rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, February 28, 2011

PGN Kekurangan Pasokan Gas


PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengaku kekurangan pasokan untuk memasok kebutuhan gas bagi kalangan industri akibat pengalihan pasokan untuk "lifting" minyak.  "Pemenuhan kebutuhan gas untuk industri merupakan prioritas keempat, setelah lifting minyak, pupuk, dan PLN," kata GM Strategic Business Unit (SBU) I PGN Hendy Kusnadi dalam temu ramah tamah dengan wartawan perindustrian di Anyer, Banten, Minggu (27/2).

Dia mengatakan, kontrak pasokan gas dari Conoco Philips sebesar 386 mmscfd (juta kaki kubik per hari) untuk tahun 2011, hanya bisa dipenuhi sebesar 295 mmscfd, karena ada pengalihan pasokan gas ke Chevron untuk lifting minyak.

"Artinya pasokan gas untuk PGN yang sudah legal tertulis dikontrak berkurang 91 mmscfd. Kalau sektor industri rata-rata kebutuhan gas hanya 0,25 mmscfd, berarti ada 364 industri yang bisa hidup atau ekspansi," ujar dia.

Hendi mengatakan sebenarnya sejak Maret 2010 pasokan gas untuk PGN terus menurun. Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan pihaknya memangkas pasokan gas ke pelanggan khususnya industri sebesar 20-25%.

"Itulah mengapa kalangan industri melalui asosiasi mengeluhkan berkurangnya pasokan. Untuk mengatasi hal itu, kami sudah bekerja sama dengan kalangan industri dan berkoordinasi kementerian perindustrian agar ada keberpihakan pasokan gas," jelas dia.

Ia mengatakan kendati kontribusi dan infrastruktur distribusi gas oleh PGN terus bertambah, namun alokasi gas untuk PGN terbatas. Bahkan PGN harus mengikuti tender untuk mendapatkan pasokan gas dari produsen gas seperti Pertamina dan produsen lainnya. PGN sendiri tidak masuk ke bisnis hulu, eksplorasi gas.

Hendi mengakui sebagian besar pasokan gas PGN untuk kalangan industri. "Secara volume, sekitar 98% penjualan gas PGN ke sektor industri, sisanya dua persen ke rumah tangga dan pelanggan kecil," kata dia.

Dari segmen industri itu, diakuinya pula, paling banyak gas PGN dipakai untuk pembangkit listrik (37%), industri kimia (14%), logam dasar (10%), dan keramik (9%), serta makanan (8%).


0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.