rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Wednesday, August 4, 2010

Riset soal INCO oleh AAA Sekuritas

Riset mengenai International Nickel (INCO) oleh AAA Sekuritas.



Riset Tentang INCO Oleh AAA Sekuritas                                                                                                                                   

Riset Semen Gresik Oleh Indo Premier

Riset mengenai Semen Gresik (SMGR) oleh Indo Premier.


Riset Semen Gresik Oleh Indo Premier                                                                                                                                   

Riset soal BBRI oleh Samuel Sekuritas

Riset soal Bank Rakyat Indonesia (BBRI) oleh Samuel Sekuritas.

BBRI Oleh Samuel Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal BBRI oleh JP Morgan

Riset soal Bank Rakyat Indonesia (BBRI) oleh JP Morgan.

Riset tentang BBRI Oleh JP Morgan                                                                                                                                   

Riset soal EXCL oleh JP Morgan

Riset soal PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) oleh JP Morgan.

Riset Tentang EXCL Oleh JP Morgan                                                                                                                                   

Riset Semen Gresik Oleh JP Morgan

Riset tentang kinerja Semen Gresik oleh JP Morgan.

Riset Semen Gresik Oleh JP Morgan                                                                                                                                   

Riset Unilever Oleh JP Morgan

Berikut riset terhadap PT Unilever Indonesia Tbk oleh JP Morgan.

Riset PT Unilever Indonesia Tbk by JP Morgan                                                                                                                                   

Harga Berau Coal Ditetapkan Rp 400

Harga perdana saham PT Berau Coal Energy ditetapkan sebesar Rp 400. Jadwal pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 Agustus 2010. 

"Kami baru ajukan hari ini. Kalau Jumat mendapat pernyataan efektif, tanggal 19 Agustus listing," kata Vice President PT Danatama Makmur Vicky Ganda Saputra di Jakarta, Rabu (4/8).

Investor asing tercatat mengambil porsi terbanyak, yakni mencapai 40-45%. "Asing paling banyak menyerap. Semuanya institusi," ujar dia. Sedangkan porsi ritel hanya 10-20%.

Indonesian Stocks Rally to Slow on Interest-Rate Concerns, Citigroup Says

A rally that helped Indonesian stocks enter a bull market may slow this quarter as faster inflation spurs concern the central bank will raise borrowing costs, according to Citigroup Inc. 

The Jakarta Composite index has climbed 17 percent this year, the best performer among Asia’s 10 biggest markets, as record-low interest rates accelerated growth in Southeast Asia’s largest economy and boosted earnings. Bank Indonesia kept its main interest rate unchanged for a 12th month today, even as inflation accelerated at its quickest pace in 15 months. 

“The risk is that Bank Indonesia sees the threat from inflation as persistent and they raise interest rates,” Alex Wreksoremboko, head of research at PT Citigroup Securities Indonesia, said in an interview in Jakarta before today’s central bank decision. 

The Jakarta Composite fell 0.2 percent to 2,968.1 at 1:52 p.m. The gauge lost 2.8 percent yesterday, the most since May 25, as faster-than-expected gains in consumer prices in July drove speculation that the central bank would bring forward rate increases.

Bank Indonesia kept its reference rate at 6.5 percent, it said in a statement in Jakarta today. All 22 economists in a Bloomberg News survey had expected the decision. The measure is at the lowest level since its introduction in July 2005. 

Food Prices
Indonesia has refrained from following Asian economies from India to Australia in raising rates this year as President Susilo Bambang Yudhoyono targets average annual economic growth of 6.6 percent. 

The central bank said Aug. 2 it needs closer coordination with the government to keep food prices “reasonable” after bad weather affected supply and pushed inflation higher in July. 

Consumer prices rose 6.22 percent last month from a year earlier, the Central Bureau of Statistics said this week. That’s higher than the 5.05 percent gain in June and 5.73 percent median increase expected by economists in a Bloomberg survey. 

“Inflationary pressures will persist given accommodative monetary conditions,” Anthony Nafte, an economist at CLSA Asia- Pacific Markets, wrote in a note yesterday. “It is time that Bank Indonesia demonstrated its commitment to contain inflation expectations which requires that it hikes its policy rate by 25 basis points to 6.75 percent at its policy meeting” today. 

Consumer prices may climb in a range of 5.8 percent to 6 percent this year, Bank Indonesia Deputy Governor Hartadi Sarwono said July 20.

Bull Market
The rally in stocks may resume after the release of companies’ third-quarter earnings in October, Wreksoremboko said. He expects the Jakarta index to rise to around 3,400 points by the end of the year. That’s a 14 percent gain from yesterday’s close.

The benchmark gauge was the first in Asia to enter a bull market since the peak of the European debt crisis in May after climbing 20 percent from this year’s low. Faster growth helped boost profit at companies including PT Citra Marga Nusaphala Persada, a toll-road operator, and PT Indocement Tunggal Prakarsa, a cement producer. 

Shares of PT Indofood Sukses Makmur, the nation’s largest instant noodle maker, may rise because demand for its food products is less affected by inflation, Wreksoremboko said. 

Instant noodles are Indonesia’s second-biggest staple food after rice. PT Astra Agro Lestari, a plantations company, may also gain as the price of the commodity increases, he said. 

“The market will start looking at fundamentals and realize that, yes, there is an inflationary threat but that is not significant enough to derail corporate earnings growth,” said Wreksoremboko. “Aside from inflation, all the other parameters are positive for market sentiment.”Source: Bloomberg

Kim Eng Jual 26 Ribu Lot BBRI

Kim Eng Sekuritas bersama beberapa broker asing lainnya memotori penjualan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Kim Eng menjual 25.746 lot saham BRI di harga Rp 9.082 dan hanya membeli 8.035 lot (Rp 9.055).

Harga saham BBRI naik Rp 150 menjadi Rp 9.200. Selain Kim Eng, Merrill Lynch juga menjual 6.164 lot di harga Rp 9.199, Macquarie Securities menjual 19.703 lot (Rp 9.204) namun masih membeli 14.729 lot (Rp 9.205) sehingga membukukan net selling 4.974.
Di sisi pembeli, Deutsche Securities membeli 13.009 lot saham BBRI di harga Rp 9.195 dan menjual 4.316 lot di harga Rp 9.132. Victoria Sekuritas memborong 5.514 lot di harga Rp 9.132 dan Nusadana membeli 4.313 lot di harga Rp 9.157 dengan melepas 500-an lot saham saja.

Kim Eng Sekuritas Jual 30 Ribu Lot BMRI

Kim Eng Sekuritas menjadi penjual terbanyak saham Bank Mandiri (BMRI) dengan menjual 30.611 lot di harga Rp 5.706. Urutan berikutnya adalah CLSA Indonesia sebanyak 3.063 lot di harga Rp 5.801. JP Morgan menjual 3.863 lot di harga Rp 5.700 dan BNP Paribas Peregrine melepas 1.864 lot di harga Rp 5.624.

Harga saham Bank Mandiri mampu ditutup naik Rp 150 menjadi Rp 5.800 berkat aksi beli oleh Merrill Lynch Indonesia, Credit Suisse,  dan Macquarie Securities Indonesia. Merrill Lynch membeli 9.160 lot di harga Rp 5.706, Credit Suisse memborong sebanyak 20.148 (Rp 5.709) dan menjual 15.748 lot (Rp 5.665). Sedangkan Macquarie Securities Indonesia membeli 3.777 lot (Rp 5.722).

 

CLSA Indonesia Jual INDF

Sejumlah broker asing tercatat membukukan penjualan besar saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Broker terbanyak yang menjual saham INDF adalah CLSA Indonesia, yakni 23.747 lot di harga Rp 4.277. Diikuti oleh CIMB-GK Securities sebanyak 19.412 lot di harga Rp 4.248. Merrill Lynch Indonesia juga menjual 9.297 lot di harga Rp 4.238.

Deutsche Securities Indonesia juga ikutan menjual saham INDF di harga Rp 4.247 sebanyak 9.225 lot.

Sedangkan broker paling banyak membeli adalah Mandiri Sekuritas sebanyak 9.787 lot di harga Rp 4.245. JP Morgan berada di urutan berikutnya dengan membeli 13.104 lot (Rp 4.257) dan menjual 6.270 di harga Rp 4.226.

Panin Sekuritas membeli 4.214 lot INDF di harga Rp 4.216. Harga saham INDF naik Rp 25 dan berhasil ditutup di harga Rp 4.300, meski sempat turun hingga di harga Rp 4.175.

BNP Paribas Peregrine Jual 11 Ribu Lot Saham JPFA

BNP Paribas Peregrine kembali menjual saham PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) hari ini, sebanyak 11.573 lot di harga Rp 2.289.

Meski masih diwarnai aksi jual oleh BNP, harga saham JPFA mampu naik Rp 25 ke Rp 2.275 berkat aksi beli oleh tiga broker.

Nusadana Capital Indonesia membeli 4.520 lot saham JPFA di harga Rp 2.293 dengan hanya menjual 901 lot (Rp 2.326). Erdikha Elit membeli 1.495 lot (Rp 2.278) dan menjual hanya 365 lot (Rp 2.327) dan Lautandhana Securindo membeli 1.015 lot (Rp 2.271) dan hanya melepas 10 lot saja di harga Rp 2.400.
 

BNP Paribas dan UBS Adu Otot Pertahankan BJBR

Dua broker asing adu otot antara membeli dan menjual saham PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR). Aksi beli dilakukan terbanyak oleh BNP Paribas Peregrine sebanyak 49 ribu lot di harga Rp 1.210 tanpa menjual sama sekali.

Sebaliknya, UBS Securities Indonesia menjual 92.012 lot saham BJBR di harga Rp 1.198 dan membeli 54.056 lot (Rp 1.189) hanya oleh 38 nasabahnya. Akibatnya, UBS membukukan net selling 37.956 lot.

Kekuatan kedua broker ini seimbang antara aksi beli dan jual. Namun, BNP Paribas mendapat bantuan dari Mandiri Sekuritas yang membeli 10.655 lot saham BJBR di harga Rp 1.228 dan melepas 2.985 lot di harga Rp 1.212.

Akibatnya, harga saham BJBR naik Rp 30 ke Rp 1.210. Berikut detail transaksi broker pembeli dan penjual terbanyak.


              Broker               Nasabah    Lot        Harga                   Harga Jual
1
BW
BNP PARIBAS PEREGRINE
279
49,000
1,210.36
-
-
-
49,000
49,000
2
CC
MANDIRI SEKURITAS
68
10,655
1,228.87
41
2,985
1,212.31
7,670
13,640
76
CS
CREDIT SUISSE SECURITIES INDONESIA
-
-
-
59
4,000
1,200.00
-4,000
4,000
77
AI
UOB KAY HIAN SECURITIES
56
3,020
1,201.67
58
8,125
1,208.58
-5,105
11,145
78
DH
SINARMAS SEKURITAS
6
37
1,217.57
51
6,156
1,209.91
-6,119
6,193
79
AK
UBS SECURITIES INDONESIA
38
54,056
1,189.67
242
92,012
1,198.44
-37,956
146,068

CLSA Indonesia Jual 78 ribu Saham BBTN

CLSA Indonesia hari ini menjual 77.915 lot saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) di harga Rp 1.850 dan hanya membeli 15.067 lot BBTN di harga Rp 1.766 yang dilakukan oleh 3 investor.

Phillip Securities juga menjual 22.713 lot di harga Rp 1.886 dan membeli 11.423 lot di harga Rp 1.874. UBS Securities menjual 6.776 lot di harga Rp 1.867 tanpa membeli sama sekali.

Langkah yang sama juga dilakukan oleh Credit Suisse Indonesia dengan menjual 5.768 lot di harga Rp 1.872. 

Saham BBTN ditutup turun Rp 40 menjadi Rp 1.860. Di sisi pembeli, CIMB-GK Securities menjadi pemborong terbanyak saham BBTN, dengan membeli 13.868 lot di harga Rp 1.880 dengan hanya menjual 554 lot (Rp 1.869).

Menelisik Pola Pergerakan Saham Perbankan

Apakah harga saham bank saat ini masih dapat naik? Sudahkah harganya tinggi? Pasti pertanyaan-pertanyaan seperti itu ada dalam benak kita, ketika ingin membeli saham-saham bank.

Kita harus mengakui bahwa kinerja bank tahun ini dipastikan sangat kinclong. Namun, kita harus dapat mengetahui pola pergerakan saham bank yang biasanya naik menjelang pengumuman laporan keuangan dan turun setelahnya. Meski demikian, dalam 6 bulan hingga akhir tahun ini harganya berada dalam tren naik.

Mari kita perhatikan grafik pergerakan saham tiap-tiap bank.

 Dari grafik Bank Mandiri ini terlihat bahwa harga sahamnya naik menjelang pengumuman kinerja pada April 2010 dan tertinggi pada minggu-minggu awal Mei-2010, setelah itu turun hingga ke titik dasar pada akhir Juni 2010 dan selanjutnya naik ke level tertingginya.

 Pola yang sama juga terlihat pada pergerakan saham BCA. Harga saham ini naik mulai awal April (pengumuman kinerja bank biasanya satu bulan setelah periode kuartalan selesai). Saham BCA kemudian turun pada Mei-Juni 2010 dan sepanjang Juli naik lagi.

 Pergerakan serupa juga terjadi di saham BNI. Lihat grafik di samping dan bandingkan dengan grafik bank lain. Terlihat ada pola yang sama.

Pola lebih jelas terlihat pada harga saham BRI mengikuti pola pergerakan saham bank-bank lain.




Grafik pergerakan saham BTN ini lebih jelas lagi memperlihatkan pola siklus yang rutin terbentuk.




  Grafik pergerakan saham Bank Danamon. Terlihat turun paling dalam pada Juni 2010 dan naik menjelang pengumuman laporan keuangan Juli 2010. Hingga kini Danamon belum mengeluarkan laporan keuangannya karena tengah diaudit dan baru keluar pada akhir Agustus 2010.

Pola pergerakan saham BJBR karena baru listing pada awal Juni 2010 sudah sedikit terbentuk. Harga saham ini 'tampak' sengaja diturunkan pada pertengahan Juli 2010 lalu naik pada akhir Juli 2010 hingga kini stabil di harga Rp 1.200-an. 

Dari contoh tersebut, semoga Anda bisa menentukan kapan harus masuk membeli saham bank. Keputusan tetap ada di tangan Anda. Semoga berguna. 

Memo Mega Capital, 4 Agustus 2010

Berikut Memo dari Mega Capital untuk hari ini, Rabu 4 Agustus 2010.

Memo Mega Capital 4-08                                                                                                                                   

Rekomendasi HD Capital, Rabu 4 Agustus 2010

Hari ini, HD Capital merekomendasikan BUY: (BBRI, ADRO, LSIP,INDF) dengan beberapa catatan:
  • Koreksi di IHSG dapat digunakan untuk kesempatan akumulasi di berbagai saham big cap yang sudah terdiskon cukup dalam.
  • IHSG close (03-08) 2.971.447(-85.323/-2.79%) (Val.Rp.3.7T)
  • Support: 2.940-2.880-2.750, Resistance: 3.030-3.100
 
Stock picks:
 
1.    Bank BRI (BBRI): (BUY) (Target: Rp 9.400) (close 03/08 Rp 9.050)
  • Model bisnis BBRI yang unik khususnya pada kredit mikro, perluasan bank menghasilkan return yang tinggi untuk mengimbangi peningkatan biaya operasional dapat offset sentimen negatif dari potensi peningkatan kredit macet akibat kenaikan BI rate nantinya.
  • Entry: (1) Rp 9.050, Entry (2) Rp 8.800, cut-loss point: Rp 8.600

2.    Adaro Energy (ADRO) (BUY): (Target: Rp 2.150) (Close 03/08 Rp 2.025)
  • Seharusnya bila curah hujan tinggi berlanjut maka pasokan produksi batubara semua emiten akan menurun sehingga potensi berkurangnya pasokan & kenaikan harga domestik cukup besar.
  • Entry (1) Rp 2.025, (2) Rp 1.980, Cut loss point: Rp 1.940

3.   London Sumatra (LSIP) (BUY): (Target: Rp 9.250) (Close 03/08 Rp 8.800)
  • Katalis jangka pendek datang dari penguatan harga karet dengan gross margin dan recovery harga CPO akibat curah hujan yang menggangu output produksi.
  • Entry: (1) Rp 8.750, Entry: (2) 8.600, Cut loss point: Rp 8.300

4.   Indofood (INDF): (BUY) (Target: Rp  4.650) (close 03/08 Rp 4.325)
  • Penguatan rupiah seharusnya menjadi sentimen positif untuk consumer stock, terutama INDF yang cost import bahan baku gandum serta utang dalam US$
  • Entry: (1) Rp 4.300, Exit (2) Rp 4.150, Cut-loss point: Rp 4.050
 
Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 4 Agustus 2010

Berikut rekomendasi dari beberapa sekuritas.

1. Trimegah Securities

Di tengah sentimen negatif yang beredar, IHSG terkoreksi sebesar 85,32 (2,8%), yang merupakan penurunan terdalam dua bulan terakhir dan ditutup di bawah MA-20 pada Selasa (3/8). Langkah broker asing mengambil posisi net sell semakin menambah tekanan pada indeks. IHSG hari ini diperkirakan ada di kisaran 2.950-3.023. Saham pilihan AALI, PGAS, dan RALS.

2. Kresna Securities

Profit taking pada saham sektor perbankan kembali menekan IHSG hingga menembus FR100% di tengah regional yang justru kondusif kemarin. Indeks masih berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini, meskipun bargain hunting dapat dilakukan pada saham yang telah berada di area jenuh jual. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 2.930-2.996. Saham pilihan MEDC dan AALI.




Indo Premier dan CIMB Borong PGAS

Indo Premier Securities dan CIMB-GK Securities menjadi pemborong terbanyak saham Perusahaan Gas Negara. Indo Premier membeli 10.966 lot di harga Rp 3.987 dan hanya menjual 338 lot di harga Rp 3.992. CIMB membeli 7.780 di harga Rp 4.027 dengan menjual 829 lot di harga Rp 4.018.

Aksi serupa juga dilakukan oleh Merrill Lynch sebanyak 4.101 lot di harga Rp 4.010 dan JP Morgan membukukan pembelian 3.229 lot di harga Rp 4.020 tanpa menjual sama sekali.

Harga PGAS turun Rp 75 menjadi Rp 3.975. Berikut broker paling banyak menjual saham PGAS.


              
                       Nama Broker                                                                                      Nasabah         Lot            Harga jual             Net             Total
75
RX
MACQUARIE SECURITIES INDONESIA
-
-
-
231
5,677
4,015.75
-5,677
5,677
76
DB
DEUTSCHE SECURITIES INDONESIA
2
141
4,075.00
147
7,001
4,003.80
-6,860
7,142
77
CS
CREDIT SUISSE SECURITIES INDONESIA
29
1,562
4,029.77
281
8,470
4,017.46
-6,908
10,032