rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Friday, September 30, 2011

Rekomendasi HD Capital, 30 September 2011

Rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Jumat, 30 September 2011
SELL:  BBCA, ASII, KLBF, BMRI
  • Bila terjadi rally untuk window dressing akhir September 30 dan menyambut laporan keuangan bisa digunakan sebagai ajang sell on strength karena walaupun Eropa sementara terlihat adem ayem, namun masalah perekonomian Amerika belum sepenuhnya beres.
  • IHSG close (29-09) 3.537.180 (+24.01-/+0.68%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.400-3.300, Resistance: 3.580-3.625-3.725
Stock picks
1.     Bank BCA (BBCA) (SELL) (Koreksi  Rp 7.300)  (Close 28/09 Rp 7.650)
  • Bila terjadi koreksi di sektor perbankan pasca rally yang tajam, biasanya BBCA yang akan turun terlebih dahulu karena memiliki valuasi paling mahal di sektornya.
  • Pasca menutup price gap ditakutkan koreksi akan berlanjut minggu depan
  • Exit (1) Rp 7.650, Exit (2) Rp 7.750, Reverse posisi: Rp 7.150
 
2.    Astra International (ASII) (SELL): (Koreksi: Rp 58.800) (Close 29/09 Rp 64.050)
  • Pasca bermain diatas price gap sedikit dan setelah menempuh kenaikan selama beberapa hari, ASII rentan koreksi apalagi naiknya kurs dollar akan membuat assosiasi mobil menaikan harga jual sehingga dapat memotong profit margin perusahaan.
  • Exit (1) Rp 64.250, Exit (2) Rp 65.200, Reverse posisi: Rp 66.200
 
3.     Kalbe Farma (KLBF) (SELL): (Koreksi: Rp 2.900) (Close 29/09 Rp 3.275)
  • Emiten consumer dengan PER lumayan mahal ini sangat rentan terhadap koreksi setelah naik berturut-turut selama beberapa hari dan fluktuasi dollar yang masih cenderung melemah dalam 1-3 bulan kedepan.
  • Kenaikan kurs dapat menaikan harga import bahan baku dan secara negatif berimbas ke profit margin.
  • Exit: (1) Rp 3.350, Exit (2) Rp 3.450,  Reverse posisi: Rp 3,550
 
4.   Bank Mandiri  (BMRI) (SELL): (Koreksi: Rp 5.750) (Close 29/09 Rp 6.450) 
  • Basis aset dana yang dipakai untuk memberikan pinjaman kredit banyak berupa obligasi RI, sehingga bila terjadi pelemahan kurs dolar AS sangat rentan untuk merubah valuasi dan nilai aset tersebut (sentimen negatif).
  • Exit: (1) Rp 6.550, Exit (2) Rp 6.650, Reverse posisi : Rp 6.750
 


Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 30 September 2011

Rekomendasi beberapa sekuritas untuk perdagangan Jumat, 30 September 2011.
1. E-Trading Securities
IHSG kemarin naik 24 poin (0,68%) ke level 3.537 dengan total transaksi 7,06 juta lot senilai Rp 4,12 triliun. Namun, asing membukukan net selling Rp 164 milliar. Indikator stochastic masih bergerak naik, sementara RSI dan MACD berpotensi golden cross di area oversold. IHSG hari ini berpotensi untuk melanjutkan penguatan, meski terbatas. Pergerakannya di kisaran 3.435-3.620. Cermati BMRI, BUMI dan INDF.

2. Danareksa Sekuritas
Dengan posisi closing yang berada di atas resistance dari pola spinning tops, IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan. Namun, patut diwaspadai profit taking mengingat kenaikan indeks sudah cukup tinggi. Support IHSG untuk hari ini berada di sekitar 3.486-3.500, sedangkan resistance di 3.600-3.615.

3. Kresna Securities
Meskipun IHSG masih melanjutkan penguatan, perlu diwaspadai tekanan jual di kisaran 3.600-3.650. Untuk hari ini, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 3.430-3.600. Penutupan di bawah 3.450 menjadi indikasi kembalinya tren turun jangka pendek.

4. Reliance Securities
Range  pergerakan IHSG berada di level 3.470-3.534-3.595. Hari ini, IHSG diprediksi bergerak  konsolidasi, walaupun masih dapat menguat terbatas. Saham-saham yang  mulai jenuh beli adalah BMRI, HRUM, INTP dan PGAS.

5. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan Jumat (30/9), secara teknikal, indeks cenderung bergerak mixed pada kisaran 3.463-3.582. Pergerakan indeks akan mendapatkan sentimen dari hasil voting Jerman terkait dana bantuan untuk menangani krisis utang Yunani. Perhatikan ASII, SMGR, BBNI, BSDE.

Thursday, September 29, 2011

UNSP Bayar Utang dengan Saham Hasil Buy Back

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) akan membayar pinjaman notes senilai US$ 600.000 dengan menggunakan saham hasil buyback sebanyak 6.100.000 saham kepada Credit Suisse (USA) LLC. Credit Suisse merupakan pemegang notes dari hasil penerbitan US$ 100.000.000 8% secured equity-linked redeemable notes due 2017.

Menurut Direktur UNSP Harry M Nadir, harga konversi notes terhadap saham perseroan adalah Rp 347,0230 sedangkan harga pelaksanaan sewaktu buyback pada 2008 adalah Rp 327,2934. Transaksi akan dilakukan paling lambat 14 hari ke depan sejak kemarin. 

Dalam perjanjian pinjaman senilai US$ 100.000.000 tersebut, pemegang notes diberikan hak opsi untuk meminta kepada perseroan agar perseroan menebus atau membayar notes yang dimilikinya dengan dana kas, saham perseroan, atau kombinasi antara kas dan saham. Pada 12 September 2012, Credit Suisse (USA) LLC selaku pemegang notes senilai US$ 600 ribu telah meminta manajemen UNSP untuk memenuhi kewajibannya atas notes tersebut dengan memberikan saham buyback sebanyak 6,1 juta kepada Credit Suisse.


Saat ini, UNSP memang mengantungi saham hasil buyback sebanyak 6,1 juta saham, hasil pembelian kembali tahun 2008.

Rekomendasi HD Capital, 29 September 2011

Rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Kamis, 29 September 2011.
BUY:  BBCA, ASII, BBRI, BMRI
  • Koreksi akibat profit taking di pasar regional setelah rally yang terjadi selama beberapa hari ini dan fluktuasi yang terjadi di rupiah dapat terjadi, namun bilia itu terjadi bisa melirik saham2 ungullan yang akan terkoreksi tajam
  • IHSG close (27-09) 3.519.366 (+46.280-/+1.76%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.400-3.300, Resistance: 3.500-3625-3.725
Stock picks
1.     Bank BCA (BBCA) (BUY) (Target  Rp 7.550)  (Close 28/09 Rp 7.550)
  • Bila terjadi koreksi di sektor perbankan biasanya BCA yaang dilirik pertama karena walaupun mempunyai valuasi mahal, namun net profit margin merupakan yang paling tinggi di sektornya.
  • Entry (1) Rp 7.350, Entry (2) Rp 7.250, Cut loss point: Rp 7.150
 
2.    Astra International (ASII) (BUY): (Target: Rp 62.200) (Close 28/09 Rp 62.200)
  • Dalam koreksi pasar biasanya investor asing akan melirik saham dengan kapitalisasi paling besar di IHSG, yaitu ASII yang bisa berpotensi menutup price gap Rp 57.000 yang terbentuk beberapa hari lalu sebelum terjadi rally ke Rp 63.000.
  • Entry (1) Rp 58.350, Entry(2) Rp 57.000, Cut loss point i: Rp 55.200
 
3.     Bank BRI  (BBRI) (BUY): (Target: Rp 5.900) (Close 27/09 Rp 5.900)
  • Misi dalam continuation pattern untuk menutup price gap atas di Rp 5.950-6.050 sudah selesai, dikakutkan downtrend akan kembali untuk mengetes low kembali di Rp 5.450.
  • Entry: (1) Rp 5.450, Entry (2) Rp 5.350,  Cut loss point: Rp 5,200
 
4.   Bank Mandiri  (BMRI) (BUY): (Target: Rp 6.150) (Close 28/09 Rp 6.150) 
  • Pasca menutup price gap atas di Rp 6.050-6.100 ditakutkan koreksi akan menghantui saham ini untuk kembali pullback menuju price gap bawah Rp 5.500 yang terbentuk beberapa hari lalu.
  • Entry: (1) Rp 5.650, Entry (2) Rp 5.500, cutt-loss point : Rp 5.200
 

Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 29 September 2011

Rekomendasi beberapa sekuritas untuk perdagangan Kamis, 29 September 2011.
1. E-Trading Securities

IHSG kemarin naik 39 poin (1,12%) ke level 3.513, menyusul kembali masuknya dana asing ke pasar saham. Asing membukukan net buying Rp 258 milliar. Secara teknikal, IHSG hari ini ditutup menguat setelah break dari resistance downtrend jangka pendeknya dengan candlestick membentuk pola bullish morubozu. Hari ini, indeks diperkirakan menguji resistance fibonacci di level 3.521 dan akan bergerak di kisaran 3.426-3.561. Cermati ADRO, ASII dan BBRI.

2. Danareksa Sekuritas
Potensi penguatan IHSG sudah terbatas dengan melambatnya fast moving oscillator dan pergerakannya yang mulai melebar. Pelaku pasar patut mewaspadai adanya aksi jual beberapa saham unggulan, mengingat posisinya sudah mendekati retracement 50%. Hari ini support IHSG akan berada di sekitar 3.467-3.488 dan resistance di 3.558-3.578.

3. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan Kamis (29/9), secara teknikal, indeks diperkirakan bergerak mixed di kisaran 3.467-3.546. Saham-saham yang dapat diperhatikan INTP, BMRI, PTBA, PGAS.

4. Sucorinvest Central Gani
IHSG hari ini diperkirakan mixed menguat dengan potensi profit taking di kisaran 3.466-3.537. Hal ini terlihat dari beberapa indikator teknikal. Penguatan indeks kemarin terjadi di tengah penurunan bursa regional dan Eropa. Buy ASII, JSMR, PGAS, hold ADRO, INTP, dan sell BDMN, UNVR.


Wednesday, September 28, 2011

Rekomendasi HD Capital, 28 September 2011

Rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Rabu, 28 September 2011.
BUY:  BBTN, ASII, BBRI, BMRI



  • Bila terjadi koreksi pasar kenaikan tajam yang berlebihan kemarin bisa dijadikan sebagai ajang trading jangka pendek di beberapa saham unggulan dalam pasar yang sangat  volatile ini.


  • IHSG close (27-09) 3.473.94 (+157.21/+4.76%) (Val.Rp.3.6T)


  • Support: 3.400-3.300, Resistance: 3.500-3625-3.725



Stock picks

1.     Bank BTN (BBTN) (BUY) (Target  Rp 1.240)  (Close 27/09 Rp 1.170)

  • Rekomen melirik counter lapis dua perbankan pemain mikro segmen BBTN yang belum sepenuhnya megikuti rally di sektor perbankan akhir ini dengan misi mencoba mengisi gap atas di Rp 1.240.


  • Entry (1) Rp 1.125, Entry (2) Rp 1.110, Cut loss point: Rp 1.080

 








2.    Astra International (ASII) (BUY): (Target: Rp 61.300) (Close 26/09 Rp 57.000)


  • Bila terjadi koreksi jangka pendek untuk mencoba menutup price gap yang terbentuk akibat loncatan harga di Rp 57.000 bisa dijadikan sebagai kesempatan trading untuk antispasi rebound kembali memasuki price gap di Rp 61.300.

  • Entry (1) Rp 58.350, Entry(2) Rp 57.000, Cut loss point i: Rp 55.200

 











3.    Bank BRI  (BBRI) (BUY): (Target: Rp 5.950) (Close 27/09 Rp 5.750)

  • Bila terjadi pullback untuk kembali ke low di Rp 5.400 bisa dijadikan sebagai kesempatan mengambil posisi di bank bumn pemain segmen mikro UKM low risk margin tinggi untuk ikut dalam rally mentup price gap di Rp 5.950-6.050 yang belum selesai.



  • Entry: (1) Rp 5.450, Entry (2) Rp 5.350,  Cut loss point: Rp 5.200



 


4.   Bank Mandiri  (BMRI) (BUY): (Target: Rp 6.150) (Close 26/09 Rp 5.500) 

  • Bila terjadi pullback pasca rally kemarin akibat profit taking untuk mengisi price gap bawah di Rp 5.650-5.500 rekomen mengambil posisi untuk swing kembali ke atas untuk mengisi price gap Rp 6.100 yang belum selesai


  • Entry: (1) Rp 5.650, Entry (2) Rp 5.500, cutt-loss point : Rp 5.200

 

Dibuat oleh: 



Yuganur Wijanarko

Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 28 September 2011

Rekomendasi beberapa sekuritas untuk perdagangan Rabu, 28 September 2011.
1. E-Trading Securities
IHSG kemarin naik 157,8 poin (4,75%) ke level 3.473,94, tertinggi kedua di bursa Asia setelah Kospi. Hal ini sejalan sentimen positif yang datang dari AS dan Eropa. Net buying asing mencapai Rp 25 milliar. Secara teknikal, indeks IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan untuk menguji garis Fibonacci retracement 38,2% di 3.525. Hari ini, IHSG diprediksi bergerak pada range 3.367-3.556. Perhatikan PGAS, BORN, dan BJBR.

2. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan Rabu (28/9), secara teknikal, indeks diperkirakan bergerak mixed di kisaran 3.430-3.520. Perkembangan solusi pemerintah dan lembaga keuangan di Eropa dalam mengatasi krisis keuangan di Eropa masih akan memberikan sentimen terhadap pergerakan indeks. Saham-saham yang dapat diperhatikan BBRI, ASII, CPIN, UNTR.

3. Reliance Securities
Terdapat dukungan penguatan dari indikator Bill William yang menunjukan sinyal akselerasi dengan target fractal 3.588. Hari ini, IHSG diprediksi masih dapat melanjutkan penguatannya dengan support resistance level 3.470-3.534. Target selanjutnya minor resistance bearish di level 3822. Cermati SGRO, BUMI, GGRM, HRUM, dan JSMR.

4. Danareksa Sekuritas
Posisi dari mayoritas saham-saham unggulan yang telah berada di area oversold memicu pelaku pasar melakukan akumulasi beli, dan berhasil menjadi pendorong technical rebound IHSG yang terjadi semenjak awal sesi. Untuk hari ini, support IHSG akan berada di sekitar 3.414-3.440 dengan resistance pada kisaran 3.526-3.558.

Tuesday, September 27, 2011

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 27 September 2011






Rekomendasi beberapa sekuritas untuk perdagangan Selasa, 27 September 2011.

1. E-Ttrading Securities
IHSG pada perdagangan kemarin turun  110,2 poin (-3,22%) ke level 3.316 dengan jumlah transaksi 10 juta lot senilai Rp 5,5 triliun. Seluruh sektor saham turun. Asing membukukan net selling Rp 131,7 miliar dengan saham yang paling banyak dijual adalah BUMI, BORN, BBCA, ASII dan ITMG.
  
Secara teknikal, IHSG kembali bergerak melemah dengan candlestick membentuk pola hammer, sementara beberapa indikator menunjukkan sinyal oversold, walaupun masih bergerak downtrend. Hari ini, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat dan akan bergerak pada range 3.230-3.425. Perhatikan TLKM, WINS, dan MAPI.
2. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan Selasa (27/9), secara teknikal, indeks diperkirakan bergerak mixed dengan kisaran 3.300-3.384. Saham-saham yang dapat diperhatikan BMRI, INDF, UNVR, BBNI

3. Sucorinvest Central Gani
IHSG hari ini diperkirakan berfluktuasi pada kisaran 3.232-3.380. Tiga dari empat indikator teknikal bergerak turun, sementara satu indikator berpotongan. Stochastic Osclillator berpotongan mendatar di area oversold, sementara penurunan indeks diikuti dengan peningkatan volume.

Klinger oscillator turun di area negatif, demikian dengan klinger oscillator. Daily MACD underperform turun di area negatif, sedangkan short term MA bearish. Penurunan indeks kemarin terjadi karena kekhawatiran krisis utang Eropa yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi global. Hold ASII, BBNI, JSMR, KLBF, sell AALI, ANTM, dan BDMN.

Rekomendasi HD Capital, 27 September 2011

Berikut rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Selasa, 27 September 2011.
BUY: INDF, ASII, ASRI, BMRI
  • Koreksi akibat fluktuasi rupiah yang liar membuka kesempatan trading banyak dalam pembentukan trading range untuk breakout Sept 30 (tutup buka dan window dressing)
  • IHSG close (26-09) 3.316.18(-110.21/-3.22%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.300-3.220, Resistance: 3.450-3550-3.725
Stock picks
1.     Indofood Sukses Makmur (INDF) (BUY) (Target  Rp 4.850)  (Close 26/09 Rp 4.500)
  • Saham consumer defensif ini mulai gagal membentuk new low seiring dengan pergerakan IHSG  turun hingga 3.220 kemarin (divergensi) menandakan bahwa koreksi kemarin hanya proses untuk membentuk trading range (pola akumulasi).
  • Bila terjadi penekanan kembali ke support low bisa memberikan kesempatan trading jangka pendek.
  • Entry (1) Rp 4.350, Entry (2) Rp 4.200, Cut loss point: Rp 4.050
 
2.    Astra International (ASII) (BUY): (Target: Rp 61.300) (Close 26/09 Rp 57.000)
  • Fluktuasi rupiah yang liar membuat pergarakn ASII menjadi volatile, namun sampai saat ini belum ada analis fundamental yang merubah proyeksi, sehingga potensi koreksi besar untuk keluar dari trading range kecil.
  • Gunakan swing atas dan bawah untuk trading jangka pendek, dengan potensi menutup price gap Rp 61.300-Rp 63.800 Jumat ini.
  • Entry (1) Rp 56.800, Entry(2) Rp 55.100, Cut loss point i: Rp 54.800
 
3.    Alam Sutera  (ASRI) (BUY): (Target: Rp 390) (Close 26/09 Rp 360)
  • Pasca kenaikan harga tanah dalam kota sebesar 25%, banyak pakar property memperkirakan terjadi revaluasi aset kedepan terutama untuk emiten yang mempunyai basis landbank di pinggiran kota yang belum sepenuhnya adjust.
  • Entry: (1) Rp 355, Entry (2) Rp 335,  Cut loss point: Rp 320
 
4.   Bank Mandiri  (BMRI) (BUY): (Target: Rp 6.150) (Close 26/09 Rp 5.500) 
  • Laju rupiah walaupun liar, namun saat ini beluma ada indikuasi bunga SBI  akan naik sehingga target pertumbuhan kredit akan  tercapai sehingga rekomen melakukan bargain hunting di emitten bank BUMN yang sudah lumayan jenuh jual ini untuk memicu rally dalam mis menguji resistance di Rp 5.800 dan  menutup price gap atas di Rp 6.150 yang belum terselesaikan.
  • Entry: (1) Rp 5.500, Entry (2) Rp 5.300, cutt-loss point : Rp 5.100
 

Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Monday, September 26, 2011

Indonesian smelters halt tin ingot exports -assoc

Smelters in Indonesia's main tin producing region of Bangka island have halted all tin ingot exports and will meet this evening to decide the length of the ban, an industry group said on Monday.

Smelter owners on Bangka island are due to meet from 1300 GMT to discuss the export ban, the Indonesian Tin Industry Association, told Reuters.

"Smelter owners had agreed to stop all tin ingot exports," said Murod. "(It) started two days ago -- owners are not doing shipping until unspecified time limit."

He added that the meeting had been arranged with the Bangka governor Eko Maulana Ali, and that smelter owners could re-start if prices returned to between $22,000-$24,000 a
tonne range.

Tin, mainly used in solders for electronics, struck a record high above $33,000 in April but like other base metals has slumped in recent sessions, as fears of a global recession fueled another round of selling in base metals.

At 0741 GMT, benchmark tin on the London Metal Exchange fell more than 8 percent to a low at $18,401 a tonne on fears over economic uncertainties.


On Friday, Murod said tin exports from Southeast Asia's largest economy, could fall by more than half to 40,000 tonnes per year, if benchmark tin prices held at current levels or below.
"The market is in deficit despite price action, and this would help shore up the market," said Robin Bhar, an analyst at Credit Agricole in London. "It wasn't that long ago we were trading $28,000-$29,000... this news will help to stabilise.

"It is not going to take it all the way back up to $29,000 but effectively, it puts a floor under the price," he added. "This sort of news, if it is confirmed and followed through ... this will have a major impact on the market."

Indonesia, the world's top refined tin exporter, expects to produce 90,000 tonnes of refined tin this year, up from 78,965 tonnes in 2010, on expectations of improved weather conditions.

Trade ministry data showed that Indonesia's tin exports from January until August this year were 67,989.84 tonnes.

Bangka island, off Sumatra's east coast, is the world's largest tin-producing area. Indonesia supplies about 30 percent of the world's tin consumption.

A crackdown on illegal mining, tighter export regulations, declining onshore reserves and rain that had hindered production in Indonesia helped drive the tin rally earlier this year.
Small smelters on Bangka island depend on traditional miners for between 70 and 80 percent of their ore supply.

The Indonesian ministry for coal and mining, energy did not respond to telephone calls or text messages on Monday. Source: Reuters

Indonesia tin exports may fall 50 pct on price drop-assoc

Tin shipments from the world's top tin exporter Indonesia may fall by over 50 percent to 40,000 tonnes per year, if benchmark prices for the metal remain at current levels or below, an industry association said on Friday.

"My forecast, if prices remain at current level or lower, then annual exports will fall ... with volume at 40,000 tonnes per year," Johan Murod, general secretary at the Indonesian Tin Industry Association, told Reuters.

Tin , mainly used in solders for electronics, struck a record high above $33,000 in April but like other base metals, has slumped to its lowest level in more than one year amid a bleak outlook for the global economy. Source: Reuters

Sarana, Tower Bersama lead race for Indosat telecom towers-sources

Indonesian telecom tower firms Sarana Menara Nusantara Tbk PT and Tower Bersama Infrastructure Tbk PT are leading the race to buy about 4,000 towers worth about $500 million from Indosat Tbk PT , three sources said on Monday. 

Indosat, the nation's No.2 mobile phone provider, launched an initial sale of 4,000 towers in June and has drawn interest from several local firms. 

"The company is now in talks and negotiating with Tower Bersama and Sarana and expects the deal to be completed by the end of the year or January 2012," said a source with direct knowledge of deal. 

The company may sell less than the initial plan of 4,000 towers due to a valuation issue but will still draw about $500 million, the source added. 

Solusi Tunas Pratama, a potential bidder who plans to raise up to 380 billion rupiah ($43 million) in an initial public offering in October, dropped out the plan, two sources said.
All sources declined to be identified due to the sensitivity of the issue. 

Australia's ANZ , Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ , Credit Agricole CIB and United Overseas Bank have agreed to support Bersama on an exclusive basis, sources told Thomson Reuters' Basis Point in July. 

Meanwhile, banks including DBS , ING Bank , OCBC Bank , Standard Chartered Bank and Sumitomo Mitsui Banking Corp are likely to support the financing of an acquisition by Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), controlled by Sarana, sources said. 

The sale could be the first auction of around 10,000 towers sources told Reuters last year that Indosat was considering selling. 

Indosat, controlled by Qatar Telecom , declined to comment. Tower Bersama and Sarana are also declined to comment. Source: Reuters

Thursday, September 22, 2011

Rekomendasi HD Capital, 22 September 2011

Rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Kamis, 22 September 2011.
SELL: ASRI, ASII, HRUM, BMRI
  • Koreksi IHSG akibat ketakutan slowdown di Asia Eropa dan Amerika akan menyulitkan upgrade rating debt Indonesia akan memicu aksi profit taking berkelanjutan.
  • IHSG close (20-09) 3.697.18(-54.62/-1.46%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.650-3.500, Resistance: 3.750-3.850-3.925
Stock picks
1.     Alam Sutera (ASRI) (SELL) (Koreksi Rp 360)  (Close 20109 Rp 415)
  • Volume tipis di dalam formasi konsolidasi triangle merupakan signal bahwa suatu move akan terjadi, dimana kemungkinan akan terjadi breakdown dari formasi mengingat valuasi PER sektor property sudah mulai terlalu mahal dan potensi suku bunga dapat baik bila rupiah tidak dapat dikendalikan.
  • Exit (1) Rp 425, Exit (2) Rp 435, Reverse posisi: Rp 440
 
2.    Astra International (ASII) (SELL): (Target: Rp 58.300) (Close 21/09 Rp 64.050)
  • Diperkirakan tren turun masih akan berlangsung hingga mencoba menembus level psikologis Rp 60.850 untuk mengetes simple moving average 200 hari di Rp 58.300.
  • Cost import bahan baku pembuataan mobil akan naik seiring dengan flutuasi rupiah sehingga profit margin akan turun.
  • Exit (1) Rp 64.500, Entry(2) Rp 65.300, Reverse posisi: Rp 66.500
 
3.    Harum Energi (HRUM) (SELL): (Koreksi: Rp 7.500) (Close 21/09 Rp 8.000)
  • Kenaikan USD akan membuat perusahaan kecil sulit mendapatkan hutang baru untuk ekspansi lebih besar karena aset batubara yang dimiliki juga akan ikut turun (komoditas berbanding terbalik dengan USD)
  • Secara technical memang terlihat ada tren turun dimulai kembali.
  • Exit: (1) Rp 8.050, Exit (2) Rp 8.250,  Reverse posisi: Rp 8.350
 
4.   Bank Mandiri  (BMRI) (SELL): (Koreksi: Rp 5.800) (Close 21/09 Rp 6.200) 
  • Bila laju rupiah tidak dapat dikendalikan maka kemungkinan suku bunga SBI akan naik sehingga target pertumbuhan kredit akan sulit tercapai.
  • Melihat eksternal, koreksi berkelanjutan di sektor perbankan ditakutkan dapat terjadi bila gambaran hutang krisis eropa berubah negatif dimana sentimen dapat berimbas ke bank lokal.
  • Exit: (1) Rp 6.250, Exit (2) Rp 6.350, Reverse posisi: Rp 6.450
 
Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)

Outlook HD Capital untuk bulan September 2011

Monthly Strategy-Sept (21-09-2011) (BUY):

“Koreksi membuka kesempatan beli di IHSG"

  • September ceria menjadi kelabu: Koreksi IHSG ke level 3.500-3.337 membuka kesempatan untuk trading buy untuk potensi rebound ke 3.700. 
  • Valuasi perlu disesuakan: Walaupun fundamental economic indo bagus, namun valuasi PER relative ke regional tidak murah sehingga harga saham harus turun untuk adjust valuasi kedepan.
  • Regional: Uncerntainty di Eropa, risk aversion membawa tekanan jual di IHSG dan melemahkan rupiah, yang terakhir akan membuat analis revise down proyeksi earnings dan price target IHSG.
  • Domestic: Suku bunga rendah untuk bosst domestic GDP dan naiknya US$ akan membuat imported inflation sehingga semakin memancing capital outflow.
  • Rekomendasi Portofolio & Target Price 1-bulan:
 
Ticker
TP 1 bln
PER11F
PBV11F
ROE11F
ASII
Rp.63.000
15x
4x
26%
CPIN
Rp.2.650
17x
8x
49%
ADMG
Rp.650
6x
2x
33%
BBRI
Rp.6.050
11x
4x
32%
BMRI
Rp.6.150
13x
3x
25%
BJBR
Rp.1.020
9x
2x
21%
BBCA
Rp.8.000
20x
5x
26%
 
 
 
 
Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. 

Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 22 September 2011








Rekomendasi beberapa sekuritas untuk perdagangan Kamis, 22 September 2011.

1. E-Trading Securities
IHSG kemarin anjlok 55 poin (-1,45%) ke level 3.697.49. Asing membukukan net selling Rp 554 miliar. Secara teknikal, IHSG gagal bergerak rebound dan kembali terkoreksi menembus garis MA 200. Indikator RSI dan stochastic  bergerak downtrend meski sudah di area oversold. Hari ini, indeks diperkirakan bergerak pada range 3.639-3.733. Cermati BDMN dan MASA.

2. Reliance Securities
IHSG telah bergerak pada tren bearish jangka menengah dengan target minor support channeling 3.597. Ini merupakan support terdekat resistance level 3.705. Waspadai koreksi yang masih dapat berlanjut. Target pullback IHSG adalah 3.841 yang merupakan level konfirmasi jalur bullish.
3. Sinarmas Sekuritas
Pada perdagangan Kamis (22/9), secara teknikal, indeks cenderung bergerak melemah pada kisaran 3.673-3.737. Pengumuman hasil rapat The Fed dan perkembangan penyelesaian krisis utang Yunani akan memberikan sentimen ke indeks. Perhatikan TLKM, BDMN, BRPT.
4. Kresna Sekurindo
Ketidakpastian global membuat volatilitas IHSG masih tinggi mengingat pasar masih menunggu kebijakan The Fed dalam FOMC yang diharapkan menjadi katalis positif. Penutupan IHSG yang di bawah trading range 3.700-4.020 masih bisa menekan IHSG di kisaran 3.640-3740.

5. Danareksa Sekuritas
Bursa regional yang bergerak mixed mengindikasikan pelaku pasar masih menunggu  hasil dari FOMC. IHSG masih berpotensi melanjutkan fase penurunan. Untuk hari ini, support indeks berada di kisaran 3.628-3.653 dan resistance di 3.737-3.751.

Wednesday, September 21, 2011

Rekomendasi HD Capital, 21 September 2011

Rekomendasi HD Capital untuk perdagangan Rabu, 21 September 2011.
SELL: PGAS, ASII, BMRI, BBCA
  • Rumor intervensi dari pemerintah sebesar Rp 12 triliun untuk mendongkrak rupiah, pasar modal dan obligasi sedikit membatu sentimen namun pada dasarnya gambaran ketidakpastian global masih berlanjut sehingga rekomen sell on strength bila masih ada kenaikan.
  • IHSG close (20-09) 3.752.18(-2.94/-0.08%) (Val.Rp.3.6T)
  • Support: 3.720-3.600, Resistance: 3.850-3.925
Stock picks
1.     Perusahaan Gas  (PGAS) (SELL) (Koreksi  Rp 2.450)  (Close 20/09 Rp 2.600)
  • Technical rebound dapat terjadi dari kondisi oversold (jenuh jual), namun keseluruhan gambaran tren masih dalam jalur negatif sehingga lebih bijak mulai mengatur exit strategy.
  • Exit (1) Rp 2.675, Exit (2) Rp 2.725, Reverse posisi: Rp 2.800
 
2.    Astra International (ASII) (SELL): (Koreksi: Rp 63.500) (Close 19/09 Rp 65.400)
  • Bila masih terjadi kenaikan untuk menguji beberapa moving average di atas (Rp 66.000-68.000) lebih baik melakukan exiting strategy karena tren jangka pendek dan medium term belum cukup kuat untuk mendukung tren reversal.
  • Exit (1) Rp 66.900, Entry(2) Rp 67.200, Cutloss point: Rp 68.000
 
3.    Bank Mandiri (BMRI) (SELL): (Koreksi: Rp 6.150) (Close 20/09 Rp 6.300)
  • Bank pemerintah mempunyai basis dana untuk memberikan pinjaman berupa obligasi RI, dimana nilainya akan semakin menyusut bila terjadi pergerakan tajam di US$ sehingga saham ini akan rentan dengan aksi profit taking bila itu tejadi.
  • Exit: (1) Rp 6.400, Entry (2) Rp 6.500,  Reverse posisi: Rp 6.650
 
4.   Bank BCA (BBCA) (SELL): (Koreksi: Rp 7.700) (Close 20/09 Rp 7.950) 
  • Koreksi di sektor perbankan ditakutkan dapat terjadi bila gambaran hutang krisis eropa berubah negatif dimana sentimen dapat berimbas ke bank lokal.
  • Exit: (1) Rp 8.100, Entry (2) Rp 8.250, Cut loss point: Rp 8.350
 
Dibuat oleh: 
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital (Yuganur@hdx.co.id)