rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, August 2, 2010

Riset SGRO oleh AAA Sekuritas

Riset tentang PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) oleh AAA Sekuritas.

SGRO  by AAA Sekuritas                                                                                                                                   

Riset AALI oleh AAA Sekuritas

Riset soal Astra Agro Lestari (AALI) oleh AAA Sekuritas.

Riset AALI by AAA Sekuritas                                                                                                                                   

Memo Kim Eng Sekuritas, 2 Agustus 2010

Memo Kim Eng Sekuritas yang dirilis hari ini, 2 Agustus 2010. Dalam uraiannya, Kim Eng tengah mengkaji target harga INCO setelah melihat hasil kinerja semester I-2010 yang di atas ekspektasi.

Memo KIM ENG 2 Agustus 2010                                                                                                                                   

Catatan NISP Sekuritas soal Inflasi

Memo NISP Sekuritas soal perkembangan inflasi Juli 2010 yang mencapai 1,57%.

Inflation by NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Nusadana Borong Saham INCO

Nusadana Capital memborong 11.900 lot saham International Nickel (INCO) di harga Rp 4.313 dan hanya menjual 5.340 di harga Rp 4.329. CLSA Indonesia membukukan pembelian 5.772 lot di harga Rp 4.325 tanpa menjual saham sekali INCO.

Aksi pembelian mendorong saham INCO naik Rp 250 ke Rp 4.375. Aksi kedua broker ini diikuti oleh Indo Premier Securities yang membeli 8.695 lot INCO di harga Rp 4.315 dan menjual 3.914 lot di harga Rp 4.320. Terakhir, Phillip Securities membeli 7.150 lot saham INCO di harga Rp 4.318 dan menjual 2.466 lot di harga Rp 4.334.

Aksi Jual Melanda BJBR

Sejumlah broker besar tercatat melepas besar-besaran saham PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) pada Senin, 2 Agustus 2010. UBS Securities misalnya, menjual 29.569 lot BJBR di harga Rp 1.243 dan membeli 46.769 lot di harga Rp 1.239 sehingga membukukan net buying 17.200 lot.

Harga saham BJBR turun Rp 30 ke 1.230/saham.

CLSA Indonesia menjual 15.226 lot BJBR di harga Rp 1.076 dan membeli 11.226 lot di harga Rp 1.022 sehingga membukukan net selling 4.000 lot.

BNP Paribas Peregrine menjual 10 ribu lot saham BJBR di harga Rp 1.230 tanpa membeli sama sekali.

CIMB-GK Securities juga menjual 15.200 di harga Rp 1.233 sambil membeli 1.459 lot di harga Rp 1.227. CIMB membukukan net selling 13.741 lot.

Nusadana Capital juga membukukan net selling 14.045 setelah melepas 15 ribu lot saham BJBR di harga Rp 1.240 dan hanya membeli 955 lot di harga Rp 1.231.

Penjualan saham bank, termasuk BJBR, terjadi menyusul naiknya inflasi. Pasar menduga suku bunga akan naik, sehingga akan mengurangi keuntungan bank dari selisih bunga kredit dan simpanan. Selain itu, jika suku bunga naik, potensi kredit macet bisa bergerak naik sehingga mengurangi keuntungan bank.

Berikut rincian transaksi oleh broker-broker tersebut.
           Nama broker            Nasabah   Lot        Harga           Lot     Harga jual   Net        Total

1
AK
UBS SECURITIES INDONESIA
74
46,769
1,239.42
2
29,569
1,243.01
17,200
76,338
2
ZP
KIM ENG SEKURITAS
25
5,855
1,233.30
1
5
1,270.00
5,850
5,860
3
CC
MANDIRI SEKURITAS
23
4,000
1,239.70
5
257
1,236.38
3,743
4,257
72
KZ
CLSA INDONESIA
1
11,226
1,022.00
43
15,226
1,076.31
-4,000
26,452
73
BW
BNP PARIBAS PEREGRINE
-
-
-
123
10,000
1,230.00
-10,000
10,000
74
YU
CIMB-GK SECURITIES INDONESIA
16
1,459
1,227.30
239
15,200
1,233.88
-13,741
16,659
75
DR
NUSADANA CAPITAL INDONESIA
10
955
1,231.52
148
15,000
1,240.00
-14,045
15,955
 

CLSA Indonesia Borong INKP

CLSA Indonesia memborong 8 ribu saham PT Indah Kiat Paper Tbk (INKP) sepanjang perdagangan Senin, 2 Agustus 2010. Aksi pembelian dilakukan pada harga rata-rata Rp 1.894 dan hanya menjual 50 lot di harga Rp 1.900. 

Harga saham INKP ditutup naik Rp 210 ke Rp 1.970/saham. Broker kedua yang memborong saham INKP adalah CIMB-GK Securities sebanyak 7.853 lot di harga Rp 1.945 dan jual sebanyak 2.641 lot di harga Rp 1.911.

Nusadana Capital juga memborong 10.948 lot di harga Rp 1.930 dan jual 5.748 lot di harga Rp 1.922. Hortus Danavest membeli 8.110 lot di harga Rp 1.939 dan jual 4.080 di harga Rp 1.880.

80 Ribu Saham Sierad Produce Diborong BNP Paribas Peregrine

Saham PT Sierad Produce Tbk (SIPD) sepanjang perdagangan Senin, 2 Agustus 2010, diborong oleh BNP Paribas Peregrine sebanyak 80 ribu lot oleh 161 investor di harga Rp 54,89. BNP sama sekali tidak menjual saham ini. 

Nasabah BNP Paribas yang memborong SIPD mayoritas adalah lokal. Investor asing hanya membeli sekitar 1.000 lot saja.

Harga SIPD ditutup naik Rp 5 ke Rp 57/saham. Ciptadana juga membeli 53.100 lot di harga Rp 55,68 oleh 98 investor dan aksi jual dilakukan oleh 33 investor sebanyak 17.030 lot di harga Rp 55,54.


Victoria Sekuritas memborong 31.410 lot saham SIPD di harga Rp 57 oleh 52 investor dan hanya menjual 300 lot di harga Rp 56.

183 nasabah Indo Premier memborong 53.022 lot saham SIPD di harga Rp 55,6 dan aksi jual dilakukan oleh 178 nasabahnya sebanyak 24.952 lot di harga Rp 55,44. Total net buying 28.070 lot.



Berikut rincian broker-broker yang mencatatkan posisi pemborong kelima hingga kesepuluh saham SIPD.
                                                     Jumlah         Lot            harga      Jumlah          Lot               Harga             Net               Total

5
YP
ETRADING SECURITIES
294
79,477
56.18
243
52,212
55.20
27,265
131,689
6
FZ
WATERFRONT SECURITIES INDONESIA
133
48,110
55.83
41
27,810
55.67
20,300
75,920
7
YU
CIMB-GK SECURITIES INDONESIA
127
34,200
55.16
22
15,000
55.99
19,200
49,200
8
PP
ALDIRACITA CORPOTAMA
31
18,600
56.06
-
-
-
18,600
18,600
9
AY
FINANCORPINDO NUSA
13
17,300
56.35
12
2,600
55.85
14,700
19,900
10
DH
SINARMAS SEKURITAS
20
11,500
55.94
11
1,765
55.19
9,735
13,265

70% Investor Tawar Berau Coal di Harga Rp 400

Investor lokal tercatat mengajukan penawaran saham perdana PT Berau Coal Energy pada harga maksimal selama masa penawaran awal (book building).

Vice President PT Danatama Makmur Vicky Ganda Saputra memaparkan, saham perdana di harga Rp 400 ditawar oleh hingga 70% jumlah investor. "Kisarannya berada di harga Rp 400 per saham hingga Jumat kemarin," kata Vicky di Jakarta, Senin (2/8).  


Dia menjelaskan, saham perdana Berau juga kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga empat kali. Meski demikian, perusahaan belum menetapkan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tersebut. Sebelumnya, harga saham perdana ditawarkan pada kisaran Rp 300-400 per unit.

Vicky menjelaskan, Berau Coal Energy masih menunggu hasil penawaran dari investor asing. "Besok penetapannya," ujar dia.

Berau Coal Energy menargetkan perolehan dana penawaran umum perdana hingga US$ 100 juta.

Perseroan berencana menggunakan dana hasil IPO itu untuk akuisisi Maple Holding Limited sebesar US$ 25 juta. Nilai akuisisi Maple sebenarnya mencapai US$ 200 juta. Namun, perseroan telah membayar sebesar US$ 175 juta.

Dari dana hasil IPO itu, perseroan akan menggunakan untuk membiayai pembelian Seacoast sebesar 8%, sedangkan sisanya 92% untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Berau Coal Energy menargetkan belanja modal US$ 48 juta.

Perseroan menunjuk PT Recapital Securities dan Danatama Makmur sebagai penjamin pelaksana emisi IPO. Berau juga telah menunjuk Credit Suisse dan JP Morgan selaku agen penjual global.

Pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 19 Agustus 2010.

Inflasi di Atas Ekspektasi Pasar

Inflasi Juli 2010 sebesar 1,57% melampaui ekspektasi pasar. Berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg, rata-rata proyeksi inflasi hanya 1,06% dengan posisi tertinggi 1,43% dan terendah 0,6%.

Dengan tambahan inflasi 1,57%, besaran inflasi selama Januari-Juli 2010 mencapai 4,02%. Sedangkan secara year on year mencapai 6,22%. Angka ini juga di atas ekspektasi pasar yang memproyeksikan rata-rata inflasi y-o-y 5,7%, tertinggi 6,07% dan terendah 5,2%.

"Inflasi 1,57%, yang paling besar adalah bahan makanan. Ini inflasi tertinggi sepanjang tahun 2010," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/8).

Bahan makanan menyumbang inflasi Juli tertinggi yaitu 1,08%. Sedangkan untuk kelompok yang masih menyumbang deflasi pada Juli lalu adalah kelompok sandang, dengan sumbangan deflasi sebesar 0,09%.

"Inflasi didorong oleh kenaikan bahan makanan dengan sumbangan inflasi terbesar," jelasnya.

Kenaikan harga beras menyumbang 0,26% dari inflasi Juli yang mencapai 1,57%. Urutan kedua akibat kenaikan biaya perpanjangan STNK yang menyumbang inflasi 0,21%.

Selain kedua faktor tersebut, faktor lain yang menyumbang inflasi Juli adalah:
  • Daging ayam menyumbang inflasi 0,17%
  • Cabai menyumbang inflasi 0,16%
  • Bawang putih menyumbang inflasi 0,1%
  • Cabai rawit menyumbang inflasi 0,08%
  • Bawang merah dan telur ayam ras menyumbang inflasi 0,7%
  • Kentang, angkutan udara, nasi, lauk pauk masing-masing menyumbang inflasi 0,02%
Kenaikan inflasi 1,57% yang berada di atas ekspektasi pasar ini patut diwaspadai karena biasanya membawa sentimen negatif terhadap IHSG. Paling tidak, investor asing masih menunggu hasil rapat Dewan Gubernur Indonesia pada Rabu, 4 Agustus 2010, apakah BI rate akan dinaikkan atau tidak. Jika tidak naik, kekhawatiran investor untuk sementara dapat diredam.

Yang unik lagi, faktor kenaikan inflasi ketiga terbesar berasal dari kenaikan harga ayam. Ini menjadi tanda-tanda bahwa harga ayam masih akan naik hingga Lebaran, seperti rutin terjadi tiap tahun. Emiten yang akan diuntungkan adalah produsen ayam seperti CPIN, JPFA, dan SIPD. Ketiga emiten ini merupakan produsen ayam terbesar nasional.

Riset INCO oleh NISP Sekuritas

Riset soal PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) oleh NISP Sekuritas.

Riset soal INCO oleh NISP Sekuritas                                                                                                                                   

Riset soal BBCA oleh OSK

Riset soal PT Bank Central Asia Tbk oleh OSK.

Riset soal BBCA oleh OSK                                                                                                                                   
 

Riset soal BBRI oleh OSK

Riset soal PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) oleh OSK.

Riset soal BBRI oleh OSK                                                                                                                                   

Riset soal TLKM oleh OSK

Riset soal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) oleh OSK.

Riset soal TLKM oleh OSK                                                                                                                                   

Rekomendasi Beberapa Sekuritas 2 Agustus 2010


Berikut rekomendasi dari beberapa sekuritas untuk hari ini, 2 Agustus 2010.

1. Trimegah Securities
Aksi profit taking para pelaku pasar membuat IHSG tidak mampu bertahan di atas level 3.100 yang sempat tercapai pada awal sesi Jumat (30/7). Indeks tertekan sehingga ditutup melemah 0,9%. Hari ini, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 3.050-3.087. Saham pilihan CTRA dan SMGR.

IHSG ditutup melemah 27 poin (0,89%) akhir pekan lalu dan asing net sell sebesar Rp 16 miliar. Jika kita lihat chart-nya, indeks telah mencapai support pertama pada kisaran 3.054 dan masih ada potensi melemah karena RSI dan stochastic masih dalam area overbought. Pada awal perdagangan pekan ini, IHSG akan berada dalam kisaran 3.015–3.090. Saham yang layak diperhatikan, antara lain PGAS, TLKM, dan ASII.

3. Kresna Securities
Berakhirnya masa keluarnya laporan emiten semester I-2010 pada akhir pekan lalu yang sesuai ekpektasi membuat pelaku pasar kembali merealisasikan keuntungan. Sementara itu, data inflasi yang diharapkan sekitar 5,73% akan menjadi katalis bagi pergerakan IHSG hari ini dan bergerak di kisaran 3.025-3.090. Saham pilihan AALI dan ADRO.

4. Erdikha Sekuritas
IHSG ditutup melemah 27,54 poin (0,89%) menjadi 3.069,28 pada Jumat pekan lalu. Penurunan saham ASII dan pelemahan indeks bursa global menjadi salah satu pemicu penurunan IHSG. Secara teknikal, IHSG berpeluang flat dengan support-resistance pada kisaran 3.040-3.100. Saham yang masih layak diperhatikan TLKM dan INTP.