rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Monday, August 30, 2010

Laba Bersih Adaro Energi Anjlok 49%

 * pendapatan usaha konsolidasi masih tumbuh 12% mencapai US$ 1,3 miliar
* Pendapatan usaha turun 7% akibat faktor penguatan kurs rupiah 
* EPS Rp 70,3 menjadi Rp 36 

Laba bersih PT Adaro Energy Tbk pada semester I-2010 anjlok 49% dari Rp 2,25 triliun pada semester I-2009 menjadi Rp 1,15 triliun.

Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, penurunan kinerja pada semester pertama telah diperkirakan sebelumnya, menyusul tingginya tingkat curah hujan yang sampai sekarang masih berlanjut.

“Tingkat curah hujan yang tinggi telah berdampak terhadap pendapatan usaha dan laba bersih. Kami berharap harga jual rata-rata untuk semester II/2010 meningkat dan bila cuacanya memungkinkan, akan memenuhi ekspektasi  pasar untuk 2010,” tuturnya dalam keterangan resmi, hari ini.

Di tengah kondisi tersebut, pendapatan usaha konsolidasi per Juni 2010 masih tumbuh 12% mencapai US$1,3 miliar, dari sebelumnya US$1,165 miliar. Saat ini, hampir seluruh bisnis Adaro Energy dilakukan dalam dolar AS.

Meski demikian, peningkatan beban bunga, penguatan rupiah, dan peningkatan tarif pajak efektif makin menggerus capaian perseroan. Penguatan kurs rupiah pada semester pertama 2010 menyebabkan pendapatan usaha Adaro Energy turun 7% menjadi Rp 11,98 triliun.

Selama semester pertama 2010, kurs rata-rata rupiah terhadap dolar AS menguat 17% menjadi Rp 9.189 per US$ dari Rp 11.067 per US$ pada semester pertama 2009.  Pos laba per saham pun tergerus menjadi Rp 36 dari posisi pada periode yang sama 2009 senilai Rp 70,3.

Padahal, pada periode yangs ama perseroan telah melakukan integrasi penuh rantai pasokan batu bara pada Mei 2009 untuk memperbaiki efisiensi biaya, seperti tercermin pada skala peningkatan biaya angkutan dan pengapalan yang lebih rendah, yaitu 9%.

Laba Bersih Bakrie Telecom Anjlok 96,3%

PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) pada semester I-2010 hanya mampu mencetak laba bersih Rp 2,7 miliar atau anjlok 96,3% jika dibandingkan semester I-2009 yang mencapai Rp 72,8 miliar. Penurunan laba yang besar ini disebabkan oleh kenaikan beban keuangan sebesar 95,3% menjadi Rp 206,3 miliar dari posisi Rp 105,6 miliar pada tahun lalu. 
Lonjakan ini terjadi menyusul penerbitan obligasi global senilai US$ 250 juta pada kuartal II-2010,  yang dananya digunakan untuk pembiayaan kembali utang sindikasi dan belanja modal layanan internet broadband wireless access (BWA).

Meski demikian, laba usaha BTEL masih mampu bertumbuh sebesar 10,1% menjadi Rp 174,6 miliar pada semester I-2010 dari tahun lalu hanya Rp 158,6 miliar. "Kenaikan ini antara lain merupakan hasil dari berbagai usaha efisiensi yang dilakukan perseroan seperti berkurangnya rasio biaya-biaya operasi dan pemeliharaan, umum dan administrasi serta penjualan dan pemasaran terhadap pendapatan," ujar Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk Anindya N Bakrie dalam siaran persnya , di Jakarta, Senin (30/8).

Selain laba usaha, EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, Depreciation & Amortization) juga meningkat 17,7% dari Rp 613,8 miliar menjadi Rp 722,5 miliar. Akibatnya EBITDA marjin juga meningkat dari 36,8% menjadi 40%. Sedangkan pendapatan usaha naik 3,1% dari Rp 1,66 triliun menjadi Rp 1,72 triliun.

Sampai akhir Juni 2010, pelanggan BTEL tercatat sebanyak 11,1 juta atau bertambah 24,7% dari 8,9 juta pada Juni 2009. Pertumbuhan ini dicapai berkat inovasi yang berkelanjutan dari sisi produk dan layanan serta didukung pengenalan merek yang kuat.

Semester I-2010, Laba Bersih Timah Melonjak 653%

Laba bersih PT Timah Tbk (TINS) melonjak sebesar 653,04% dalam setahun terakhir, dari Rp 42,8 miliar pada semester I-2009 menjadi Rp 322,3 miliar pada semester I-2010. Kenaikan ini disebabkan lonjakan harga timah dunia sebesar 43%, yakni dari US$ 12.267/metrik ton menjadi US$ 17.529/mt.

Sementara itu, penjualan timah oleh perseroan hanya naik 5,93% dari Rp 3,54 triliun menjadi Rp 3,75 triliun. Sedangkan EBITDA mampu melonjak 1.000% dari Rp 50 miliar menjadi Rp 550,2 miliar.

Akibatnya, laba bersih per saham turut terdongkrak dari Rp 8,5 menjadi Rp 64.



Kinerja PT Timah Tbk (Rp miliar)


Semester I-2009 Semester I-2010 %
Penjualan bersih 3.539 3.749 5.93
Laba kotor 375 689.1 83.76
Laba usaha 173 415 139.88
Laba sebelum pajak 104 398 282.69
Laba bersih 42.8 322.3 653.04
EBITDA 50 550.2 1000.40
Laba usaha per saham 34.3 82.4 140.23
Laba bersih per saham 8.5 64 652.94

Laba Bersih TINS                                                                                                                                   

English
Profit of TINS                                                                                                                                   

Laba Bersih BW Plantation Turun 20,1%

PT BW Plantation Tbk (BWPT) mencatat penurunan laba bersih pada semester I-2010 sebesar 20,1% dari Rp 107,13 miliar pada semester I-2009 menjadi Rp 85,55 miliar. Penurunan laba bersih ini disebabkan terpangkasnya pendapatan usaha perseroan sebesar 11,7%.

Demikian disampaikan dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, di Jakarta, Senin (30/8).

Pendapatan usaha BWPT mencapai Rp 275,67 miliar atau turun 11,7% dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 312,37 miliar. Di sisi lain beban penjualan malah naik tipis dari Rp 101,99 miliar menjadi Rp 110,84 miliar.

Akibatnya, laba kotor perseroan ikut tergerus sebesar 21,6% menjadi Rp 164,84 miliar. Padahal pada tahun lalu, laba kotor BWPT mencapai Rp 210,375 miliar. Penurunan laba kotor terjadi karena biaya pemupukan yang meningkat 91,6% yang aplikasinya pada semester I telah mencapai 65%.

Beban usaha perseroan meningkat Rp 2,8 miliar, dari Rp 38,17 miliar menjadi Rp 40,97 miliar. Akibatnya, laba usaha turut menurun sebesar 28,06%, dari Rp 172,21 miliar menjadi Rp 123,86 miliar.

Usai terpotong beban lain-lain sebesar Rp 7,35 miliar, laba sebelum pajak mencapai Rp 116,52 miliar atau turun 24,38% dari semester I-2009 sebesar Rp 153,42 miliar.

Beban pajak yang ditanggung perseroan mencapai Rp 30,97 miliar. Dengan demikian laba bersih pun mencapai Rp 85,55 miliar, turun 20,1% dibandingkan tahun lalu Rp 107,13 miliar.

Volume penjualan CPO hingga semester I-2010 pun turun 16,8% dari 47.426 ton menjadi 39.438 ton. "Penurunan volume penjualan tersebut terutama disebabkan penurunan 8,1% hasil panen TBS inti yang pada semester I-2010 mencapai 168.184 ton dari semester I-2009 sebanyak 182.982 ton," ungkap Corporate Secretary BWPT Kelik Irwantono.

Menurut Kelik, penurunan ini diakibatkan oleh perubahan pola produksi menyusul terjadinya curah hujan yang tinggi.

Deutsche Borong Saham Indofood

Investor asing melalui broker Deutsche Securities Indonesia terus memburu saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Kali ini, Deutsche Securities memborong 31.200 lot saham INDF di harga rata-rata Rp 4.775.

Broker ini juga menjual 6.964 lot saham INDF. Namun, sebanyak 5.400 lot di antaranya merupakan transaksi di pasar negosiasi sesama nasabah Deutsche, sehingga bisa disimpulkan aksi jual oleh broker ini sangat minim.

Di urutan kedua, Nusadana Capital Indonesia memborong 12.355 lot saham INDF. Mandiri Sekuritas juga membeli 13.884 lot. Sedangkan JP Morgan Securities Indonesia membeli 7.609 lot bersama CLSA Indonesia yang membeli 5.282 lot.

Akibat aksi beli yang masif tersebut, harga saham INDF terkerek naik Rp 250 menjadi Rp 4.825. Saham ini sempat menyentuh Rp 4.850 namun kemudian lama bertahan ditransaksikan di harga Rp 4.750-4.775 sebelum pada menit-menit terakhir dikerek kembali ke Rp 4.825.

Broker jual dilakukan oleh Trimegah Securities sebanyak 9.657 lot dan Sinarmas Sekuritas 5.543 lot.


1
DB
DEUTSCHE SECURITIES INDONESIA
759
31,200
4,775.55
10
6,964
4,775.05
24,236
38,164
2
DR
NUSADANA CAPITAL INDONESIA
211
12,355
4,759.29
56
1,153
4,786.69
11,202
13,508
3
CC
MANDIRI SEKURITAS
317
13,884
4,771.18
75
5,112
4,778.08
8,772
18,996
4
BK
J.P MORGAN SECURITIES INDONESIA
238
7,609
4,781.61
7
660
4,786.36
6,949
8,269
5
KZ
CLSA INDONESIA
186
5,282
4,782.78
-
-
-
5,282
5,282
6
MG
SEMESTA INDOVEST
142
4,000
4,800.00
7
294
4,735.97
3,706
4,294
97
DH
SINARMAS SEKURITAS
13
455
4,616.76
132
5,543
4,795.46
-5,088
5,998
98
LG
TRIMEGAH SECURITIES TBK.
23
583
4,766.17
220
9,657
4,762.43
-9,074
10,240
DB: investor asing semua
Ada transaksi jual beli di pasar negosiasi 5.400 lot oleh sesama nasabah DB

Lihat berita sebelumnya:

Ciptadana Securities Borong 197 Ribu Saham KIJA

* Setelah beli 309 Ribu Lot, Mandiri Sekuritas Kembali Beli 119 Ribu Lot Saham KIJA

Aksi pemburuan saham PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) makin intensif. Kali ini, Ciptadana Securities memborong 196.800 lot saham KIJA di harga rata-rata Rp 123. Di urutan kedua adalah JP Morgan Securities Indonesia sebanyak 75.740 lot yang dilakukan seluruhnya oleh investor asing.

Mandiri Sekuritas yang pada akhir pekan lalu memborong 309 ribu lot, pada hari ini kembali memborong 119.300 lot di harga Rp 121. Broker ini juga menjual 61.645 lot saham KIJA. (Lihat berita Mandiri Sekuritas Borong 309 Ribu Lot Saham KIJA).


Sedangkan investor asing melakukan aksi jual melalui dua broker yakni Credit Suisse Securities Indonesia sebanyak 27.746 lot di harga Rp 120 dan Macquarie Securities Indonesia sebanyak 40 ribu di harga Rp 121. Harga saham KIJA berhasil naik Rp 5 menjadi Rp 121.



1
KI
CIPTADANA SECURITIES
337
196,800
123.12
49
17,090
121.35
179,710
213,890
2
BK
J.P MORGAN SECURITIES INDONESIA
165
75,740
121.03
-
-
-
75,740
75,740
3
CC
MANDIRI SEKURITAS
292
119,300
121.99
143
61,645
120.40
57,655
180,945
4
PK
PRATAMA CAPITAL INDONESIA
71
47,800
121.72
1
200
123.00
47,600
48,000
91
CS
CREDIT SUISSE SECURITIES INDONESIA
-
-
-
139
27,746
120.17
-27,746
27,746
92
AI
UOB KAY HIAN SECURITIES
10
6,100
120.41
47
38,438
122.44
-32,338
44,538
93
RX
MACQUARIE SECURITIES INDONESIA
-
-
-
83
40,000
121.08
-40,000
40,000
94
FZ
WATERFRONT SECURITIES INDONESIA
76
22,267
122.59
135
71,159
122.12
-48,892
93,426
RX: investor asing semua
CS: investor asing semua
BK: investor asing semua
KI: investor lokal semua
CC: investor lokal semua

Asing Jual Saham PGAS

CLSA Indonesia menjual 12.635 lot saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di harga rata-rata Rp 3.935. Aksi jual ini dilakukan sepenuhnya oleh investor lokal. Sedangkan investor asing melepas saham PGAS melalui broker JP Morgan sebanyak 8.612 lot (Rp 3.934), Deutsche Securities Indonesia 5.631 lot (Rp 3.929), dan Macquarie Securities Indonesia 2.419 lot (Rp 3.931).

Akibat aksi jual ini, harga saham PGAS ditutup stagnan di posisi Rp 3.950 setelah sempat menyentuh Rp 3.900. Ini karena aksi jual mampu diimbangi oleh aksi pembelian melalui Samuel Sekuritas yang memborong 5.097 lot di harga Rp 3.924 tanpa menjual sama sekali.

Kresna Graha Sekurindo dan ABN Amro Asia Securities Indonesia juga membeli 5.079 lot dan 1.825 lot bersama Mandiri Sekuritas yang turut membeli 2.427 lot.


1
IF
SAMUEL SEKURITAS INDONESIA
22
5,097
3,924.65
-
-
-
5,097
5,097
2
KS
KRESNA GRAHA SEKURINDO TBK.
18
5,079
3,900.94
1
1
3,900.00
5,078
5,080
3
HG
ABN AMRO ASIA SECURITIES INDONESIA
35
1,825
3,932.88
1
73
4,000.00
1,752
1,898
4
CC
MANDIRI SEKURITAS
24
2,427
3,923.36
32
777
3,907.79
1,650
3,204
74
RX
MACQUARIE SECURITIES INDONESIA
3
500
3,975.00
96
2,419
3,931.22
-1,919
2,919
75
DB
DEUTSCHE SECURITIES INDONESIA
18
805
3,964.63
88
5,631
3,929.13
-4,826
6,436
76
BK
J.P MORGAN SECURITIES INDONESIA
4
857
3,961.93
279
8,612
3,934.95
-7,755
9,469
77
KZ
CLSA INDONESIA
10
1,011
3,937.36
408
12,635
3,935.60
-11,624
13,646
KZ: investor lokal semua
BK: investor asing semua
DB: investor asing semua
RX: investor asing semua