rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, September 20, 2010

4 Alasan IHSG Bergerak Naik Spektakuler

IHSG dan Rupiah terus menguat sensasional dalam 1 bulan terakhir. Bahkan Pada perdagangan pekan lalu, IHSG kembali bercokol pada level tertingginya dalam sejarah pada level 3384,65 sedangkan rupiah ditutup pada level 8.985 per dolar AS.

Analis dari PT BNI (Persero) Tbk, Muhammad Fikri mengatakan, trend penguatan IHSG dan rupiah pada dasarnya telah terjadi sejak awal tahun 2010. Posisi IHSG saat ini tercatat telah mengalami penguatan sebesar 31,42% sedangkan rupiah telah menguat 4,8% dibandingkan dengan posisi awal tahun 2010.

"Penguatan IHSG dan Rupiah ini didorong oleh masifnya dana asing yang masuk ke Indonesia sebagai cermin dari positifnya pandangan investor terhadap ekonomi Indonesia," jelas Fikri dalam reviewnya, Senin (20/9).

Ia pun membeberkan 4 alasan yang mendorong masifnya capital inflow ke Indonesia sejak awal tahun 2010:

1. Seperti diketahui pada Januari 2010 the Fitch Ratings meningkatkan rating Indonesia menjadi satu tingkat dibawah level layak investasi (investment grade), hal yang sama juga dilakukan oleh Standard & Poor's pada Maret 2010 yang menaikkan rating utang Indonesia dua tingkat dibawah investment grade.

Seperti tidak ingin kalah, pada Juni 2010, Moody's Investors Service juga menaikkan peringkat utang Indonesia dari outlook stabil menjadi positif dengan rating Ba2. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada negara besar Eropa, sebagai dampak dari krisis utang yunani, The Fitch menurunkan rating utang Spanyol menjadi AA+ dengan outlook stabil dan merupakan yang pertama sejak tahun 2003.

Kondisi tersebut memaksa investor untuk mencari pasar baru untuk berinvestasi di luar Amerika dan Eropa yang masih diselimuti krisis, dan Indonesia menjadi salah satu pasar yang direkomendasikan oleh beberapa institusi keuangan dunia tersebut.

2. Masih dibulan juli 2010, IMF merilis laporannya yang menaikkan pertumbuhan ekonomi Asia, Lebih lanjut IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Asia akan dimotori oleh Indonesia bersama China dan India.

IMF melihat bahwa besarnya pasar domestik ketiga Negara tersebut akan memicu tumbuhnya ekonomi Asia, ditengah menurunnya permintaan pasar Eropa dan Amerika. IMF dalam laporannya bahkan merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 menjadi 6%. Selain karena faktor besarnya pasar domestik, Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didorong oleh industri yang berbasis natural resources dengan karakter permintaan yang cenderung stabil.

Lebih lanjut, IMF juga menyebutkan Indonesia sebagai salah satu negara G-20 dengan investment return yang paling tinggi, mengingat tingkat suku bunga Indonesia merupakan yang tertinggi di G-20. IMF menyebutkan spread antar bunga pinjaman dan bunga deposito Indonesia adalah tertinggi ke dua di G-20 setelah rusia, hal tersebut menarik minat investor untuk masuk ke Indonesia khususnya ke sektor perbankan.

"Investor melihat bahwa potensi laba untuk sektor perbankan Indonesia merupakan yang paling tinggi di antara anggota G-20 lainnya sehingga mendorong terus naiknya harga saham emiten perbankan di bursa," urai Fikri.

3. Setelah IMF giliran World Economic Forum (WEF) yang memberikan pandangannya terhadap Indonesia. Berdasarkan laporan yang dirilis pada bulan lalu, WEF mencatatkan Indonesia sebagai Negara dengan kenaikan Indeks daya saing paling impresif di dunia.

Dalam laporannya, indeks daya saing Indonesia 2010 naik 10 tingkat ke posisi 44 dari 139 negara. Peningkatan tersebut didorong oleh semakin membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia serta meningkatnya indikator pendidikan Indonesia. Lebih lanjut, WEF menyebutkan bahwa Indonesia telah berhasil mempertahankan kondisi ekonominya tetap sehat selama masa krisis 2008.

Seperti diketahui utang Indonesia tercatat sebesar 27% dari total GDP, hal tersebut mencerminkan resiko utang Indonesia yang kecil. Rendahnya default risk terhadap obligasi yang diterbitkan Indonesia mendorong investor untuk berinvestasi di surat berharga yang diterbitkan Indonesia. Lebih lanjut, WEF menyebutkan Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke 18 dunia dengan total GDP sebesar US$ 539,4 milliar.

4. Yang terakhir giliran UK Trade & Investment (UKTI) yang memberikan pandangannya terhadap Ekonomi Indonesia. Perlu diketahui bahwa UKTI merupakan acuan investor di UK dalam berinvestasi. Dalam laporannya yang dirilis minggu lalu, UKTI menyebutkan bahwa Indonesia adalah Negara tujuan investasi pilihan investor ke empat dunia setelah China, Vietnam dan India. UKTI bahkan mengidentifikasi Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan jangka panjang yang paling tinggi di dunia.

Secara lansung, lanjut Fikri, pandangan institusi keuangan dunia tersebut telah mengarahkan investor untuk memilih Indonesia sebagai tujuan investasi sehingga mendorong massivenya capital inflow. Diluar pandangan tersebut, positifnya laporan keuangan emiten bursa pada semester I/2010 yang rata-rata mencatatkan pertumbuhan penjualan diatas 30% juga menjadi jawaban bahwa pandangan dari berbagai institusi keuangan dunia tersebut tidak salah.

"Untuk minggu ini, IHSG masih berpotensi menguat mengingat Dow Jones ditutup positif akhir pekan lalu, namun mengingat bursa saham Indonesia telah menguat cukup tinggi maka investor diingatkan untuk lebih selektif dalam memilih, karena potensi koreksi terhadap bursa sangat terbuka," papar Fikri. Source: Detikfinance

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.