rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Sunday, October 3, 2010

Bank Permata Rights Issue di Harga Rp 1.549/Saham

PT Bank Permata Tbk (BNLI) berencana menawarkan saham baru melalui mekanisme penawaran umum terbatas IV (PUT IV) atau rights issue senilai hampir Rp 2 triliun. Harga saham baru yang ditawarkan adalah Rp 1.549/saham.

Setiap pemegang enam saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank Permata pada tanggal 15 Nopember 2010, pukul 16.00 WIB, berhak atas satu saham baru.
 
Menurut Direktur Utama Bank Permata David Fletcher, dana hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi perseroan di masa mendatang. Jumlah saham baru yang akan dikeluarkan sebanyak-banyaknya  1.290.520.987 lembar saham baru yang diambil dari portepel kelas B.

Dengan demikian dana yang dikumpulkan atas aksi ini mencapai Rp 1.999.017.008.863. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 November 2010 guna meminta restu atas right issue ini.

"PUT ini semakin memperkuat neraca PermataBank dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar lagi dalam rangka memanfaatkan peluang pertumbuhan pada sektor perbankan Indonesia," ungkap Fletcher dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (3/10).

Perseroan pun tengah menantikan persetujuan dari Bank Indonesia (BI) serta surat efektif dari BAPEPAM-LK. Perseroan menargetkan, keseluruhan proses right issue akan selesai pada akhir November 2010.

Selaku pemegang saham mayoritas, PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank berkomitmen untuk menyerap seluruh saham dalam penawaran HMETD yang menjadi haknya.

Keduanya juga bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) atas sisa saham HMETD yang tidak dipesan oleh pemegang saham lainnya.

Hingga semester I-2010, BNLI mencatat rasio kecukupan modal (CAR) 13,9%. Melalui right issue ini, CAR perseroan akan terdongkak menjadi 17,6%. Laba bersih setelah pajak (audited) Bank Permata mencapai Rp 521 miliar, naik 62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun ikut tumbuh 16% YoY, menjadi Rp 48,9 triliun.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.