Hasil riset PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) oleh AAA Sekuritas.
BBNI by AAA Sekuritas
Thursday, July 29, 2010
Jasa Marga Diburu CIMB-GK Securities
Jasa Marga kembali diburu oleh CIMB-GK Securities dan menjadikan broker ini sebagai pemborong terbanyak JSMR. Broker ini membeli 12.092 lot saham JSMR di harga Rp 2.596 dan jual hanya 178 lot di harga Rp 2.594.
Urutan kedua adalah UBS Securities sebanyak 8.836 lot di harga Rp 2.588 tanpa menjual sama sekali. Deutsche Securities juga membeli 3.179 lot saham JSMR di harga Rp 2.575 tanpa menjual sama sekali.
Sedangkan JP Morgan menjadi broker yang paling banyak menjual saham ini. BK, menjual 5.000 lot di harga Rp 2.586. Dengan hanya menjual lima ribu lot saja, JP Morgan tercatat sebagai broker terjual terbanyak menandakan belum ada gelagat investor menjual secara gede-gedean.
Bahkan berdasarkan pengamatan, asing sama sekali belum menjual saham ini. Asing masih tercatat membeli terus saham ini.
Harga JSMR naik Rp 50 menjadi Rp 2.600.
Urutan kedua adalah UBS Securities sebanyak 8.836 lot di harga Rp 2.588 tanpa menjual sama sekali. Deutsche Securities juga membeli 3.179 lot saham JSMR di harga Rp 2.575 tanpa menjual sama sekali.
Sedangkan JP Morgan menjadi broker yang paling banyak menjual saham ini. BK, menjual 5.000 lot di harga Rp 2.586. Dengan hanya menjual lima ribu lot saja, JP Morgan tercatat sebagai broker terjual terbanyak menandakan belum ada gelagat investor menjual secara gede-gedean.
Bahkan berdasarkan pengamatan, asing sama sekali belum menjual saham ini. Asing masih tercatat membeli terus saham ini.
Harga JSMR naik Rp 50 menjadi Rp 2.600.
Saham-Saham Terkait Lebaran Naik Semua Hari Ini
Luar Biasa. Itu ungkapan yang tepat ditujukan kepada saham-saham konsumsi hari ini, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Ketiga saham ini naik luar biasa. Lihat saja JPFA yang naik 20,24% atau Rp 425 menjadi Rp 2.525. CPIN juga naik Rp 525 atau 11,35% menjadi Rp 5.150. Terakhir, INDF naik Rp 225 atau 5% menjadi Rp 4.725.
Lonjakan harga ini, selain karena ekspektasi laporan keuangan semester I-2010, yang luar biasa, juga terkait dengan konsumsi masyarakat Indonesia yang masih besar.
Bahkan, saya pernah menulis pada tanggal 20 Juli 2010 dengan judul artikel "Cermati Saham Konsumsi". (Klik Disini). Bahkan, dua hari lalu, penulis juga menurunkan artikel berjudul "Amazing Movement for JPFA". (Klik Disini).
Sekarang ketiga emiten ini sudah naik tinggi. Oleh karena itu, bagi investor yang ingin mengoleksi saham-saham ini disarankan untuk terus mencermati. Siapa tahu bisa menangguk keuntungan pada kuartal tiga nanti.
Pada laporan keuangan kuartal III-2010, emiten diharuskan publikasi pada Oktober 2010. Nah, selama kuartal tiga terdapat momentum Lebaran. Biasanya, masyarakat banyak memborong ayam (menguntungkan JPFA dan CPIN). INDF juga diuntungkan karena masyarakat sering mengonsumsi Indomie saat Sahur, penjualan minyak goreng (untuk masak-masak) dan gula (bikin kue) juga akan meningkat, sehingga menguntungkan INDF.
Emiten lain yang bakal diuntungkan adalah BUDI yang memproduksi tepung ketan dan tepung beras dengan merek Rose Brand. BUDI juga memproduksi minyak goreng.
Jasa Marga (JSMR) juga akan diuntungkan pada kuartal tiga nanti karena kegiatan mudik masyarakat. Jalan-jalan tol seperti Cikampek, Cipularang, hingga Trans Jawa, akan diserbu oleh ratusan ribu mobil yang mau mudik ke kampungnya masing-masing.
Oleh karena itu, cermati saham-saham konsumsi ini. Jika harganya turun, koleksi kembali.
Khusus perdagangan Kamis ini, CPIN banyak diborong oleh Danareksa, sebanyak 8.774 lot di harga Rp 4.999 dan menjual 512 lot (Rp 5.020). Urutan kedua ditempati oleh Deutsche Securities sebanyak 2.124 lot (Rp 5.070) tanpa menjual sama sekali. Nusadana Capital Indonesia memborong 6.784 lot (Rp 5.014) dan jual 6.030 (Rp 4.951).
JPFA diborong oleh Danareksa sebanyak 14.206 lot (Rp 2.325) dan jual hanya 989 lot (Rp 2.361). Nusadana Capital memborong 26.949 lot (Rp 2.372) dan jual 16.673 lot (Rp 2.323).
E-trading Securities juga membeli 6.013 lot saham JPFA di harga Rp 2.377 dan jual 3.069 lot (Rp 2.364). CIMB-GK Securities beli 3.973 lot (Rp 2.433) dan jual 1.143 lot (Rp 2.357). Terakhir, Mega Capital beli 3.792 lot (Rp 2.317) dan jual 1.148 lot (Rp 2.314).
INDF dibeli paling banyak oleH JP Morgan sebanyak 3.957 lot (Rp 4.583) dengan hanya jual 74 lot (Rp 4.725). Nusadana Capital beli 4.079 lot (Rp 4.642) dan jual 466 lot (Rp 4.650). CLSA Indonesia beli 4.255 lot (Rp 4.499) dan jual 1.289 lot (Rp 4.290). Phillip Securities beli 3.130 lot (Rp 4.581) dan jual 278 lot (Rp 4.632). Terakhir, Deutsche Securities beli 2.733 lot INDF di harga Rp 4.612 dengan hanya menjual 74 lot (Rp 4.660).
Laba AUTO Melonjak 81%
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatat lonjakan laba bersih sebesar 81,26% pada semester I-2010 menjadi Rp 568,57 miliar, dari Rp 313,67 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih ini terjadi berkat oleh meningkatnya pendapatan perseroan pada semester I-2010 yang mencapai 25,72%.
Pendapatan bersih salah satu anak usaha PT Astra Internasional Tbk ini tercatat Rp 3,05 triliun pada semester I-2010, naik 25,72% dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,42 triliun. Laba kotor perseroan pun akhirnya ikut terdongkrak 35,58%, dari Rp 405,57 miliar pada semester I-2009 menjadi Rp 549,89 miliar pada semester I-2010.
Laba usaha juga naik 42,37%. Laba operasi selama semester I-2010 tercatat Rp 265,83 miliar, naik dibandingkan pada posisi tahun lalu yang hanya Rp 186,71 miliar.
Setelah terpangkas oleh hak minoritas atas pemegang saham, maka perolehan laba bersih AUTO menjadi Rp 568,57 miliar. Laba bersih mengalami kenaikan sebesar 81,26%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 313,67 miliar.
Laba per saham pun tercatat sebesar Rp 737 per lembar, atau naik dari posisi yang sama tahun lalu Rp 407 per lembar.
Modal perseroan sampai akhir Juni 2010 tercatat Rp 3,41 triliun atau meningkat dibandingkan tahun lalu, Rp 2,83 triliun. Aset perseroan pun mencapai Rp 4,97 triliun di semester I-2010. Posisi aset pada periode yang sama tahun 2009, tercatat Rp 4,19 triliun.
Indonesian Stock Valuation Premium to More Than Double, Credit Suisse Says
Indonesia’s valuation premium to global emerging markets may more than double from current levels even after gains that drove the nation’s benchmark index to a record high, Credit Suisse Group AG said.
The Jakarta Composite Index has surged 27 percent in dollar terms this year as the central bank kept interest rates low and economic growth accelerated, making Indonesia the best performer among the 21 countries that make up the MSCI Emerging Markets Index. The gauge yesterday climbed 0.5 percent, closing at a record high for a second day.
The gains mean Indonesia is now trading at an 18 percent premium to global emerging markets, based on a model comparing price to book value against return on equity, Credit Suisse analysts led by Sakthi Siva wrote in a report today.
That compares with a record premium of 22 percent reached in August 2008 and previous highs of 38 percent and 36 percent, respectively, for India and China, according to the report.
“While we tend not to favor overvalued markets, we are 2 percent overweight Indonesia,” said Siva, the top-ranked strategist in Institutional Investor’s 2010 Asian poll.
“There appears to be potential for Indonesia to rerate to 30 percent to 40 percent premiums if we use India and MSCI China as a guide.”
Indonesia’s return on equity reached a low of 18.2 percent amid the global financial crisis of 2008 and 2009, according to Siva.
That compares “favorably” with the 10 percent average for global emerging markets and tops all four of the largest developing nations of Brazil, Russia, India and China, the brokerage said.
Economic Growth
Indonesia’s economy may have expanded 5.8 percent in the first half of this year and may grow 6 percent in the second half, the Finance Ministry said in a statement presented during a parliament hearing in Jakarta on July 26.
Southeast Asia’s largest economy expanded 5.7 percent in the first quarter this year from a year earlier, the fastest pace since 2008.
Domestic credit to the private sector in Indonesia is 26 percent of the nation’s gross domestic product, compared with 80 percent for developing nations worldwide, the analyst wrote.
“While proponents of the structural growth story for Indonesia tend to focus on the large young population, rapidly rising per capita GDP and domestically-led growth, we are more attracted by Indonesia’s structurally high ROE and low credit penetration,” Siva said. Source: Bloomberg
Bukopin Cetak Laba Rp 226 Miliar
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) yang akan diakuisisi oleh Jamsostek pada semester I-2010 membukukan laba bersih Rp 226 miliar, naik 13% dari semester I-2009 sebesar Rp 200 miliar.
Kenaikan laba ini membuat laba per saham perseroan turut terdongkrak dari 35,13 menjadi 37,72. Kontribusi laba masih berasal dari pendapatan bunga bersih BBKP yang naik 23,89% menjadi Rp 835 miliar.
Hingga Juni 2010, kredit perseroan mencapai Rp 29,55 triliun, naik 5,42% dari tahun lalu. Sedangkan aset perusahaan pada periode yang sama mencapai Rp 41,58 triliun atau naik 11,65% dari posisi Juni 2009 sebesar Rp 37,24 triliun.
Kenaikan laba ini membuat laba per saham perseroan turut terdongkrak dari 35,13 menjadi 37,72. Kontribusi laba masih berasal dari pendapatan bunga bersih BBKP yang naik 23,89% menjadi Rp 835 miliar.
Kinerja Bank Bukopin (BBKP) dalam Rp triliun | |||
Jun-09 | Jun-10 | % | |
Kredit | 28,03 | 29,55 | 5,42 |
Aset | 37,24 | 41,58 | 11,65 |
Pendapatan bunga bersih | 0,674 | 0,835 | 23,89 |
Laba operasional | 0,294 | 0,303 | 3,06 |
Laba bersih | 0,200 | 0,226 | 13,00 |
Laba per saham | 35.13 | 37.72 |
Hingga Juni 2010, kredit perseroan mencapai Rp 29,55 triliun, naik 5,42% dari tahun lalu. Sedangkan aset perusahaan pada periode yang sama mencapai Rp 41,58 triliun atau naik 11,65% dari posisi Juni 2009 sebesar Rp 37,24 triliun.
Laba Inovisi Naik 90%
PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) pada semester I-2010 berhasil mencatatkan laba bersih (belum diaudit) sebesar Rp 13,1 miliar atau naik 90% dibanding realisasi semester I-2009 sebesar Rp 1,33 miliar.
Kenaikan laba bersih tditopang oleh penjualan perseroan selama semester I yang mencapai Rp 62,14 miliar atau naik 66% dibandingkan periode yang sama 2009.
Dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (28/7), manajemen Inovisi menyatakan, kenaikan penjualan dan laba bersih perseroan mencerminkan investasi kelompok usaha Inovisi untuk ekspansi usaha di luar negeri membuahkan hasil. Faktor positif tersebut membuahkan keuntungan bersih setelah pajak untuk enam bulan pertama 2010 sebesar Rp 19,49 miliar, atau meningkat 408% dibandingkan Rp 3,83 miliar pada akhir semester pertama tahun lalu.
Inovisi telah berhasil melaksanakan penawaran umum saham terbatas terbatas I disertai penerbitan waran seri 1 pada Mei 2010. Jumlah dana yang diperoleh sebesar Rp 97,75 miliar telah digunakan untuk mengakuisisi 100% saham perusahaan Code Wireless Pte Ltd.
Grup perusahaan yang diakuisisi ini terdiri atas tiga perusahaan, yaitu Code Wireless Pte Ltd, Abamon Technology Sdn Bhd, dan Smart Checker Ltd.
Kemarin, saham INVS menguat 175 poin ke level Rp 2.975. Volume saham yang ditransaksikan 333 ribu senilai Rp 950,62 juta.
Rekomendasi HD Capital Kamis (29/7)
Berikut rekomendasi HD Capital untuk Kamis, 29 Juli 2010.
BUY: (TLKM, DOID, BKSL, PTBA)
- Walaupun indeks dapat terkoreksi akibat turunnya regional, penguatan rupiah ke di bawah 9.000 menjelang optimisme pasar terhadap data inflasi & GDP Senin depan memberikan sentimen positif untuk terus melakukan akumulasi di IHSG.
- IHSG close (28-07) 3.062.520(+20.850/+0.69%) (Vol Rp 3.0 triliun)
- Support: 3.040-3.010-2.960, Resistance: 3.070-3.100
Stock picks:
1. Telkom (TLKM): (BUY) (Target: Rp 8.400) (close 28/07 Rp 8.250)
- Ekspektasi pasar terhadap peningkatan kerja Telkomsel di 2H-2010 pasca hasil Q2-2010 pengembangan bisnis broadband, serta spin-off beberapa menara telekomunikasi dapat mendorong investor terus akumulasi counter telco dengan valuasi PBV termurah di Asia sesudah BTEL.
- Exit: (1) Rp 8.150, Exit (2) Rp 8.050, Cut-loss point: Rp 7.950
2. Delta Dunia (DOID) (BUY): (Target: Rp 1.140) (Close 28/07 Rp 1.050)
- Kinerja membaik: peningkatan produksi batubara pasca pembelian alat baru dari Komatsu dan Caterpillar di Q2 2010 naik 2,5% versus Q1
- Walaupun kelihatannya jenuh beli, namun naiknya indikator ADX mendekati level 20 menunjukan bahwa mulai ada perubahan kondisi tren dari sideways ke trending positif sehingga rekomen akumulasi.
- Entry (1) Rp 1.030, (2) Rp 995, Cut loss point: Rp 960
3. Bukit Sentul (BKSL) (BUY): (Target: Rp 124) (Close 28/07 Rp 114)
- Sektor properti paling diuntungkan dari re-valuasi harga aset di Indonesia akibat penguatan rupiah sehingga akumulasi BKSL yang terdiskon 40% dari high April lalu, & 70% dari harga saham kompetitor Alam Sutera (ASRI).
- Potensi penguatan harga batubara & rupiah membuka peluang untuk re-rating valuasi reserve batubara yang dimiliki.
- Entry: (1) Rp 113, Entry: (2) 110, Cut loss point: Rp 108
4. Bukit Asam (PTBA): (BUY) (Target: Rp 17.500) (close 28/07 Rp 17.000)
- Terus rekomen akumulasi dengan target price baru karena pasar mulai pricing in revaluasi harga cadangan batubara bila harga minyak memang bisa menembus US$80/barel.
- Pasar optimis harga dan output ekspor batubara akan meningkat di 2H 2010.
- Entry: (1) Rp 16.900, Exit (2) Rp 16.700, Cut-loss point: Rp 16.300
Dibuat oleh Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)
Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 29 Juli 2010
Berikut rekomendasi beberapa sekuritas untuk hari ini, Kamis 29 Juli 2010.
1. Trimegah Securities
Terbentuknya candle pada Rabu (28/7) yang memiliki harga pembukaan IHSG yang tak berbeda jauh dengan harga penutupan sehari sebelumnya (27/7), membuat para pelaku pasar masih optimistis dengan penguatan IHSG akan berlanjut. Pergerakan indeks hari ini ada di kisaran 3.050-3077. Saham pilihan JSMR dan SMCB.
2. e-Trading Securities
IHSG ditutup menguat 15 poin (0,51%) setelah sempat menguat hingga 30 poin lebih dan mengenai level resistance 3.064 kemarin, dengan ditopang saham sektor antara lain semen, infrastruktur, dan telekomunikasi.
Broker asing net buy Rp 250 miliar. Sementara itu, RSI dan stochastic masih overbought, sehingga ada ancaman profit taking. Hari ini, IHSG akan mendapat sentimen dari data durable good AS dan bergerak pada kisaran 3.015–3.090. Saham yang dapat diperhatikan ADHI, TLKM, dan AKRA.
3. Erdikha Sekuritas
IHSG ditutup menguat 15,80 poin menjadi 3.057,48 kemarin, dengan ditopang penguatan saham sektor properti, infrastruktur, dan ragam industri. Secara teknikal, indeks diperkirakan mixed dengan kecenderungan positif terbatas hari ini pada kisaran 3.012-3.080. Pergerakan saham properti masih layak diperhatikan.
4. Sinarmas Sekuritas
Jika terjadi golden cross pada indikator stochastic, itu sebagai isyarat bahwa rally kenaikan indeks kembali akan berlanjut hari ini. Sebaliknya, apabila gagal membentuk pola golden cross, IHSG akan tertahan. Indeks akan bergerak antara 3.034-3.080. Saham pilihan SMGR, SMCB, dan INDF.
Subscribe to:
Posts (Atom)