “signal its readiness to respond to rising inflationary pressures to anchor inflation expectations within the 4 percent to 6 percent target range.”
Consumer prices are forecast to rise 5.9 percent this year, after gaining 2.8 percent in 2009, the fund said. 

“A proactive policy would also signal Bank Indonesia’s commitment to lower the level and volatility of inflation in line with trading partners,” the fund said. The IMF also “generally cautioned against introducing administrative measures to fuel credit growth.” 

While the fund described as “impressive” the performance of Indonesia’s authorities in guiding the economy through the global financial crisis, including being the only G-20 member with declining government debt in 2009, further fiscal reforms will be “necessary to support sustained high growth.” 

“Specifically, reducing energy subsidies would create additional fiscal space for much needed infrastructure spending and transfer programs for the poor, with little impact on debt sustainability,” the IMF said. 

“Over the medium term, efforts should continue to improve public infrastructure and the business climate,” the fund said. 

Today’s report also “commended” the nation’s moves over the last decade to boost financial stability, as well as recent measures such as the enactment of the Financial System Safety Net Law.Source: Bloomberg

Danamon and BTN Rating Downgrade by Goldman Sachs

Bank Danamon Indonesia (BDMN), the bank owned by Temasek Holdings Pte and Deutsche Bank AG, had its rating cut to "Sell" from "Neutral" by Goldman Sachs Group Inc, which said funding costs will likely start rising in the fourth quarter.

Goldman Sachs also downgraded rating Bank Tabungan Negara (BBTN) from "Buy" to "Neutral"  with same reason about rising cost of fund.


Meanwhile, BankRakyat Indonesia (BBRI) was downgraded to "Hold" from "Buy" at Kim Eng Sekuritas by equity analyst Rahmi Marina. The 12 month target price is IDR 11.400 per share.

CPIN Buy Back Saham Rp 50 Miliar

Produsen ayam terbesar Indonesia, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berencana membeli kembali (buy back) sahamnya dengan anggaran dana Rp 50 miliar. Rencana ini akan dibahas dan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 19 Oktober 2010.

Menurut manajemen, motif aksi pembelian kembali (buy back) saham disebabkan dalam beberapa tahun terakhir, perseroan berhasil meraih pertumbuhan kinerja yang cukup baik terlihat dari peningkatan laba bersih dan pertumbuhan arus kas secara signifikan. Selain itu, tingkat utang (leverage) juga masih rendah.

"Pembelian kembali saham ini akan meningkatkan nilai laba bersih per saham dan imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) serta akan menciptakan struktur permodalan yang lebih efisien, demikian pengumuman manajemen hari ini.

Dana Rp 50 miliar akan dipakai untuk keperluan buy back maksimum sampai 0,21% dari total saham yang beredar atau maksimal berjumlah 7 juta saham. Perseroan sudah menunjuk Mandiri Sekuritas untuk menangani keperluan tersebut.

Riset Aneka Tambang oleh AAA Sekuritas

Riset Aneka Tambang oleh AAA Sekuritas. Perusahaan sekuritas ini tetap mempertahankan target harga ANTAM sebesar Rp 2.800, meski diperdagangkan premium (lebih mahal) ketimbang INCO.

AAA Sekuritas menilai ekselen kinerja ANTM pada semester I-2010, dengan laba bersih naik 238% year on year dan 175% dari kuartal dua ke kuartal tiga menjadi Rp 756,3 miliar. Marjin kotor dari ferronickel telah pulih kembali mencapai 43%. Dengan kondisi ini, target laba bersih sebesar Rp 1,24 triliun dinilai AAA Sekuritas dapat dengan mudah tercapai. 

Riset Aneka Tambang oleh AAA Sekuritas                                                                                                                                   

Memo Kim Eng Sekuritas, 16 September 2010

Memo Kim Eng Sekuritas mengulas pernyataan Dirut BRI yang tetap tertarik untuk mengakuisisi Bank Bukopin. Rekomendasi Kim Eng tetap Hold saham BRI dengan target harga Rp 11.400/saham. Meski Kim Eng tidak yakin BRI akan merealisasikan niatnya untuk mengakuisisi Bukopin dan hanya fokus menuntaskan akuisisi Bank Agroniaga dalam jangka pendek ini.

United Tractors yang terlibat dalam proyek pembangkit listrik. Target harga UNTR adalah Rp 22.600 dan tetap direkomendasikan Hold.

KIM ENG                                                                                                                                   

CMNP Yakin Capai Target Meski Volume Kendaraan Turun

Sepinya lalu lintas dalam kota selama Ramadhan dan Lebaran tidak menyurutkan optimisme manajemen PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP). Perseroan yang bergerak di bisnis jalan tol dalam kota ini tetap yakin target pendapatan akhir tahun ini sekitar Rp700 miliar dapat tercapai, meski volume kendaraan yang melintas selama Lebaran turun.

Sekretaris Perusahaan CMNP Hudaya Arryanto mengatakan trafik jalan tol dalam kota Jakarta yang dioperasikan perseroan selama Ramadan turun sekitar 10% dibandingkan dengan volume rata-rata pada hari biasa.

Hingga semester I/2010, rata-rata jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan tol CMNP meningkat hingga mencapai 23.000 per hari, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya 12.000 per hari.

"Selama Ramadan turun 10%, sedangkan antara H-3 hingga H+3 trafik pelayanan selama Lebaran tahun ini turun hingga 45% dibandingkan dengan hari biasa," ujarnya.

Adapun, target pendapatan tahun ini, ditetapkan lebih tinggi sekitar 14% dari jumlah pendapatan perseroan pada 2009.

Jalan tol dalam kota Jakarta yang dikelola CMNP di antaranya ruas Cawang-Tanjung Priok, Tanjung Priok-Jembatan Tiga dengan masa konsesi keduanya hingga 2023. Adapun, ruas jalan tol luar Jakarta yang dikelola perseroan yakni Waru-Djuanda Surabaya.

Berdasarkan laporan kinerja keuangan, pada semester pertama tahun ini, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 399,49 miliar, melonjak dibandingkan dengan semester I 2009 sebesar Rp 30,95 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut ditopang keberhasilan perseroan meraup pendapatan senilai Rp 365,7 miliar, naik 25,68% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak Rp 290,97 miliar.

Mengacu pada jumlah itu, pendapatan perseroan hingga semester I 2010 mencapai 52,24% dari target pendapatan yang dipatok hingga akhir tahun ini.

Komposisi pendapatan perseroan sebesar Rp 364,73 miliar pada semester I 2010 disumbangkan dari lini bisnis utamanya yakni jalan tol, sedangkan pendapatan sewa sebesar sebesar Rp 970 miliar. Source: Bisnis Indonesia 

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 17 September 2010

Untuk perdagangan hari ini, Jumat 17 September 2010, empat sekuritas menggambarkan kondisi bahwa bursa masih berpotensi menguat. Berikut rincian detailnya.
1. Trimegah Securities
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatan dan berhasil mencetak nilai tertingginya yang dicapai pada awal sesi. Meskipun sedikit tertekan menjelang akhir sesi, IHSG mampu ditutup menguat 3,9%. Dengan pergerakan Stochastic yang berada di area overbought dan telah mencapai nilai tertingginya, akan rawan tekanan jual terkait aksi profit taking yang dapat muncul dari pelaku pasar. Hari ini indeks diperkirakan bergerak di kisaran 3.314-3.386, dengan saham pilihan ADRO dan JSMR.

2. E-Trading Securities
Indeks kemarin ditutup melemah 15,40 poin (-0,45%) setelah naik pada hari sebelumnya sebesar 125 poin. Aksi profit taking  sudah mulai berlangsung, namun aksi beli masih berlanjut pada sektor pertambangan khususnya industri logam seperti timah. Pada perdagangan Kamis (16/9), saham TINS memiliki volume perdagangan sebesar 176,56 juta saham atau 353.114 lot dengan nilai transaksi Rp 480,44 miliar. Kemarin, asing melakukan net buying sebesar Rp 745,4. Hari ini, IHSG diperkirakan ada dalam kisaran 3.300 – 3.400 dengan saham– saham yang dapat diperhatikan antara lain TINS,SMGR, BTEL, dan TRAM. 

3. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan hari ini, indeks diprediksi bergerak mixed dan masih dibayangi aksi ambil untung, dengan rentang gerak indeks 3.312-3.377. Saham-saham yang layak untuk dicermati antara lain: BBKP, INCO, dan ITMG.
 
Pada perdagangan kemarin, investor asing masih terus berburu saham, di tengah aksi ambil untung yang dilakukan pemodal domestik. Investor asing membukukan nilai beli bersih Rp 745,41 miliar.

4. Asia Securities
Perdagangan kemarin cukup ramai, dengan IHSG yang akhirnya ditutup terkoreksi tipis 0.46% menjadi 3.341.63. Ke depan, trend IHSG masih bullish. Untuk perdagangan hari ini, indeks diprediksi bergerak di kisaran 3.319,62-3.375,45. Saham yang direkomendasikan antara lain: BTEL, BBTN, PWON, dan BMRI.