Bank Indonesia (BI) memprediksi tingkat inflasi September 2010 akan berada di kisaran 0,5-0,6%. Tekanan inflasi September tak begitu tinggi karena adanya penurunan harga beberapa komoditas.
"Tekanan inflasi, bulan September ini mungkin inflasi month to month tidak begitu tinggi. Ada beberapa penyebabnya karena beberapa komoditas bumbu-bumbu itu sudah mulai turun walaupun tidak serendah sebelum waktu dia naik. Cabai merah keriting, bawang merah, telur juga turun," ujar Gubernur BI Darmin Nasution saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (29/9).
Selain itu, lanjut Darmin, penyebab rendahnya inflasi bulan ini karena aktivitas masyarakat yang juga mulai turun. Bahkan, hal ini menyebabkan naiknya dana pihak ketiga.
"Habis lebaran aktivitas mulai turun, likuditas mulai masuk kembali. Dana pihak ketiga naik," jelasnya.
Darmin menyebutkan tekanan inflasi bulan ini tidak terlalu besar karena tahun lalu inflasinya lebih tinggi. "Tahun lalu lebaran inflasinya agak tinggi sehingga based year-nya agak tinggi," ujarnya.
Oleh sebab itu, Darmin memperkirakan inflasi bulan ini sekitar 0,5-0,6% dengan year on year mendekati level 6%.
"Kita itu mungkin 0,5-0,6% pada bulan ini. Sehingga year on year-nya untuk akhir bulan September, atau awal Oktober, mungkin sedikit dekat ke 6%. Berkisar 6% kurang-kurang dikit barang kali. Bisa kurang dari 6% tapi deket sekali," jawabnya.
Darmin mengakui ada beberapa harga komoditas yang masih mengalami kenaikan, seperti beras, daging sapi, dan daging ayam. Namun untuk harga daging sapi dan ayam, Darmin menyatakan harganya akan mulai menurun sekitar 1-2 minggu ke depan.
"Walaupun kalau kita lihat, beberapa komoditas memang belum turun. Beras belum turun. Nah yang menarik, juga yang belum turun, daging sapi, daging ayam. Yang kita perkirakan akan segera turun seminggu dua minggu lagi," jelasnya.
Untuk beras, Darmin menyatakan harga beras internasional masih tinggi tetapi tidak memengaruhi harga beras Indonesia karena harga beras Indonesia memiliki harga tertinggi di dunia. Yang perlu diperhatikan adalah pasokannya.
"Kalau harga beras memang harga internasional juga belum turun. Walaupun sebetulnya harga beras di Indonesia memang nggak terlalu pengaruh. Karena harga kita sudah lebih tinggi dari harga internasional. Yang paling penting diketahui itu adalah suplainya cukup. itu saja," ujarnya.
Darmin akan melihat ke depannya apakah faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi inflasi hingga akhir tahun.
"Kalau bergerak di luar, sepertinya nggak berpengaruh, sehingga untuk bulan-bulan ke depan ini memang menarik untuk dilihat, apakah inflasinya akan menurun lagi dari bulan ini atau lebih kurang sama. Itu akan menentukan sampai akhir tahun dan nanti, inflasi akan seperti apa gambarannya. Apakah akan tembus 6% atau sekitar 6%," tandasnya. Source: Detikfinance
"Tekanan inflasi, bulan September ini mungkin inflasi month to month tidak begitu tinggi. Ada beberapa penyebabnya karena beberapa komoditas bumbu-bumbu itu sudah mulai turun walaupun tidak serendah sebelum waktu dia naik. Cabai merah keriting, bawang merah, telur juga turun," ujar Gubernur BI Darmin Nasution saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (29/9).
Selain itu, lanjut Darmin, penyebab rendahnya inflasi bulan ini karena aktivitas masyarakat yang juga mulai turun. Bahkan, hal ini menyebabkan naiknya dana pihak ketiga.
"Habis lebaran aktivitas mulai turun, likuditas mulai masuk kembali. Dana pihak ketiga naik," jelasnya.
Darmin menyebutkan tekanan inflasi bulan ini tidak terlalu besar karena tahun lalu inflasinya lebih tinggi. "Tahun lalu lebaran inflasinya agak tinggi sehingga based year-nya agak tinggi," ujarnya.
Oleh sebab itu, Darmin memperkirakan inflasi bulan ini sekitar 0,5-0,6% dengan year on year mendekati level 6%.
"Kita itu mungkin 0,5-0,6% pada bulan ini. Sehingga year on year-nya untuk akhir bulan September, atau awal Oktober, mungkin sedikit dekat ke 6%. Berkisar 6% kurang-kurang dikit barang kali. Bisa kurang dari 6% tapi deket sekali," jawabnya.
Darmin mengakui ada beberapa harga komoditas yang masih mengalami kenaikan, seperti beras, daging sapi, dan daging ayam. Namun untuk harga daging sapi dan ayam, Darmin menyatakan harganya akan mulai menurun sekitar 1-2 minggu ke depan.
"Walaupun kalau kita lihat, beberapa komoditas memang belum turun. Beras belum turun. Nah yang menarik, juga yang belum turun, daging sapi, daging ayam. Yang kita perkirakan akan segera turun seminggu dua minggu lagi," jelasnya.
Untuk beras, Darmin menyatakan harga beras internasional masih tinggi tetapi tidak memengaruhi harga beras Indonesia karena harga beras Indonesia memiliki harga tertinggi di dunia. Yang perlu diperhatikan adalah pasokannya.
"Kalau harga beras memang harga internasional juga belum turun. Walaupun sebetulnya harga beras di Indonesia memang nggak terlalu pengaruh. Karena harga kita sudah lebih tinggi dari harga internasional. Yang paling penting diketahui itu adalah suplainya cukup. itu saja," ujarnya.
Darmin akan melihat ke depannya apakah faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi inflasi hingga akhir tahun.
"Kalau bergerak di luar, sepertinya nggak berpengaruh, sehingga untuk bulan-bulan ke depan ini memang menarik untuk dilihat, apakah inflasinya akan menurun lagi dari bulan ini atau lebih kurang sama. Itu akan menentukan sampai akhir tahun dan nanti, inflasi akan seperti apa gambarannya. Apakah akan tembus 6% atau sekitar 6%," tandasnya. Source: Detikfinance
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.