PT Wahana Makmur Sejati membeli saham PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) sebanyak 1,635 juta. Demikian keterbukaan informasi Direktur Wahana Makmur Sejati Taufik Aulia, Senin (16/8).
Menurut Taufik, pembelian saham dilakukan pada 6 Agustus 2010 senilai Rp 603,9 juta. (Link Suratnya).
Secara bersamaan, PT UOB Kay Hian Securities yang menjadi tempat penyimpanan saham WOMF yang dimiliki oleh Wahana Makmur menyampaikan informasi adanya peningkatan kepemilikan dari 16,66% per 10 Agustus 2010 menjadi 16,74% per 11 Agustus 2010.
Kepemilikan Wahana Makmur bertambah dari 333.167.500 menjadi 334.802.500. Demikian disampaikan Direktur Utama UOB Kay Hian Securities Himawan Gunadi. (Link Suratnya).
Tuesday, August 17, 2010
Food Consumption inside Indonesia Is Forecast To Be US$65.55bn in 2010, Rising To an Expected US$97.96bn By 2014
The Q410 BMI Indonesia Retail Report forecasts that the country's retail sales
will grow from IDR1.24trn (US$120.02bn) in 2010 to IDR2.09trn (US$201.82bn) by
2014. Strong underlying economic growth, the worlds fourth-largest population
(which is growing), rising per-capita incomes and the continued development of
organized retail infrastructure are key factors behind the substantial growth
forecast in Indonesian retail sales.
Indonesia's nominal GDP is forecast to be US$675.57bn in 2010 and BMI predicts
average annual GDP growth of 5.7% through to 2014. With the population forecast
to increase from 232.5mn in 2010 to 244.7mn by 2014, GDP per capita is predicted
to grow 63% by the end of the period, reaching US$4,732. Our forecast for
consumer spending per capita is for an increase from US$1,450 in 2010 to
US$2,183 in 2014.
Tourism plays a large part in the health of the Indonesian retail industry, with
Bali -the jewel in the country's tourism crown generating 30% of national
tourist revenue, an estimated US$3bn a year. According to government data,
salaries of employees in the formal sector have risen by 20% since 1999, with
the average wage now standing at IDR2,412,000 (US$219) per month. These
higher-income earners make up about 30% of the total workforce.
Food consumption is forecast to be US$65.55bn in 2010, rising to an expected
US$97.96bn by 2014, an increase of 47.2%. The mass grocery retail (MGR) sector,
which is still developing, will achieve even more substantial growth - BMI
forecasts sales to rise by 57.7% to US$10.44bn by 2014.
Other retail sub-sectors forecast to show healthy growth over the period include
automotives, in which BMI expects sales to increase by 86.5%, from US$11.32bn in
2010 to US$21.11bn by 2014. Over-the counter (OTC) pharmaceutical sales are
forecast to grow by just over 62%, from US$1.47bn in 2010 to US$2.38bn by 2014.
Consumer electronic sales are also predicted to rise about 55%, from US$6.96bn
in 2010 to US$10.82bn by the end of the forecast period in 2014.
Retail sales for the BMI universe of Asian countries in 2010 are forecast to
reach US$2.66trn. China and India are predicted to account for almost 91% of
regional retail sales in 2010 and by 2014 their share of the regional market is
expected to be more than 92%. Growth in regional retail sales for 2010-2014 is
forecast by BMI at 72.2%, with an annual average of 14%. India should experience
the most rapid rate of growth, followed by China. Indonesia's forecast market
share of 4.0% in 2010 is expected to be the same in 2014.
Source: Research and Markets
Panin Insurance Borong Saham Asuransi Multi Artha Guna
PT Panin Insurance Tbk (PNIN) membeli 14,5 juta saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) pada 11 Agustus 2010 di harga Rp 125/saham. Dalam surat keterbukaan informasi yang ditandatangani oleh Presiden Direktur Panin Insurance Suwirjo Josowidjojo ke Bursa Efek Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan pembelian saham adalah untuk meningkatkan investasi saham dalam PT Asuransi Multi Artha Guna.
Saat ini perseroan sudah memiliki 34,33% atau 418.427.500 saham PT Asuransi Multi Artha Guna. Perusahaan asuransi Multi Artha merupakan anak perusahaan dari Panin Insurance.
Riset Sektor Agrobisnis Indonesia
Research and Markets, sebuah lembaga riset, baru saja mempublikasikan hasil risetnya mengenai sektor agrobisnis Indonesia sepanjang periode 2010-2014. Adapun poin-poin pentingnya adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan produksi beras hingga 2013/2014 adalah sebesar 11,6%. Inisiatif pemerintah untuk memperpendek usia tanaman akan meningkatkan produktivitas dan lahan yang ditanami. Indonesia akan mampu bersaing dengan Ghna, produsen terbesar kedua dunia.
2. Konsumsi daging ayam akan bertumbuh sebesar 36,1% hingga 2014 menyusul peningkatan konsumsi domestik dan inisiatif pemerintah untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan menjadi pemain utama di kawasan regional.
3. Produksi gula nasional hingga 2013/14 tumbuh 39,3%. Meski produksi akan meningkat, Indonesia bersama India dan Uni Eropa tetap akan menjadi importir gula terbesar dunia. Namun khusus tahun ini, lembaga riset itu menurunkan proyeksi produksi gula akibat musim kemarau yang disusul musim hujan berkepanjangan di Jawa, sehingga masa panen tebu menjadi molor. Produksi gula Indonesia diproyeksikan turun dari 2,92 juta ton menjadi 2,77 juta, sedangkan konsumsi gula nasional justru diperkirakan meningkat menjadi 4,48 juta.
4. Pertumbuhan GDP rill pada 2010 adalah 5,2% dan rata-rata pertumbuhannya hingga 2014 sebesar 5,7%. (Klik sumber aslinya).
Dari hasil riset itu terlihat bahwa bisnis beberapa emiten tetap memiliki prospek pertumbuhan yang besar seperti Charoen Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN) dan Japfa Comfeed (JPFA) yang memproduksi daging ayam. Selain itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang mulai serius menekuni bisnis gula mulai tahun 2008.
Direktur BW Plantation Jual 1,7 Juta Saham
Direktur PT BW Plantation Tbk Said Alghan menjual 1.772.500 lembar saham BWPT yang dimilikinya. Demikian keterbukaan informasi Sekretaris Perusahaan BWPT Kelik Irwantono kepada Bursa Efek Indonesia.
Menurut Kelik, Said Alghan menjual saham BWPT yang dimilikinya pada 4 Agustus 2010. Transaksi penjualan dilakukan pada harga Rp 780/saham. (Lihat Surat Keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia).
Menurut Kelik, Said Alghan menjual saham BWPT yang dimilikinya pada 4 Agustus 2010. Transaksi penjualan dilakukan pada harga Rp 780/saham. (Lihat Surat Keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia).
Subscribe to:
Posts (Atom)