rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, October 4, 2010

Tin hits 25-month high

The tin price on the Kuala Lumpur Tin Market (KLTM) soared US$750 to close at a 25-and-a-half month high at US$25,050 per tonne today following a heavy shortage worldwide, dealers said.

A dealer said there was no short of buyers but a shortage of sellers existed in the market, creating some panic buying.

The tin price on the London Metal Exchange (LME), which normally influences global prices, rose up by US$700 to US$24,950.

On the KLTM, the day's turnover declined to 55 tonnes from 65 tonnes at Friday's closing with the participation of Japanese, European and local traders.

At the opening bell, buyers bid for 170 tonnes but sellers offered only 26 tonnes.

The price differential between the KLTM and LME widened to US$485 per tonne from last Friday's US$435.Source: Business Times


Copper Advances for Second Day on Speculation Supply May Lag Behind Demand

Copper climbed for a second day, trading near a 26-month high, on speculation supply may lag behind demand as the consumption outlook improves in China, the world’s largest user. Nickel advanced to a five-month high. 

Copper for three-month delivery on the London Metal Exchange gained as much as 0.8 percent to $8,162 a metric ton, and traded at $8,150 at 12:09 p.m. Singapore time. The contract rose as high as $8,178 a ton on Oct. 1, the highest level since July 22, 2008. Futures for December-delivery on the Comex in New York added as much as 0.6 percent to $3.7140 a pound. The Shanghai Futures Exchange is closed till Oct. 7 for the National Day holiday. 

China will address “structural problems” and stabilize its economy by increasing domestic demand, Premier Wen Jiabao said in an interview with CNN yesterday. Wen also said he’d argued before the global recession that China’s economic development “lacks balance, coordination and sustainability.” 

“China is still either not contributing very much or is a drag on global apparent demand growth for metals at the moment, but this is unlikely to last given the current levels of demand in end-use sectors, for which growth is set to remain robust,” Macquarie Group Ltd. analysts including Jim Lennon wrote in a Oct. 4 report. “This should mean that China is again likely to increase apparent demand whilst the rest of the world is slowing.” 

Refined copper output will lag behind demand by 435,000 metric tons next year, the first shortage since 2007, according to the International Copper Study Group. The surplus is estimated at 200,000 tons this year and 166,000 tons for 2009, it said on Oct. 1. 

Inventories monitored by the London Metal Exchange, down 26 percent this year, are at the lowest level since Nov. 3. Copper stockpiles tallied by the Shanghai Futures Exchange dropped to the lowest level in more than a year last week. 

Aluminum and zinc in London were little changed at $2,356 a ton and $2,230 a ton respectively. Nickel climbed as much as 0.9 percent to $24,050 a ton, the highest price since May, lead gained 0.4 percent to $2,304 a ton and tin hadn’t traded as of 12:20 p.m. in Singapore. Source: Bloomberg

Riset Jasa Marga oleh Samuel Sekuritas

Riset Jasa Marga (JSMR) oleh Samuel Sekuritas. Target harga Rp 3.700 dan dinilai Samuel Sekuritas layak untuk dibeli, karena solidnya pertumbuhan organik perusahaan ini. Jasa Marga membukukan EBIT tertinggi dan marjin bersih masing-masing 52% dan 30% pada semester I-2010 berkat efisiensi dan penyesuaian tarif toll. Samuel Sekuritas memproyeksikan marjin EBIT bisa naik lagi menjadi 55,5% dalam 5 tahun ke depan.



Riset Jasa Marga Oleh Samuel Sekuritas                                                                                                                                   

Riset Bumi Resources (BUMI) oleh Samuel Sekuritas

Riset Bumi Resources (BUMI) oleh Samuel Sekuritas. Rencana penerbitan obligasi senilai US$ 700 juta dan non preemptive rights (NPER) merupakan bagian dari langkah untuk mengurangi porsi utang BUMI. Melalui dua langkah ini, BUMI akan mendapatkan dana US$ 1,06 miliar untuk mengurangi utang yang di antaranya jatuh tempo pada Oktober 2010 sebesar US$ 450 juta dari Credit Suisse US$ 300 juta dan JP Morgan US$ 150 juta.

Pasca-NPER, utang akan berkurang US$ 360 juta, sehingga beban bunga berkurang sekitar US$ 9,5 juta pada 2010 dan US$ 38,2 juta tahun 2011. Sedangkan earning per share/EPS terpangkas 5,5% tahun 2010 (karena jumlah saham bertambah) dan 3,6% tahun 2011. Porsi utang akan berkurang dari 2,6 kali saat ini menjadi 1,7 kali akhir tahun 2010.




Riset Bumi Resources Oleh Samuel Sekuritas                                                                                                                                   

Riset industri perbankan nasional oleh AAA Sekuritas

Riset industri perbankan nasional oleh AAA Sekuritas. Meski saham-saham perbankan sudah naik year to date sebesar 45%, AAA Sekuritas tetap merekomendasikan Hold.


Riset Industri Perbankan oleh AAA Sekuritas                                                                                                                                   
 

Riset Kalbe Farma (KLBF) oleh Batavia Prosperindo

Riset Kalbe Farma (KLBF) oleh Batavia Prosperindo. Broker ini memasang target harga Rp 3.000, mencerminkan 23,3 kali PE 2010 dan 19,6 kali PE 2011. Total kas per semester I-2010 mencapai Rp 1,5 triliun dan manajemen berencana memberikan dividen pay out ratio 25% terhadap laba bersih 2010, 30% untuk tahun 2011, dan 35% tahun 2012.

Riset Kalbe Farma Oleh Batavia Prosper in Do                                                                                                                                     

Memo Kim Eng Sekuritas

Memo Kim Eng Sekuritas. Isinya membahas soal penerbitan global bond Bumi Resources (BUMI) US$ 700 juta, konversi utang Indomobil Sukses Makmur (IMAS), kinerja semester I-2010 Matahari Putra Prima (MPPA), dan Bank Negara Indonesia.

Terhadap penerbitan obligasi BUMI untuk mengurangi porsi utang yang pada Juni 2010 mencapai 2,9 kali, Kim Eng mempertahankan rekomendasi Sell terhadap saham BUMI dengan target harga Rp 1.680.
Soal IMAS, Kim Eng mencatat pernyataan Presiden Direktur IMAS Gunadi Sindhuwinata yang membantah perseroan berniat membelo 20% saham Multistrada Arah Sarana (MASA) dengan rata-rata Rp 400-450/saham.

Memo Kim Eng Sekuritas                                                                                                                                   

Rekomendasi HD Capital, 4 Oktober 2010

Untuk perdagangan Senin, 4 Oktober 2010, HD Capital merekomendasikan pembelian tiga saham pilihannya, yakni Bank Negara Indonesia (BBNI), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Berau Energy (BRAU) dan satu saham, yakni Astra International (ASII) rekomendasi jual.
BUY: (BBNI, PGAS, BRAU) SELL ( ASII)

* Sentimen pasar cenderung mixed sambil "wait and see" kinerja laporan keuangan kuartal ketiga, sehingga bila terjadi koreksi akibat keadaan jenuh beli rekomen akumulasi.

* IHSG close (01-10) 3.547.115(+45.819/+1.31%) (Val.Rp.4.4T)

* Support: 3.500-3.450-3.375, Resistance: 3.575 -3.600-3.640

Stock picks:

1. Bank BNI (BBNI): (BUY) (Target: Rp 3.950) (close 01/10 Rp 3.700)

* Proyeksi pertumbuhan laba per saham rata-rata untuk 3 tahun ke depan (3-yr EPS CAGR) di atas 40% (tertinggi di antara Bank BUMN) dapat membuat investor melihat kembali BBNI dalam kacamata yang positif pasca-koreksi akibat ketakutan dilusi rencana rights issue.

* Secara valuasi PER/PBV 2011F BBNI merupakan yang termurah versus bank pemerintah ber-kapitalisasi besar lainnya seperti BBRI & BMRI.

* Entry: (1) Rp 3.575, Entry (2) Rp 3.450, cut-loss point: Rp 3.375

2. Perusahaan Gas Negara (PGAS) (BUY): (Target: Rp 4.050) (Close 01/10 Rp 3.850)

* Sentimen negatif dari kebocoran pipa gas & berkurangya volume produksi, namun belum sampai tahap yang mempengaruhi kinerja sudah mulai tercermin dalam koreksi, sehingga rekomen akumulasi kembali.

* Entry (1) Rp 3.850, (2) Rp 3.775, Cut loss point: Rp 3.700

3. Astra International (ASII) (SELL): (Koreksi: Rp 57.500) (Close 01/10 Rp 59.600)

* Menyambung rekomendasi "BUY" kemarin, sentimen positif terhadap kinerja keuangan Q3 dapat membawa ASII di atas Rp 60.000 namun waspadai pullback koreksi, sehingga rekomen melakukan profit taking dengan melakukan "sell on strength".

* Exit: (1) Rp 62.500, Exit: (2) 63.500, Reverse posisi: Rp 64.500

4. Berau Coal Energy (BRAU) (BUY) (Target: Rp 495) (close 01/10 Rp 465)

* Pasar mulai antisipasi keluarnya laporan keuangan 1H 2010 (pasca IPO Berau Coal belum resmi mengeluarkannya) sehingga para analis bisa membuat proyeksi pertumbuhan laba & valuasi PBV/PER.

* Diperkirakan rally masih berlanjut ke daerah hari pertama IPO (Rp 470-495)

* Entry: (1) Rp 460, Entry (2) Rp 450, Cut-loss point: Rp 435

Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 4 Oktober 2010


Untuk kondisi perdagangan hari ini, Senin 4 Oktober 2010, tiga sekuritas memberikan ulasan kemungkinan tren pergerakan bursa, termasuk saham-saham pilihan yang patut dicermati oleh para investor.

1. Trimegah Securities
Penutupan indeks bursa regional Asia di area positif menghasilkan sentimen pasar yang kondusif dan menopang penguatan IHSG 1,3% pada Jumat (1/9). Membaiknya minat beli pelaku pasar yang mulai kembali mengakumulasi saham, diharapkan dapat menjadi katalis bagi  peluang rally lanjutan. Pergerakan indeks hari ini diperkirakan berada di kisaran 3.515-3.564. Saham pilihan HEXA dan INDY.

2. E-Trading Securities
IHSG ditutup menguat 45,82 poin (1,3%) 3.547,11 akhir pekan lalu, setelah data PDB AS di atas perkiraan dan jobless claim menurun. Kondisi tersebut membawa sentiment positif ke semua indeks bursa global, ditambah lagi adanya earning session perusahaan AS yang dimulai 7 Oktober 2010. Asing masih net buying Rp 99 miliar. IHSG akan berada dalam kisaran 3.492–3.582. Saham yang dapat diperhatikan, antara lain BRAU, BUMI, BBRI, dan DOID.

3. Kresna Securities
Data inflasi September 2010 yang lebih baik dari ekspektasi dan aliran dana asing kembali menopang pergerakan IHSG, sehingga mencatat rekor tertinggi baru. Aliran dana asing masih akan menjadi penggerak indeks yang diperkirakan mencoba rekor baru lagi. IHSG bergerak di kisaran 3.515-3.580 hari ini. Saham pilihan INCO dan AALI.