rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, August 1, 2011

Indocement Akan Bangun Dua Pabrik Baru

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk telah mulai melakukan studi kelayakan untuk membangun dua pabrik semen baru berkapasitas masing-masing 2,5 juta ton per tahun.
"Rencana dua pabrik baru itu, masing-masing satu di Jawa Tengah dan satu di luar Jawa," kata Sekretaris Perusahaan Indocement Sahat Panggabean di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/8).

"Perseroan percaya bahwa permintaan domestik yang kuat akan terus bertumbuh saat ini dan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, saat ini mulai dilakukan studi kelayakan untuk membangun dua pabrik semen baru tersebut," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa perseroan akan memanfaatkan kondisi neraca keuangan yang kuat dan sehat saat ini untuk mengantisipasi pembelanjaan modal. Sebagai tambahan, kata dia, perseroan juga memperkuat usaha beton siap-pakai dan tambang agregat yang dimiliki, agar siap mengantisipasi kenaikan permintaan atas beton siap-pakai dan batu andesit untuk pembangunan perumahan dan gedung bertingkat, khususnya di daerah Jakarta dan Jawa Barat.

Dikemukakannya bahwa mengikuti tren kenaikan permintaan semen dan peningkatan kapasitas, volume penjualan beton siap-pakai pada 2011 meningkat sebesar 115,8% dibandingkan tahun 2010.

Sementara itu, Corporate Communication Department Head Indocement Aldo Yuliardy menambahkan, perusahaan semen itu kini memiliki tiga pabrik yakni di Citereup (Kabupaten Bogor), Palimanan, Cirebon, dan Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel). Kapasitas produksinya saat ini adalah sebesar 18,6 juta ton semen per tahun.

Rinciannya, menurut Aldo Yuliardy, untuk pabrik Citereup memiliki sembilan unit produksi dengan kapasitas 11,9 juta ton, pabrik Palimanan Cirebon memiliki dua unit produksi dengan kapasitas 4,1 juta ton, dan di Tarjun, Kota Baru, Kalsel kapasitas pertahunnya mencapai 2,6 juta ton dari satu unit produksi.

Pada bagian lain, Sahat Panggabean mengemukakan bahwa Indocement telah mencatat volume penjualan domestik sebesar 7,1 juta ton pada semester I tahun 2011, yaitu 14,1% lebih tinggi dari penjualan tahun 2010 sebesar 6,3 juta ton.

"Pada saat yang sama, pertumbuhan permintaan semen domestik sebesar 14,8% telah membawa pangsa pasar perseroan menjadi 31,1% dibandingkan 31,2 persen pada semester I tahun 2010," kata dia.

Ia menjelaskan, tingginya pencapaian tersebut didorong oleh permintaan yang besar di sektor swasta (perumahan dan gedung bertingkat), terutama di Pulau Jawa (+18,7% YoY).
Sementara itu, untuk penjualan ekspor menurun sebesar -33,7% menjadi 0,3 juta ton (tahun 2010 0,5 juta ton), karena perseroan memfokuskan pada permintaan domestik yang tinggi.

Menurut dia, total volume penjualan pada semester I tahun 2011 adalah sebesar 7,4 juta ton atau lebih tinggi 10,8% dibandingkan tahun 2010 sebesar 6,7 juta ton.  Seiring meningkatnya volume penjualan, pendapatan bersih perseroan meningkat sebesar 18,1% menjadi Rp 6,33 triliun (tahun 2010 sebesar Rp 5,36 triliun), yang didukung oleh penjualan domestik yang kuat dan kenaikan harga domestik sebesar 3% pada Oktober 2010.

Perhatian utama manajemen, kata dia, adalah pada biaya energi yang besarnya sekitar 50% dari beban pokok pendapatan. "Indocement harus menyerap kenaikan biaya energi terutama kenaikan harga batubara dan bahan bakar minyak sejak kuartal terakhir 2010, meskipun sebagian kebutuhan batubara tahun ini telah diikat dengan kontrak `fixed price` pada tahun lalu," katanya.

Untuk mengimbangi kenaikan biaya energi ini, kata dia, perseroan telah melakukan banyak usaha efisiensi biaya dan fokus untuk mengoptimalkan pembelian dan operasional "supply chain".

Oleh karena itu, beban pokok pendapatan per ton hanya naik sebesar 16% meskipun beban pokok pendapatan perseroan dalam jumlah absolut meningkat sebesar 28,7%, terutama disebabkan oleh tingginya volume produksi.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.