rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Sunday, August 1, 2010

Pergerakan Kurs dan IHSG Searah??

Apakah pergerakan kurs rupiah dengan Indeks Harga Saham Gabungan selalu searah? Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat signifikan untuk mengetahui arah indeks. Pasalnya, pasar modal kita sangat masih dominan digerakkan dan dikendalikan oleh investor asing. Basis investor lokal belum kuat.



Akibatnya, jika investor asing banyak masuk ke bursa saham kita, rupiah akan menguat karena mereka menukarkan dolar AS yang dimilikinya ke rupiah untuk selanjutnya dibelikan saham. Sebaliknya, jika mereka merasa sudah untung besar dan akan keluar dari bursa, investor asing itu berbondong-bondong menukarkan rupiah ke dolar AS, sehingga rupiah terlihat melemah tajam.


Motif investor asing keluar dari saham tidak selalu karena mereka sudah mengantungi untung yang besar dari saham. Jika ada ledakan bom dan merasa situasi keamanan tidak kondusif, mereka akan langsung buru-buru menjual saham dan rupiah yang dikantunginya ditukarkan ke dolar AS. Rugi dari jual saham tidak apa-apa bagi mereka karena mereka akan untung dari selisih kurs.

Dari data pergerakan kurs rupiah dan IHSG selama Januari hingga Juli 2010 seperti dalam gambar di bawah ini, terlihat ada korelasinya. Dengan demikian, investor lokal sangat perlu mencermati pergerakan rupiah. Hal ini sudah menjadi kewajiban dan bisa menjadi indikator untuk mengambil posisi atau mengetahui apakah IHSG sudah terlalu tinggi dan siap turun.

Biasanya pada pagi hari, di televisi kabel yang menayangkan CNBC atau Bloomberg, akan terlihat data-data yang bergerak di layar bawah soal kurs rupiah vs dolar AS saat itu. Jika melemah tajam bisa dipastikan indeks akan turun tajam. Namun kalau pelemahannya hanya 10 poin masih wajar. Beda kalau pelemahannya sampai 75-100 poin. 

Posisi kurs rupiah pada Jumat 30 Juli 2010 ditutup tembus rekor baru terkuatnya, yakni Rp 8.950. IHSG sendiri, entah kebetulan atau tidak, ditutup pada posisi tertingginya juga, yakni 3.069,28.