Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur mengaku harga jual tepung terigu akan naik sebesar 10% pada September 2010. "Naik sebesar 10% karena didorong oleh faktor psikologis, seperti Puasa,” kata Natsir di Jakarta, Senin (16/8).
Harga tepung terigu akan naik dari US$ 500 menjadi US$ 600 per ton. Menurut Natsir, kenaikan ini akibat harga semua komoditas turut naik menyusul terjadinya anomali cuaca.
Natsir menambahkan, stok tepung terigu dalam negeri akan terganggu, karena impor gandum dari Rusia ditutup. “Produksi gandum di Rusia sedang mengalami penurunan, sehingga ekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia ditutup, padahal Rusia adalah penghasil gandum terbesar,” jelas dia.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies menjelaskan, penjualan tepung terigu sejak akhir Juli 2010 meningkat 20% dari rata-rata setiap bulannya sebanyak 275 ribu ton menjadi sekitar 320 ribu ton/bulan.
"Penjualan terigu meningkat sebesar 20% sejak akhir Juli dari rata-rata setiap bulannya 275 ribu ton menjadi sekira 320 ribu ton per bulan,” kata Ratna Sari Loppies.
Penjualan terigu biasanya akan terus meningkat hingga tiga hari menjelang Lebaran dan tujuh hari setelah Lebaran. Setelah itu penjualan akan turun kembali. Ratna menegaskan, stok terigu dipastikan mencukupi hingga Lebaran. “Stok kita cukup untuk Lebaran,” tegas dia.
Ratna mengaku industri tepung terigu nasional telah berjanji tidak akan menaikkan harga hingga Lebaran. “Sampai Lebaran, industri terigu komit tidak akan menaikkan harga dari pabrik. Kalau di tingkat distributor, kami tidak berani menjamin, karena mereka kan harus membayar uang THR karyawan. Setelah Lebaran, kami tidak tahu apakah harga akan tetap seperti saat ini atau naik. Karena tren memang sedang naik,” papar Ratna.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.