rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Saturday, July 31, 2010

BNP Paribas Terus Jual JPFA

BNP Paribas Peregrine masih terus melepas saham JPFA yang dimilikinya. Pada Jumat saja, broker ii menjual 8.373 lot di harga Rp 2.536. Penjualan terus dilakukan sejak harga saham JPFA masih di harga Rp 1.400-an, karena BNP sudah membelinya di harga Rp 600-700 tahun lalu sebelum JPFA melakukan aksi merger.

Di sisi pembeli, Danareksa menjadi broker terbanyak dengan membeli 5.175 lot di harga Rp 2.499. Kemarin, JPFA ditutup stagnan di harga Rp 2.525. Danareksa hanya menjual sedikit, yakni 836 lot di harga Rp 2.545.

Andalan Artha Advisindo membeli 3.750 lot di harga Rp 2.570 dan jual hanya 300 lot (Rp 2.625). Trimegah membeli 2.827 lot (Rp 2.568) dan jual 273 lot (Rp 2.567). Ciptadana beli 3.007 lot JPFA di harga Rp 2.536 dan jual 810 lot (Rp 2.517).
 

CIMB-GK Securities Lepas INDF

CIMB-GK Securities menjual 10.017 lot saham Indofood (INDF) pada Jumat di harga Rp 4.655. Aksi jual ini membuat saham INDF turun Rp 100 ke Rp 4.625.

Broker lain yang juga menjual paling banyak adalah BNP Paribas Peregrine sebanyak 3.549 lot di harga Rp 4.650 tanpa membeli sama sekali.

Broker yang membeli paling banyak adalah Kim Eng Sekuritas sebanyak 8.161 lot di harga Rp 4.659 dan jual hanya 10 lot di harga Rp 4.675. JP Morgan membeli 3.848 lot di harga Rp 4.660 dengan hanya menjual 23 lot di harga Rp 4.650.

Deutsche Securities Buru CPIN

Pada perdagangan Jumat, tercatat ada tiga broker yang membeli saham CPIN terbanyak, yakni Deutsche Securities, Danareksa, dan Macquarie Securitas.

Deutsche membeli 8.651 lot di harga Rp 5.091 tanpa menjual sama sekali. Jumat sore, saham CPIN ditutup naik Rp 50 ke Rp 5.200.

Brikutnya, Danareksa membeli 4.852 lot di harga Rp 5.142 dengan hanya menjual 889 lot di harga Rp 5.163.

Macquarie juga membeli 1.375 lot di harga Rp 5.149 tanpa menjual sama sekali.

Macquarie Buying JSMR

Macquarie Securities Indonesia pada Jumat kemarin (30/7), membeli 14.799 lot saham Jasa Marga (JSMR) di harga 2.630 tanpa menjual sama sekali.

Ada tiga broker asing lain yang juga tercatat menjadi pembeli terbanyak saham JSMR. Urutan kedua ditempati oleh CIMB-GK Securities sebanyak 5.887 lot di harga Rp 2.659 dengan hanya menjual 253 lot (Rp 2.654).

BNP Paribas Peregrine berada di urutan berikutnya dengan membeli 3.069 lot di harga Rp 2.625 dan Deutsche Securities membeli 3.016 lot JSMR di harga Rp 2.575. Kedua broker ini membeli tanpa melepas saham JSMR sama sekali.

Aksi beli oleh broker-broker ini mendorong saham JSMR naik Rp 75 ke Rp 2.675. Saham ini sempat menyentuh Rp 2.725.

Macquarie Still Hold BJBR

Macquarie Securities Indonesia dengan kode perdagangan RX, salah satu broker asing ternama, masih terus mengumpulkan saham Bank Jabar Banten (BJBR). Berdasarkan pengamatan saya, broker ini belum pernah menjual sama sekali BJBR. Bahkan, pada hari pertama listing BJBR, broker ini sampai mebeli saham BJBR hingga 300 ribu lot di harga Rp 900.

Pada perdagangan Jumat kemarin (30/7), Macquarie juga tercatat memborong 30.549 lot saham BJBR tanpa menjual sama sekali. Broker ini membeli di harga rata-rata Rp 1.245. Saham BJBR Jumat sore ditutup naik Rp 20 ke Rp 1.260.

Broker lain yang membukukan transaksi kedua terbesar adalah UBS Securities sebanyak 32.098 lot BJBR dibelinya di harga Rp 1.252. Saham yang dijual sebanyak 19.618 lot di harga Rp 1.257 sehingga UBS membukukan net buying 12.480 lot.


Di sisi penjual terbanyak dilakukan oleh Deutsche Securities dengan menjual 5.475 lot di harga Rp 1.250. Samuel Sekuritas juga menjual 8.300 lot di harga Rp 1.240 dan CIMB-GK Securities menjual 10.149 lot di harga Rp 1.240. Tampaknya, beberapa broker asing yang membeli saham BJBR di harga rendah sekitar Rp 1.100-an, melakukan aksi pelepasan saham secara bertahap, seperti yang dilakukan oleh CIMB-GK Securities ini.


Jika pola ini terus berlanjut, peluang BJBR untuk naik akan besar. Namun, jika terjadi aksi jual besar-besaran seketika oleh broker-broker besar, saham BJBR bisa langsung anjlok. Jadi, cermati saja terus aksi broker-broker asing tersebut untuk mengetahui pola perdagangannya.

Riset soal Unilever oleh NISP Sekuritas

Hasil riset mengenai PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) oleh NISP Sekuritas.

Unilever Oleh NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal United Tractor oleh NISP Sekuritas

Hasil riset tentang PT United Tractor Tbk (UNTR) yang dibuat oleh NISP Sekuritas.

United Tractor Oleh NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal Astra Agro Lestari oleh NISP Sekuritas

Berikut riset soal PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) oleh NISP Sekuritas.

AALI Oleh NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal Aneka Tambang oleh NISP Sekuritas

Berikut hasil riset soal PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) oleh NISP Sekuritas.
 Aneka Tambang Oleh NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal Indocement Tunggal Prakarsa oleh NISP Sekuritas

Berikut ini hasil riset soal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang dibuat oleh NISP Sekuritas.

Riset soal Indocement oleh NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Friday, July 30, 2010

TELKOM ADDS 6.7M CELLULAR SUBSCRIBERS AND GROWS TOTAL REVENUE IN FIRST HALF 2010

JAKARTA, July 30, 2010 - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ("TELKOM") has filed its un-audited Consolidated Financial Statements ("Consolidated Statements") for the six month period ended June 30, 2010 with BAPEPAM-LK, the Indonesian Capital Market Supervisory Agency. 

Complete copies of the un-audited balance sheets and income statements for the first half 2010 are attached to this press release. For complete versions of these documents, please visit http://www.telkom.co.id.

For the first half 2010, TELKOM recorded an increase in total revenue of Rp 1,631 billion or 5% compared with the same period in 2009. The increase is mainly attributable to a rise in Data, Internet and IT Services revenue of Rp 1,558 billion or 18%. Cellular revenue increased by Rp 439 billion or 3%, while Fixed Line revenue declined by Rp 760 billion or 10% compared to first half 2009.

Operating Expenses for the first half increased by Rp 1,849 billion or 9%. The increase is primarily due to a rise in Operating and Maintenance Expenses of Rp 1,394 billion, or 20%, and an increase in Depreciation and Amortization Expenses of Rp  737 billion or 11% as a result of the Node B (3G) expansion, as well as the roll out of additional domestic and international backbone to support the broadband business in the future, for both fixedline and mobile. Personnel Expenses and General and Administration Expenses declined by Rp 213 billion and Rp 119 billion, respectively.

The decrease in gain on foreign exchange of Rp 439 billion compared to the previous period led to an increase in Other Expenses-net of Rp 440 billion or 1,124% and resulted net income of Rp 6.0 trillion. Meanwhile, TELKOM saw an increase in EBITDA of Rp 529 billion, representing growth of 2.9%, as it rose from Rp 18,253 billion to Rp 18,782 billion.

We added 6.7 million new cellular customers during first half 2010, an increase of 16.2% to 88.3 million total subcribers. Meanwhile, our fixed broadband services reached 1.4 million subscribers, representing growth of73.6% compared to the same period last year.

A summary of the balance sheet, income statements and operational highlights follows:

H1/2009
H1/ 2010
% Increase (decrease)
(In Billion Rp.)
Total Assets
94,258.5
99,050.3
5.1
Total Liabilities
               51,652.2
                49,429.6
(4.3)
Minority Interest
8,495.5
9,747.5
14.7
Total Equity
34,110.8
39,873.3
16.9
Operating Revenue
32,612.0
34,243.1
5.0
Operating Expense
21,034.9
22,883.6
8.8
Operating Income
11,577.1
11,359.5
(1.9)
Net Income
6,043.8
6,003.3
(0.7)
EBITDA
18,253
18,782
2.9
EBITDA Margin (%)
56.0
54.8
(1.2)

The Financial Statements are prepared in according with Generally Accepted Accounting Standards in Indonesia



Unit
H1/2009
H1/2010
% Increase (decrease)
Line in Service:




- Wireline
Subs (000)
8,706
8,397
(3.5)
- Wireless
Subs (000)
13,491
15,896
17.8
Total Fixed Lines
Subs (000)
22,197
24,293
9.4
Customer Base Cellular:




- kartuHALO
Subs (000)
2,017
2,098
4.0
- simPATI
Subs (000)
53,613
60,201
12.3
- Kartu As
Subs (000)
20,384
26,017
27.6
Total Customer Base Cellular
Subs (000)
76,014
88,316
16.2
ADSL (Speedy)
Subs (000)
816
1,416
73.6
MOU Cellular
Billion minutes
68.1
58.5
(14.1)
ARPU Cellular/month
Rp. '000
47
43
(9)







The Consolidated Statements reflect certain changes imposed by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants, effective January 1, 2010. Whereas Interconnection revenue in the Statement of Income was previously presented on a netbasis, it is now shown on a gross basis. Interconnection expenses are included as operating expenses. Outgoing Interconnection revenue,which was previously classified as Interconnection revenue, is now presented as Fixed Line and Cellular revenue. The 2009 presentation has beenreclassified to conform to the current treatment.

 "We are pleased that we were able to increase total revenues in the first half of 2010 in spite of a challenging economic environment, especially on fixed line which we are defending," said TELKOM's President Director, Rinaldi Firmansyah. "Our EBITDA was up 2.9% compared to last year's result, while as a result of the appreciation of the Rupiah against other currencies,  net income decreased slightly. We also made significant progress in attracting additional customers through an aggressive marketing campaign and the continued buildout of Indonesia's most reliable cellular network. We remain optimistic about meeting our full-year 2010 target as we work to drive revenues and increase operating margins in the second half ."  


Riset BBNI oleh Indo Premier Sekuritas

Hasil riset soal PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) oleh Indo Premier Sekuritas.

BBNI Oleh Indo Premier Sekuritas                                                                                                                                   

Laba Bersih INCO Melonjak 312%

PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih sebesar US$ 142,6 juta pada semester I-2010 naik 312,3% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama US$ 34,581 juta. Peningkatan laba ini didorong oleh meningkatnya penjualan dan harga jual rata-rata nikel.

Dalam siaran persnya, Jumat (30/7), INCO mencatatkan total EBITDA pada semester I-2010 sebesar US$ 214,5 juta, meningkat 76% dari posisi Maret 2010.

Meningkatnya EBITDA dari triwulan ke triwulan terutama diakibatkan oleh naiknya harga realisasi rata-rata nikel dalam matte dan naiknya penjualan nikel dalam matte.

Dalan enam bulan pertama tahun 2010, INCO terus berfokus pada peningkatan efisiensi operasi dalam rangka mencapai pengurangan yang bersifat struktural atas biaya operasi. Hal tersebut mencakup perencanaan bisnis yang terintegrasi untuk mengidentifikasi berbagai peningkatan efisiensi di sejumlah bidang operasi.

Pendapatan dari hasil penjualan mencapai US$ 363,6 juta untuk periode tiga bulan yang
berakhir pada 30 Juni 2010, naik 42% jika dibandingkan dengan triwulan I-2010 sebesar
US$ 255,6 juta.

Pada akhir Juni 2010, total penjualan sebanyak 20.010 metrik ton dibanding dengan 3 bulan sebelumnya sebanyak 18.021 metrik ton. Perseroan mencatat harga realisasi rata-rata nikel dalam matte sebesar AS$18.172 per metrik ton pada semester I-2010.

Hasil Riset soal Jasa Marga oleh BNI Sekuritas

Hasil riset soal PT Jasa Marga Tbk (JSMR) oleh BNI Sekuritas.

Hasil Riset JSMR oleh BNI Sekuritas                                                                                                                                   

Memo Mega Capital, 30 Juli 2010

Memo Mega Capital untuk hari ini, 30 Juli 2010.

Mega Capital 30 Juli 2010                                                                                                                                   

Laba Bersih CPIN Capai Rp 941 Miliar

Produsen ayam terbesar di Indonesia, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mampu meningkatkan laba bersih pada semester I 2010 sebesar 49,13%, dari Rp 631 miliar menjadi Rp 941 miliar.


Laba per saham tercatat turut meningkat dari Rp 192 menjadi Rp 287. Kenaikan laba bersih ini terjadi menyusul pertumbuhan penjualan bersih sebesar 3,42% dari Rp 6,72 triliun menjadi Rp 6,95 triliun.

Meski penjualan hanya naik tipis, perolehan laba kotor CPIN mampu naik 26,67% menjadi Rp 1,52 triliun dan laba usaha naik 37% menjadi Rp 1,18 triliun, berkat rendahnya beban usaha perseroan.


Charoen Pokphand Indonesia Rp triliun





Jun-09 Jun-10 %
Penjualan bersih 6,72 6,95 3,42
Laba kotor 1,2 1,52 26,67
Laba usaha 0,862 1,18 36,89
Laba bersih 0,631 0,941 49,13
EPS 192 287 49,48

Laba Bersih Gajah Tunggal Meroket 188%


Laba bersih produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) melonjak 188% dari Rp 144 miliar pada Juni 2009 menjadi Rp 415 miliar pada Juni 2010. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh penjualan bersih yang meningkat sebesar 27,25% dalam setahun terakhir menjadi Rp 4,81 triliun.

Kenaikan penjualan tersebut membuat laba kotor GJTL naik 65,39% menjadi Rp 994 miliar. Laba usaha juga meningkat seiring dengan turunnya beban usaha, dari Rp 243 miliar menjadi Rp 668 miliar atau melonjak 175%.

Dengan demikian, per Juni 2010, GJTL membukukan laba bersih per saham Rp 119 dari posisi Juni 2009 sebesar Rp 42.


Gajah Tunggal (Rp triliun)






Jun-09Jun-10%
Penjualan bersih3,784,8127,25
Laba kotor0,6010,99465,39
Laba usaha0,2430,668174,90
Laba bersih0,1440,415188,19
EPS42119183,33


































































Laba Bersih SMCB Naik 37,86%

Produsen semen ketiga terbesar, PT Holcim Indonesia Tbk mencetak kenaikan laba bersih sebesar 37,86% dari Rp 280 miliar pada Juni 2009 menjadi Rp 386 miliar pada Juni 2010. Kenaikan ini berkat pertumbuhan penjualan yang naik tipis 7,95% menjadi Rp 2,85 triliun.

Meski penjualan hanya naik tipis, SMCB mampu membukukan peningkatan laba kotor 13,41% menjadi Rp 1,04 triliun dan laba usaha turut naik 19,13% menjadi Rp 629 miliar berkat rendahnya kenaikan beban pokok penjualan dan beban usaha.



Jun-09 Jun-10 %
Penjualan 2,64 2,85 7,95
Laba kotor 0,917 1,04 13,41
Laba usaha 0,528 0,629 19,13
Laba bersih 0,280 0,386 37,86
EPS 37 50 35,14

DOID Cetak Laba Rp 206 Miliar

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) pada semester I-2010 berhasil mencetak laba bersih Rp 206 miliar dari tahun lalu rugi Rp 2 miliar. Ini berarti terjadi kenaikan sebesar 10.400% menyusul perubahan bidang usaha dari properti ke batubara.

Laba per saham menjadi Rp 30,36 per Juni 2010 dari posisi Juni 2009 yang tercatat minus Rp 0,26. Pendapatan bersih perusahaan melonjak 307,24% menjadi Rp 2,7 triliun. Namun laba kotornya turun 10,86% menjadi Rp 591 miliar.


Delta Dunia Makmur (Rp triliun)






Jun-09 Jun-10 %
Pendapatan bersih 0,663 2,7 307,24
Laba kotor 0,663 0,591 -10,86
Laba usaha -0,001 0,462 99,54
Laba bersih -0,002 0,206 10.400
EPS -0,26 30,36 11.776

Laba Bersih BYAN Meningkat 45%

Perusahaan penghasil batubara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dalam setahun terakhir mampu mendongkrak pertumbuhan laba bersih sebesar 45,05% dari Rp 111 miliar pada Juni 2009 menjadi Rp 161 miliar pada Juni 2010. Kenaikan laba ini mendorong laba per saham turut naik dari Rp 33 menjadi Rp 48.

Pendapatan perusahaan dalam setahun terakhir hanya naik tipis 0,08% menjadi Rp 3,78 triliun. Ini membuat laba kotor juga hanya naik 9,82% menjadi Rp 682 miliar. Namun, laba usaha Bayan melonjak 64% menjadi Rp 356 miliar, karena penurunan beban usaha yang signifikan baik beban penjualan, beban umum, dan beban administrasi.













Bayan Resources (Rp triliun)








Jun-09 Jun-10 %

Pendapatan 3,785 3,788 0,08

Laba kotor 0,621 0,682 9,82

Laba usaha 0,217 0,356 64,06

Laba bersih 0,111 0,161 45,05

EPS 33 48 45,45

Laba Bersih TOWR Anjlok 111%

Laba bersih PT Sarana Tower Bersama Tbk (TOWR) anjlok 110,9% menjadi rugi Rp 38,67 miliar pada semester I-2010 dibandingkan posisi semester I-2009 yang mencetak laba bersih Rp 354,86 miliar. Kerugian ini akibat beban keuangan yang berasal dari biaya bunga pinjaman yang melonjak 132% dari Rp 239,77 miliar menjadi Rp 556,36 miliar dalam setahun terakhir.

Akibatnya, laba per saham perseroan turun dari Rp 362 menjadi minus Rp 38. Jika beban keuangan perusahaan tidak melonjak, sebetulnya TOWR berhasil mencetak laba kotor Rp 418,58 miliar atau naik 27,64% dari Juni 2009. Ini menyusul kenaikan pendapatan sebesar 31,81% menjadi Rp 664,64 miliar.



Sarana Tower Bersama (Rp miliar)






Jun-09 Jun-10 %
Pendapatan 504,24 664,64 31,81
Laba kotor 327,93 418,58 27,64
Laba operasi 281,95 349,84 24,08
Beban keuangan  -239,77 -556,36 132,04
Laba bersih 354,86 -38,67 -110,90
EPS 362 -38 -110,50

Mencari Saham dengan Potensi Cuan Gede

Pada musim laporan keuangan seperti sekarang ini, kita harus pandai memilih saham-saham dengan kinerja yang bagus. Ketepatan kita memilih saham yang bagus akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang kita peroleh.

Berikut langkah yang bisa dilakukan:
1. Cek dan pelajari publikasi laporan keuangan seluruh emiten atau emiten tertentu yang Anda sukai. Semakin cepat Anda dapat infonya, semakin besar Anda bisa langsung membelinya sebelum harganya keburu naik.


  Untuk melihatnya bisa klik situs Bursa Efek Indonesia (klik disini) atau jika tidak ada laporan emiten yang Anda cari, klik disini halaman demi halaman.

2. Anda harus cek pertumbuhan laba bersih, laba usaha, pendapatan, dan laba per sahamnya dari emiten yang ingin Anda beli sahamnya. 

  Setelah itu, Anda harus cek harga saham emiten itu, apakah sudah naik tinggi atau belum. Anda bisa akses http://finance.yahoo.com (atau klik disini). Masukkan kode emitennya (dibawah tulisan Home, kiri atas layar Anda) diakhiri dengan simbol (.jk), seperti bmri.jk, indf.jk, dan lain-lain.

3. Jika Anda memiliki fasilitas online trading, cek apakah banyak investor asing yang membeli saham ini atau justru menjualnya. 

  Jika banyak yang memborong, pasti harga akan mengarah naik. Sebaliknya, jika berbagai pihak menjual pasti harga mengarah turun. 


Demikian, semoga berguna.

Rekomendasi HD Capital Jumat (30/7)

Untuk Jumat, 30 Juli 2010, HD Capital merekomendasikan BUY: (ADHI, ANTM, BBKP, BUMI).

• Bila terjadi koreksi pasca-IHSG mencetak new high rekomendasi akumulasi di beberapa counter selektif karena tren masih positif.

• IHSG close (29-07) 3.096.820 (+39.340/+1.29%) (Vol Rp 2,7 triliun)

• Support: 3.070-3.030-2.960, Resistance: 3.150-3.250

Stock picks:

1. Adhi Karya (ADHI): (BUY) (Target: Rp 710) (close 29/07 Rp 650)
• Secara valuasi PBV09 (1,59x) paling murah di sektor konstruksi versus: Wika (2,05x) dan  PTPP (3,35x), sehingga potensi untuk meneruskan uptrend yang kuat masih ada.

• Indikator daily stochastic sudah di atas 50-line, MACD-cross buy & DMI positif.

• Bila ada pullback, rekomen akumulasi

• Entry: (1) Rp 650, Entry (2) Rp 625, cut-loss point: Rp 575

2. Aneka Tambang (ANTM) (BUY): (Target: Rp 2.350) (Close 29/07 Rp 2.150)
• Sentimen positif dari peningkatan kinerja keuangan 2Q 2010 dapat menahan profit taking lebih lanjut sehingga rekomen akumulasi untuk teknikal rebound

• ANTM masih terdiskons 20% dari high 2.600 yang dicapai April lalu, sehingga potensi upside masih banyak.

• Entry (1) Rp 2.100, (2) Rp 2.025, Cut loss point: Rp 1.950

3. Bank Bukopin (BBKP) (BUY): (Target: Rp 710) (Close 29/07 Rp 650)
• Pasar optimistis terhadap kinerja 1H 2010 dimana akan terlihat re-valuasi loan asset yang dimiliki & pertumbuhan kredit di sektor mikro konsumen terus tumbuh.

• Secara valuasi PER/PBV09 masih jauh tertinggal dibandingkan BBTN, BBRI, BJBR, SDRA sehingga akan adjust ke atas dalam waktu dekat ini.

• Entry: (1) Rp 650, Entry: (2) 630, Cut loss point: Rp 610

4. BUMI Resources (BUMI): (BUY) (Target: Rp 1.720) (close 29/07 Rp 1.720)
• Risiko utang akan berkurang pasca-rights issue, penjualan anak usaha & IPO Bumi mineral sehingga investor mulai melihat valuasi termurah di sektornya menjadi katalis untuk akumulasi.

• Entry: (1) Rp 1.710, Exit (2) Rp 1.660, Cut-loss point: Rp 1.630

Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 30 Juli 2010


Berikut rekomendasi dari beberapa sekuritas, untuk perdagangan Jumat, 30 Juli 2010.
1. e-Trading Securities
Kamis (29/7), IHSG ditutup menguat 39 poin (1,29%) ke level 3.096,82 atau di atas level resistance 3.090 dengan ditopang kenaikan ASII, UNVR, MYOR, JPFA, dan INDF. Walaupun stochastic di area overbought tetapi masih membentuk golden cross, sehingga masih ada peluang penguatan indeks terbatas. 
Namun, kita juga perlu mewaspadai profit taking yang mungkin terjadi. Hari ini, IHSG akan mendapat sentimen data jobless claim AS dan bergerak di kisaran 3.052-3.130. Saham yang layak diperhatikan ADHI, BBCA, ANTM, dan ADRO.

2. Trimegah Securities
IHSG melanjutkan penguatan dan mencetak level tertinggi baru kemarin, dengan diiringi peningkatan volume perdagangan. Keluarnya result dari beberapa emiten memancing sentimen positif para pelaku pasar, sehingga mendorong penguatan indeks. Oleh karena itu, peluang IHSG mencapai target ascending triangle pada level 3.120 semakin terbuka. Hari ini, indeks bergerak pada kisaran  3.087-3.120. Saham pilihan ANTM dan BBCA.

3. Sinarmas Sekuritas
Terbentuknya pola three white soldier serta posisi overbought dalam bollinger band menjadi sinyal IHSG rentan melemah hari ini. Namun, pergerakannya diperkirakan mixed pada kisaran 3.052–3.122. Cermati saham PGAS, BMRI, dan SMGR.

4. Sucorinvest Central Gani
IHSG ditutup menguat ke posisi 3.096,82 kemarin seiring kenaikan indeks bursa global, kinerja emiten yang lebih baik dari konsensus, dan penguatan rupiah terhadap dolar AS. Broker asing juga tercatat net buy Rp 1,15 triliun. IHSG diperkirakan berfluktuasi dengan potensi profit taking cepat pada kisaran 3.063-3.127 hari ini. Buy ANTM, BBCA, INDF, dan SMCB.



Thursday, July 29, 2010

Riset soal BBNI oleh AAA Sekuritas

Hasil riset PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) oleh AAA Sekuritas.

BBNI by AAA Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal BBNI oleh Samuel Sekuritas

Hasil riset PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) oleh Samuel Sekuritas.

BBNI Oleh Samuel Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal TLKM oleh JP Morgan

Riset soal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) oleh JP Morgan.

Telkom by JP Morgan                                                                                                                                   

Riset soal ISAT oleh JP Morgan

Riset mengenai Indosat (ISAT) oleh JP Morgan.

Riset Indosat by JP Morgan