rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Friday, April 29, 2011

Laba Bersih Aneka Tambang Melonjak 71%

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan lonjakan laba bersih kuartal I-2011 sebesar 71%, yakni dari Rp 201,9 miliar tahun 2009 menjadi Rp 346,6 miliar. Pertumbuhan ini membuat laba bersih per saham (earning per share/EPS) perseroan turut naik dari Rp 21,20 menjadi Rp 36,39.

Sekretaris Perusahaan Bimo Budi Satrio dalam siaran persnya, di Jakarta, Jumat (29/4), mengatakan, peningkatan laba bersih terjadi terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan harga jual.

"Menyusul peningkatan permintaan komoditas nikel yang mendorong peningkatan volume penjualan, pendapatan tidak diaudit Antam pada kuartal pertama tahun ini melonjak 20% dibandingkan periode yang sama 2010 menjadi Rp 1,99 triliun," kata dia.

Pada kuartal pertama, papar dia, volume penjualan feronikel naik 33% menjadi 2.209 TNi seiring dengan kenaikan permintaan pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode yang sama tahun 2010. "Meski demikian, volume penjualan feronikel seharusnya dapat lebih tinggi mengingat masih adanya pengiriman feronikel dalam perjalanan," kata dia.

Kegiatan pengapalan feronikel ke konsumen Antam di Eropa tertunda karena pada 16 Maret 2011, kapal kargo MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang mengangkut komoditas feronikel dibajak di sekitar perairan Somalia. "Meski terjadi pembajakan yang menyebabkan tertundanya pengiriman feronikel ke konsumen di Eropa, komoditas feronikel Perusahaan telah dilindungi dengan asuransi kerugian secara penuh terhadap kemungkinan kehilangan dan kerusakan kargo," paparnya.

Volume penjualan emas ANTM mencapai 1.730 kg atau turun 16% dibandingkan kuartal I tahun 2010. Sedangkan volume produksi emas baru mencapai 15% dari target tahun ini atau sebanyak 588 kg. Realisasi produksi emas pada kuartal I 2011 ini turun 14% dibandingkan kuartal I 2010 karena penurunan kadar bijih dibandingkan dengan 2010 di Pongkor serta belum dilakukannya penambangan yang diinginkan di Cibaliung.

"Meski terjadi penurunan volume penjualan, peningkatan harga sebesar 26% menjadi 1.411,24 dolar AS per toz menjadikan pendapatan dari emas naik tipis 1% menjadi Rp 698 miliar," papar Bimo.

Harga pokok penjualan Antam tercatat naik 16% menjadi Rp 1,4 triliun terutama didorong kenaikan biaya pemakaian bahan bakar sebesar 26% menjadi Rp 284 miliar dan biaya pemakaian bahan sebesar 47% menjadi Rp 148 miliar. Peningkatan kedua komponen biaya ini, lanjut Bimo, seiring dengan peningkatan produksi feronikel.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.