rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Friday, August 13, 2010

Laba Bersih Indo Agri Resources Turun 65,5%

Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indo Agri Resources Ltd yang berbasis di Singapura, membukukan penurunan laba bersih 65,5% dari Rp 682 miliar menjadi Rp 235 miliar pada kuartal II-2010. Penurunan laba disebabkan oleh laba kurs dan laba akibat perubahan nilai wajar biological assets yang lebih rendah.

Namun, EBITDA tanpa memperhitungkan laba kurs dan laba akibat perubahan nilai wajar biological assets pada kuartal II-2010 adalah Rp616 miliar, relatif stabil dibandingkan posisi yang sama tahun 2009, berkat beban umum dan administrasi yang lebih rendah menyusul pengendalian biaya yang ketat.

Pendapatan grup pada kuartal kedua ini turun 8,4% menjadi Rp 2,09 triliun karena turunnya kontribusi penjualan minyak goreng/margarin dan penjualan minyak kelapa sawit kepada pihak eksternal. Total penjualan divisi perkebunan baik pihak internal maupun eksternal pada kuartal II-2010 meningkat 5,7% menyusul kenaikan harga jual rata-rata karet, inti kelapa sawit, dan benih kelapa sawit.

Harga rata-rata CPO grup pada semester satu ini lebih tinggi 3% dibandingkan tahun lalu. Namun kenaikan ini terkompensasi oleh turunnya volume penjualan CPO sebesar 3%.

Mski pendapatan menurun, laba kotor stabil pada posisi Rp 766 miliar karena naiknya kontribusi laba dari karet dan benih kelapa sawit.

Menanggapi kinerja perusahaan, CEO Indo Agri mark Wakeford menilai kinerja grup memuaskan berkat penguatan harga jual rata-rata karet dan inti kelapa sawit, penjualan benih kelapa sawit, dan pengendalian biaya yang ketat. "Kinerja operasional yang diukur berdasarkan laba kotor dan EBITDA pada kuartal kedua, menunjukkan hasil yang sejalan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu," ujar dia dalam siaran persnya, Kamis malam.

Harga rata-rata CPO internasional mencapai US$ 807 per ton (CIF Rotterdam) pada semester I-2010 lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata pada tahun lalu yang sebesar US$ 683 per ton. Kenaikan harga ini didorong oleh ketanya pasokan minyak kelapa sawit dan turunnya tingkat persediaan minyak kelapa sawit di Malaysia akibat siklus produksi.

"Kami perkirakan permintaan atas minyak kelapa sawit akan tetap positif pada tahun ini, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi global, meningkatnya konsumsi di India, Tiongkok, dan negara-negara berkembang lainnya di Asia, serta naiknya permintaan biodiesel akibat kebijakan pemerintah di Eropa, Brasil, dan Argentina," papar Mark.

Menurut dia, produksi CPO, penjualan minyak goreng, dan margarin oleh grup diperkirakan meningkat pada semester kedua ini sejalan dengan produksi minyak kelapa sawit yang mencapai puncak dan naiknya permintaan atas produk bermerek Indofood menjelang Hari Raya.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.