PT Pembangunan Perumahan Tbk (PP) membukukan nilai kontrak (order book) senilai Rp 4,5 triliun yang terdiri atas carry over 2009 senilai Rp 2,4 triliun dan kontrak baru Rp 2,1 triliun.
PP menargetkan raihan kontrak dari sektor infrastruktur lebih besar ketimbang kontrak gedung pada 2010.
"Kami masih menunggu keputusan beberapa kontrak yang bernilai besar seperti Pelindo dan PLTU dengan total nilai kontrak lebih dari Rp 4 triliun," kata Direktur Utama PT PP, Musyanif, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (20/7).
PP menargetkan raihan kontrak dari sektor infrastruktur lebih besar ketimbang kontrak gedung pada 2010.
"Kami masih menunggu keputusan beberapa kontrak yang bernilai besar seperti Pelindo dan PLTU dengan total nilai kontrak lebih dari Rp 4 triliun," kata Direktur Utama PT PP, Musyanif, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (20/7).
Dia menjelaskan, dari sembilan kantor cabang domestik dan satu kantor cabang luar negeri, per Juni 2010, cabang III Jakarta mampu meraih kontrak baru tertinggi sekitar Rp 560 miliar.
"Kontrak-kontrak yang banyak diperoleh merupakan pengerjaan konstruksi gedung di Jakarta, seperti Apartemen Emerald, BMG Tower, City Center, dan Menara 165," ujar dia.
Menurut Musyanif, PT PP juga tercatat sebagai perusahaan dengan pengerjaan dermaga atau pelabuhan terbanyak hingga saat ini. Hingga Juni, sedikitnya lima pelabuhan atau dermaga yang sedang dikerjakan perseroan. Total nilai pekerjaan mencapai sekitar Rp 176 miliar.
Bahkan, belum lama ini PTPP telah menyelesaikan proyek terminal peti kemas Palaran senilai Rp 262,1 miliar.
Proyek ini merupakan percontohan dan satu-satunya di Indonesia yang dibangun dengan sistem konsorsium antara Pemerintah Kota Samarinda, PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) dan PT Pelabuhan Samudra Palaran (Samudra Indonesia Group).
"Dengan struktur dan model bisnis yang kami kembangkan selama ini membuat perseroan mampu bersaing mendapatkan proyek-proyek bernilai besar dan strategis," ujarnya.
Dia mengklaim, hingga akhir 2009, tingkat marjin profitabilitas perseroan masih yang terbaik di antara BUMN karya lainnya.
Musyanif menambahkan,"Dengan masuknya PT PP di segmen investasi yakni di bidang properti dan energi akan memperkuat struktur pendapatan perseroan di masa mendatang," ujar Musyanif.
"Kontrak-kontrak yang banyak diperoleh merupakan pengerjaan konstruksi gedung di Jakarta, seperti Apartemen Emerald, BMG Tower, City Center, dan Menara 165," ujar dia.
Menurut Musyanif, PT PP juga tercatat sebagai perusahaan dengan pengerjaan dermaga atau pelabuhan terbanyak hingga saat ini. Hingga Juni, sedikitnya lima pelabuhan atau dermaga yang sedang dikerjakan perseroan. Total nilai pekerjaan mencapai sekitar Rp 176 miliar.
Bahkan, belum lama ini PTPP telah menyelesaikan proyek terminal peti kemas Palaran senilai Rp 262,1 miliar.
Proyek ini merupakan percontohan dan satu-satunya di Indonesia yang dibangun dengan sistem konsorsium antara Pemerintah Kota Samarinda, PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) dan PT Pelabuhan Samudra Palaran (Samudra Indonesia Group).
"Dengan struktur dan model bisnis yang kami kembangkan selama ini membuat perseroan mampu bersaing mendapatkan proyek-proyek bernilai besar dan strategis," ujarnya.
Dia mengklaim, hingga akhir 2009, tingkat marjin profitabilitas perseroan masih yang terbaik di antara BUMN karya lainnya.
Musyanif menambahkan,"Dengan masuknya PT PP di segmen investasi yakni di bidang properti dan energi akan memperkuat struktur pendapatan perseroan di masa mendatang," ujar Musyanif.
Dana IPO
Dia juga menjelaskan, dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp 581,8 miliar telah dialokasikan untuk ekspansi dan mendorong pendapatan berkelanjutan (recurring income) melalui investasi. Dana hasil IPO akan digunakan sebagai investasi sebesar 59% dan tambahan modal kerja 41%.
Strategi PT PP untuk meningkatkan pertumbuhan perseroan adalah melalui konsentrasi di sektor konstruksi untuk mengerjakan high-rise building dan infrastruktur seperti pelabuhan, jembatan, jalan tol, dan bendungan.
Untuk investasi, PT PP akan fokus pada pembangunan power plant dan jalan tol. Sedangkan sektor properti untuk pengembangan di sektor komersial, hotel, apartemen, kantor, dan perumahan.
"Kami menargetkan dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan laba PT PP dapat mencapai lima kali lipat. Hal itu didasari oleh kemampuan kami untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan laba rata-rata 25% dalam lima tahun terakhir," tuturnya.
Bahkan, pada akhir 2009, pertumbuhan laba jika dibandingkan 2008 meningkat hampir 35%.
Dia juga menjelaskan, dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp 581,8 miliar telah dialokasikan untuk ekspansi dan mendorong pendapatan berkelanjutan (recurring income) melalui investasi. Dana hasil IPO akan digunakan sebagai investasi sebesar 59% dan tambahan modal kerja 41%.
Strategi PT PP untuk meningkatkan pertumbuhan perseroan adalah melalui konsentrasi di sektor konstruksi untuk mengerjakan high-rise building dan infrastruktur seperti pelabuhan, jembatan, jalan tol, dan bendungan.
Untuk investasi, PT PP akan fokus pada pembangunan power plant dan jalan tol. Sedangkan sektor properti untuk pengembangan di sektor komersial, hotel, apartemen, kantor, dan perumahan.
"Kami menargetkan dalam lima tahun ke depan, pertumbuhan laba PT PP dapat mencapai lima kali lipat. Hal itu didasari oleh kemampuan kami untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan laba rata-rata 25% dalam lima tahun terakhir," tuturnya.
Bahkan, pada akhir 2009, pertumbuhan laba jika dibandingkan 2008 meningkat hampir 35%.