PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan laba bersih mencapai Rp 223,1 miliar di paruh pertama tahun 2010. Angka ini naik 3.441% atau 35 kali lipat dibandingkan periode yang sama 2009 sebesar Rp 6,3 miliar.
Menurut Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Intiland Lennard Ho Kian Guan, apabila dibandingkan hasil triwulan I-2010 perolehan laba bersih tersebut juga meningkat sebesar 162,1%.
Menurutnya, lonjakan laba bersih yang signifikan tersebut terutama disebabkan meningkatnya nilai penjualan sektor perumahan, terutama dari proyek Taman Semanan Indah, Jakarta dan Graha Famili, Surabaya. Penjualan dari sektor ini tercatat mencapai Rp 392,6 miliar atau naik 192,6% dibandingkan semester I 2009.
“Kami juga mencatat keuntungan penjualan investasi jangka panjang sebesar Rp 136,6 miliar dari pelepasan saham anak usaha PT Grand Interwisata. Pada enam bulan pertama tahun ini, kami berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 455,2 miliar, atau naik 134% ketimbang semester I-2009,” kata Lennard dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (26/7).
Ia mengatakan, penjualan bersih dari sektor perumahan masih memberikan kontribusi terbesar. Sektor ini tercatat memberikan kontribusi pendapatan sebesar 86%, disusul jasa sewa dan pemeliharaan sebesar 8%, sarana olah raga sebesar 5%, dan sisanya dari pendapatan lain-lain.
Peningkatan nilai pendapatan tersebut, menurut Lennard, memberi pengaruh signifikan terhadap laba usaha Intiland. Enam bulan pertama tahun ini, laba usaha Intiland mencapai Rp 169,3 miliar, atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan semester I 2009 sebesar Rp 43,9 miliar.
Intiland juga berhasil menekan beban bunga sepanjang semester I 2010, akibat adanya pelunasan sebagian utang. Akibatnya beban bunga perseroan sepanjang semester I 2010 hanya Rp 20,1 miliar, atau turun sebesar Rp 6,6 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lennard mengatakan, tahun ini perseroan masih akan fokus pada strategi meningkatkan penjualan. Perseroan juga akan mendivestasi aset-aset yang masuk kategori bukan inti, kurang mengutungkan, dan sudah matang.
"Hasil dari penjualan akan kami investasikan ke proyek-proyek baru dan memberikan tingkat pengembalian investasi yang optimal. Kami telah menyiapkan sejumlah proyek baru yang potensial, termasuk beberapa proyek yang nilainya cukup besar dan bersifat jangka panjang," katanya.
Menurut Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Intiland Lennard Ho Kian Guan, apabila dibandingkan hasil triwulan I-2010 perolehan laba bersih tersebut juga meningkat sebesar 162,1%.
Menurutnya, lonjakan laba bersih yang signifikan tersebut terutama disebabkan meningkatnya nilai penjualan sektor perumahan, terutama dari proyek Taman Semanan Indah, Jakarta dan Graha Famili, Surabaya. Penjualan dari sektor ini tercatat mencapai Rp 392,6 miliar atau naik 192,6% dibandingkan semester I 2009.
“Kami juga mencatat keuntungan penjualan investasi jangka panjang sebesar Rp 136,6 miliar dari pelepasan saham anak usaha PT Grand Interwisata. Pada enam bulan pertama tahun ini, kami berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 455,2 miliar, atau naik 134% ketimbang semester I-2009,” kata Lennard dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (26/7).
Ia mengatakan, penjualan bersih dari sektor perumahan masih memberikan kontribusi terbesar. Sektor ini tercatat memberikan kontribusi pendapatan sebesar 86%, disusul jasa sewa dan pemeliharaan sebesar 8%, sarana olah raga sebesar 5%, dan sisanya dari pendapatan lain-lain.
Peningkatan nilai pendapatan tersebut, menurut Lennard, memberi pengaruh signifikan terhadap laba usaha Intiland. Enam bulan pertama tahun ini, laba usaha Intiland mencapai Rp 169,3 miliar, atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan semester I 2009 sebesar Rp 43,9 miliar.
Intiland juga berhasil menekan beban bunga sepanjang semester I 2010, akibat adanya pelunasan sebagian utang. Akibatnya beban bunga perseroan sepanjang semester I 2010 hanya Rp 20,1 miliar, atau turun sebesar Rp 6,6 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lennard mengatakan, tahun ini perseroan masih akan fokus pada strategi meningkatkan penjualan. Perseroan juga akan mendivestasi aset-aset yang masuk kategori bukan inti, kurang mengutungkan, dan sudah matang.
"Hasil dari penjualan akan kami investasikan ke proyek-proyek baru dan memberikan tingkat pengembalian investasi yang optimal. Kami telah menyiapkan sejumlah proyek baru yang potensial, termasuk beberapa proyek yang nilainya cukup besar dan bersifat jangka panjang," katanya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.