rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, February 14, 2011

Toba Pulp Targetkan Produksi 200 Ribu Ton


PT Toba Pulp Lestari, Tbk menargetkan memproduksi pulp di atas 200 ribu ton selama 2011, naik dari 175.989 ton pada 2010 dengan penjualan terbesar tetap ke pasar internasional.

"Mudah-mudahan target produksi itu tercapai, mengingat harga jual pulp pada awal 2011 di dalam maupun di pasar internasional lebih bagus dari akhir 2008, 2009 dan bahkan 2010," kata Direktur PT Toba Pulp Lestari Tbk Juanda Panjaitan di Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sabtu (12/2).

Dia tidak merinci harga ekspor bubur kertas (pulp) itu dengan alasan kurang ingat pasti, namun menurut dia, harga jualnya cukup menguntungkan atau di atas biaya produksi bahkan lebih tinggi dibandingkan 2009 dan 2010.

Harga pulp sempat anjlok pada Agustus 2008 dari tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 600 hingga 630 dolar AS per ton.   Tahun lalu, dari produksi yang sebanyak 175.989 ton dengan penjualan 168.031 ton, 100% produk itu diekspor ke berbagai negara khususnya Tiongkok dan Korea.

"Target produksi yang naik pada 2011 itu juga mengacu pada permintaan yang lumayan bagus dibandingkan ketika usai krisis global akhir 2008 hingga 2010," katanya yang didampingi Kepala Seksi Hubungan Media PT Toba Pulp di Porsea Onggung Tambunan dan staf humas kantor PT Toba Pulp Lestari di Medan, Martin.

Dia menegaskan, kalau target produksi pulp di atas 200 ribu ton itu tercapai, itu adalah tahun kedua, produksi perusahaan PMA tersebut mencapai 200 ribuan ton, setelah 2009 yang sebanyak 210.607 ton.

Manajemen, kata Juanda, memang terus berupaya menaikkan produksi mengingat kapasitas produksi perusahaan itu yang sebesar 240.000 ton per tahun.  Mengenai bahan baku, menurut Juanda, tidak ada masalah, apalagi selain mengandalkan hasil hutan tanaman industri (HTI) perusahaan, manajemen terus mengembangkan usaha perkebunan kayu rakyat (PKR).

Hingga kini misalnya, tanaman pokok yang sudah dikembangkan di lahan masyarakat di Sektor Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, Sumut, sudah mencapai 688,3 hektare.
Manajer Sektor Aek Nauli Karman Sirait menyebutkan, PKR itu sebagian besar dilakukan dengan sistem bagi hasil ke petani.  "PKR akan terus dikembangkan, sejalan juga dengan tanaman perusahaan yang sudah mencapai 8.000 hektare dari 11.002 hektare lahan yang ada," kata dia.


0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.