Riset mengenai industri ritel nasional oleh UOB Kay Hian Securities. Broker ini menjatuhkan pilihan utamanya kepada Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dan Mitra Adi Perkasa (MAPI) dengan target harga masing-masing Rp 1.100 dan Rp 1.920.
Riset Industri Ritel
Wednesday, September 22, 2010
Riset Lippo Karawaci oleh Ciptadana Sekuritas
Riset Lippo Karawaci (LPKR) oleh Ciptadana Sekuritas. Target harga Rp 840/saham atau ada potensi kenaikan 58%. Menurut Ciptadana, LPKR saat ini diperdagangkan 56% terdiskon terhadap net asset value (NAV) dibandingkan rata-rata saham properti sebesar 47%.
Riset Lippo Karawaci by Ciptadana Sekuritas
Riset Lippo Karawaci by Ciptadana Sekuritas
Riset Industri Semen oleh NISP Sekuritas
Riset Industri semen nasional oleh NISP Sekuritas. Penjualan sampai Agustus turun 3,3% karena bulan puasa. Namun secara tahunan tidak berubah. Penjualan Indocement turun paling besar dibandingkan Semen Gresik (SMGR) dan Holcim Indonesia (SMCB).
Industri Semen by NISP Sekuritas
Industri Semen by NISP Sekuritas
Riset Bank Negara Indonesia oleh Samuel Sekuritas
Riset Bank Negara Indonesia (BBNI) oleh Samuel Sekuritas. Rights issue BBNI yang diperkirakan berlangsung pada akhir tahun 2010 diproyeksikan oleh Samuel Sekuritas menggunakan perbandingan 9:2.
Asumsinya adalah kepemilikan pemerintah pasca-rights issue ditargetkan berkurang 40% (agar dapat pengurangan pajak 5% karena jumlah saham beredar 40%). Dengan demikian, BNI akan menerbitkan 3,376 miliar saham sehingga total saham beredar menjadi 18,6 miliar. Ini berarti akan ada dilusi sebesar 18%.
Target harga Rp 7-10 triliun, sehingga Samuel Sekuritas memproyeksikan kisaran harga rights issue adalah Rp 2.070-2.960 per saham. Pasca-rights issue, nilai buku perseroan akan meningkat menjadi Rp 1.752/saham namun return on equity (ROE)-nya berkurang menjadi 17,2% pada 2011.
Target harga dinaikkan oleh Samuel Sekuritas dari Rp 3.450 menjadi Rp 4.000 dengan menggunakan tahun buku mulai 2011. Saat ini BNI diperdagangkan 2,2 kali PBV 2011, lebih rendah dari BBRI, BBCA, dan BMRI.
Riset BBNI Oleh Samuel Sekuritas
Asumsinya adalah kepemilikan pemerintah pasca-rights issue ditargetkan berkurang 40% (agar dapat pengurangan pajak 5% karena jumlah saham beredar 40%). Dengan demikian, BNI akan menerbitkan 3,376 miliar saham sehingga total saham beredar menjadi 18,6 miliar. Ini berarti akan ada dilusi sebesar 18%.
Target harga Rp 7-10 triliun, sehingga Samuel Sekuritas memproyeksikan kisaran harga rights issue adalah Rp 2.070-2.960 per saham. Pasca-rights issue, nilai buku perseroan akan meningkat menjadi Rp 1.752/saham namun return on equity (ROE)-nya berkurang menjadi 17,2% pada 2011.
Target harga dinaikkan oleh Samuel Sekuritas dari Rp 3.450 menjadi Rp 4.000 dengan menggunakan tahun buku mulai 2011. Saat ini BNI diperdagangkan 2,2 kali PBV 2011, lebih rendah dari BBRI, BBCA, dan BMRI.
Riset BBNI Oleh Samuel Sekuritas
Riset Aneka Tambang oleh Recapital Sekuritas
Riset Aneka Tambang oleh Recapital Sekuritas. Laba bersih semester I-2010 melonjak signifikan sebesar 238% dari Rp 223,8 miliar menjadi Rp 756,3 miliar. Dengan laba per saham Rp 79,42, target harga ANTM oleh Recapital Sekuritas adalah Rp 2.828 per saham.
Riset Aneka Tambang by Recapital Securities
Riset Aneka Tambang by Recapital Securities
CIMB-GK Securities Upgrade Indofood to Outperform
CIMB-GK Securities Pte analist Erwan Teguh upgraded PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) to "Outperform" from "Trading Buy" citing investors strong appetite for the initial public offering Indofood's unit. Target price was IDR 5.600 per share from IDR 4.950 per share.
We upgrade Indofood to Outperform from Trading Buy. With the pricing for ICBP firmed at the upper bound of its indicative price range, the ICBP listing overhang has been removed, we believe. We maintain that Indofood stands to benefit the most, given: 1) immaterial earnings dilution as sales royalties would offset the bulk of minority interest; and 2) significant de-leveraging. Intangibles include better transparency from ICBP. Adjusting for Rp6.3tr of IPO proceeds (Rp4.1tr for debt payment to Indofood), our forecasts have been trimmed by 1-3% for FY10-12, from dilution. We also adjust our SOP valuation, assigning a 10% holding discount for its IFAR and ICBP stakes, while adding sales royalties and a lower gearing. This lifts our target price to Rp5,600 from Rp4,950, implying 19-17x CY10-11 P/Es. We also upgrade the stock to Outperform, expecting near-term catalysts from ICBP’s imminent listing.
Rekomendasi Beberapa Sekuritas, 22 September 2010
Untuk perdagangan hari ini, Rabu 22 September 2010, empat sekuritas memberikan ulasan mengenai kondisi bursa yang akan terjadi bersama dengan rekomendasi saham pilihannya untuk dicermatin.
1. E-Trading Securities
IHSG ditutup melemah 5 poin (0,18%) ke posisi 3.365 Selasa (21/9) karena profit taking pada saham blue chips, setelah mencapai level tertinggi baru 3.405. IHSG tidak terjerembab dalam karena ditopang oleh penguatan saham Grup Bakie (B-7). Asing masih net buying Rp 118 miliar. Jika kita lihat dari RSI dan stochastic, IHSG sudah di area overbought sehingga masih rawan profit taking. Indeks hari ini dalam kisaran 3.340-3.400. Saham yang dapat diperhatikan KIJA, BWPT,BUMI, dan JPFA.
2. Kresna Securities
IHSG kembali berkonsolidasi akibat tekanan jual pada saham perbankan kemarin, dan masih memberi sinyal pelemahan mengingat sebagian saham berada di area jenuh beli. Level 3.300 akan menjadi support IHSG, selain outlook ekonomi AS pada FOMC perlu diperhatikan karena akan menjadi sentimen bagi pergerakan indeks regional. IHSG akan berkonsolidasi pada kisaran 3.320-3.420. Saham pilihan MEDC dan SMGR.
3. Trimegah Securities
Meskipun kembali mencetak level tertingginya pada awal sesi Selasa lalu, namun IHSG akhirnya kembali tertekan seiring menguatnya tekanan jual. Saham sektor keuangan mengalami penurunan terbesar, dengan rontoknya saham beberapa bank. Pelaku pasar patut mewaspadai tekanan yang berlanjut. Indeks hari ini akan bergerak di kisaran 3.336-3.389. Saham pilihan AALI dan SMCB.
4. Sinarmas Sekuritas
IHSG diperkirakan masih berpeluang terkoreksi pada perdagangan saham hari ini karena indikator bollinger band dan candle chart mengisyaratkan pola melemah. Indeks berada di antara 3.324–3.398. Perhatikan saham BBCA, ITMG, dan PTBA.
Rekomendasi HD Capital, 22 September 2010
Untuk perdagangan Rabu, 22 September 2010, HD Capital kembali merekomendasikan empat saham pilihan untuk dicermatin dengan opsi Buy. Keempat saham tersebut adalah Bank Mandiri (BMRI), Adaro Energy (ADRO), Astra International (ASII), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
- Profit taking di IHSG akibat keadaan jenuh beli (overbought) dapat dijadikan kesempatan untuk akumulasi mengingat keadaan makro ekonomi dan proyeksi EPS (laba per saham) 2011F beberapa analis masih mendukung.
- Sektor consumer dan banking yang sempat terkoreksi bisa menjadi index mover berikutnya pasca koreksi.
- IHSG close (21-09) 3.365.530(-5.95/-0.18%) (Val.Rp.5T)
- Support: 3.275-3.210-3150, Resistance: 3.370-3.400-3.440
Stock picks:
1. Bank Mandiri (BMRI): (BUY) (Target: Rp 6.950) (close 21/09 Rp 6.350)
- Koreksi akibat stress test IMF yang memproyeksikan NPL perbankan Indonesia akan naik dan efek dari dilusi pasca-rights issue sudah mulai tercermin dalam harga sehingga rekomen akumulasi untuk antisipasi teknikal rebound.
- Entry: (1) Rp 6.150, Entry (2) Rp 5.950, cut-loss point: Rp 5.800
2. ADRO Energy (ADRO) (BUY): (Target: Rp 2.150) (Close 21/09 Rp 2.025)
- Masih tetap rekomendasikan emiten batubara dengan market cap terbesar di sektornya untuk antisipasi rebound kembali di atas Rp.2.100.
- Sentimen negatif dari proyeksi beberapa analis bahwa laba per saham (eps) 2010F dapat turun 15% sudah cukup tercermin dalam harga
- Entry (1) Rp 1.960, (2) Rp 1.920, Cut loss point: Rp 1.870
3. Astra International (ASII) (BUY): (Target: Rp 59.500) (Close 20/09 Rp 55.200)
- Optimisme pasar pasca data GDP growth yang naik versus tahun lalu dan perkiraan inflasi lebih rendah dari bulan lalu dapat membuat BI rate tetap stabil sehingga permintaan kredit mobil dapat terus tumbuh hingga akhir tahun bisa menjadi alasan untuk akumulasi.
- Entry: (1) Rp 53.600, Entry: (2) 52.500, Cut loss point: Rp 51.500
4. Bank BRI (BBRI) (BUY) (Target: Rp 10.700) (close 21/09 Rp 10.000)
- Sentimen negatif dari proyeksi naiknya NPL oleh IMF sudah priced in, koreksi menutup price gap di Rp.9.600 dapat digunakan sebagai ajang untuk akumulasi kembali untuk teknikal rebound.
- Entry: (1) Rp 9.700, Entry (2) Rp 9.550, Cut-loss point: Rp 9.400
Dibuat oleh:
Yuganur Wijanarko
Senior Research HD Capital. (Yuganur@hdx.co.id)
Subscribe to:
Posts (Atom)