rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Wednesday, July 28, 2010

Harga BBTN Terlalu Mahal???


PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan kinerja cemerlang di semester I 2010. Per Juni 2010, laba bersih BBTN mencapai Rp 390,61 miliar. Angka ini melonjak 97,11% dibandingkan dengan perolehan laba bersih di periode yang sama 2009, yang sebesar Rp 198,16 miliar.

Kinerja cemerlang itu berkat ekspansi kredit BTN yang tumbuh 29,61% menjadi Rp 46,41 triliun. Meski gencar menyalurkan kredit, BBTN mampu menjaga kualitas kreditnya. "NPL (tingkat kredit macet) nett BTN per 30 Juni 2010, 3,4%," ujar Iqbal Latanro, Direktur Utama BBTN.

BBTN juga mencatat margin bunga bersih atau nett interest margin (NIM) sebesar 5,81%. Dibanding tahun lalu yang sebesar 4,04%, margin ini lebih tinggi.

BBTN juga berhasil menekan biaya menjadi 59,09% dari pendapatannya. Angka ini turun jauh dibandingkan semester I tahun lalu yang mencapai 70,4%. "Ini artinya kami berhasil melakukan efisiensi biaya operasional," kata Iqbal.

Di sisi pemasukan, bank yang fokus menggarap kredit pemilikan rumah (KPR) ini berhasil mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 39,99 triliun. Itu berarti tumbuh 16,69% jika dibandingkan DPK per Juni 2009, yang sebesar Rp 34,28 triliun.

Bank pelat merah yang baru saja mencatatkan sahamnya di BEI ini menargetkan pertumbuhan kredit 30% di 2010. Para analis yakin, target ini akan gampang tercapai.

Pendapat Analis
 
Analis Kim Eng Securities Rahmi Marina tak meragukan kinerja BBTN hingga akhir tahun ini. Salah satu alasannya, BBTN mematok bunga KPR 2%-3% di atas rata-rata pasar KPR saat ini. "Hal ini membuat NIM BBTN tetap di atas 5% hingga akhir tahun," ucapnya.

Ia juga melihat, BBTN masih akan fokus menyalurkan sekitar 90% kreditnya ke sektor perumahan. "BBTN masih dalam tahap belajar untuk menyalurkan kredit pada segmen non-KPR," jelas Rahmi.

Namun, Rahmi mengingatkan, biasanya peningkatan kredit akan diikuti potensi kenaikan kredit macet. "NPL BBTN bisa mencapai 4,05% hingga 4,98%," ramalnya. Toh, ia memprediksi, laba bersih BBTN tahun ini bisa mencapai Rp 866 miliar.

Tak berbeda jauh, Analis Bahana Securities Teguh P. Hartanto memperkirakan, laba bersih BBTN bisa mencapai Rp 812 miliar. Namun ia menilai kinerja semester I BBTN, yang baru dilansir, tidak terlalu mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. "Secara teknikal belum terlihat upside potential, harganya sudah terlalu mahal," jelas Teguh, kemarin (27/7).

Sementara itu, Isnaputra Iskandar, Analis OSK Nusadana Securities Indonesia, memperkirakan, pendapatan BBTN tahun ini bakal mencapai Rp 2,81 triliun. Adapun laba bersihnya, ia taksir mencapai Rp 683 miliar.

Meskipun seluruh analis meyakini kinerja BBTN di semester II bakal meningkat, mereka menilai harga saham BBTN sudah kelewat mahal. Jadi, Isnaputra merekomendasikan jual. "Target harga Rp 1.000," katanya.

Rahmi dan Teguh juga menilai sama. Rahmi memberi target harga Rp 1.260 per saham, dan Teguh mematok target harga Rp 1.900 per saham. Ia mengakui harga BBTN saat ini sudah di atas targetnya. "Akan saya revisi, tetapi untuk sementara masih saya rekomendasikan hold," sarannya.

Kemarin, harga saham BBTN berakhir di posisi Rp 1.940 per saham. Sumber: Kontan

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.