* pendapatan usaha konsolidasi masih tumbuh 12% mencapai US$ 1,3 miliar
* Pendapatan usaha turun 7% akibat faktor penguatan kurs rupiah
* EPS Rp 70,3 menjadi Rp 36
Laba bersih PT Adaro Energy Tbk pada semester I-2010 anjlok 49% dari Rp 2,25 triliun pada semester I-2009 menjadi Rp 1,15 triliun.
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, penurunan kinerja pada semester pertama telah diperkirakan sebelumnya, menyusul tingginya tingkat curah hujan yang sampai sekarang masih berlanjut.
“Tingkat curah hujan yang tinggi telah berdampak terhadap pendapatan usaha dan laba bersih. Kami berharap harga jual rata-rata untuk semester II/2010 meningkat dan bila cuacanya memungkinkan, akan memenuhi ekspektasi pasar untuk 2010,” tuturnya dalam keterangan resmi, hari ini.
Di tengah kondisi tersebut, pendapatan usaha konsolidasi per Juni 2010 masih tumbuh 12% mencapai US$1,3 miliar, dari sebelumnya US$1,165 miliar. Saat ini, hampir seluruh bisnis Adaro Energy dilakukan dalam dolar AS.
Meski demikian, peningkatan beban bunga, penguatan rupiah, dan peningkatan tarif pajak efektif makin menggerus capaian perseroan. Penguatan kurs rupiah pada semester pertama 2010 menyebabkan pendapatan usaha Adaro Energy turun 7% menjadi Rp 11,98 triliun.
Selama semester pertama 2010, kurs rata-rata rupiah terhadap dolar AS menguat 17% menjadi Rp 9.189 per US$ dari Rp 11.067 per US$ pada semester pertama 2009. Pos laba per saham pun tergerus menjadi Rp 36 dari posisi pada periode yang sama 2009 senilai Rp 70,3.
Padahal, pada periode yangs ama perseroan telah melakukan integrasi penuh rantai pasokan batu bara pada Mei 2009 untuk memperbaiki efisiensi biaya, seperti tercermin pada skala peningkatan biaya angkutan dan pengapalan yang lebih rendah, yaitu 9%.
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, penurunan kinerja pada semester pertama telah diperkirakan sebelumnya, menyusul tingginya tingkat curah hujan yang sampai sekarang masih berlanjut.
“Tingkat curah hujan yang tinggi telah berdampak terhadap pendapatan usaha dan laba bersih. Kami berharap harga jual rata-rata untuk semester II/2010 meningkat dan bila cuacanya memungkinkan, akan memenuhi ekspektasi pasar untuk 2010,” tuturnya dalam keterangan resmi, hari ini.
Di tengah kondisi tersebut, pendapatan usaha konsolidasi per Juni 2010 masih tumbuh 12% mencapai US$1,3 miliar, dari sebelumnya US$1,165 miliar. Saat ini, hampir seluruh bisnis Adaro Energy dilakukan dalam dolar AS.
Meski demikian, peningkatan beban bunga, penguatan rupiah, dan peningkatan tarif pajak efektif makin menggerus capaian perseroan. Penguatan kurs rupiah pada semester pertama 2010 menyebabkan pendapatan usaha Adaro Energy turun 7% menjadi Rp 11,98 triliun.
Selama semester pertama 2010, kurs rata-rata rupiah terhadap dolar AS menguat 17% menjadi Rp 9.189 per US$ dari Rp 11.067 per US$ pada semester pertama 2009. Pos laba per saham pun tergerus menjadi Rp 36 dari posisi pada periode yang sama 2009 senilai Rp 70,3.
Padahal, pada periode yangs ama perseroan telah melakukan integrasi penuh rantai pasokan batu bara pada Mei 2009 untuk memperbaiki efisiensi biaya, seperti tercermin pada skala peningkatan biaya angkutan dan pengapalan yang lebih rendah, yaitu 9%.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.