PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menyatakan masih terus memproses rencana merger Flexi-Esia. Menurut manajemen Telkom, rencana merger ini tidak membutuhkan biaya apa pun.
"Ini patut dicatat, kita tidak melakukan akuisisi tetapi konsolidasi. Dan kita tidak keluar dana sepeserpun untuk rencana ini. Dan jenis mergernya bisa bermacam-macam," ujar Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah di sela acara Mudik Asik Telkom Grup dan Telkomsel di Parkir Timur Senayan Jakarta, Selasa (7/9).
Rinaldi mengatakan, Telkom masih melakukan berbagai perhitungan terkait rencana konsolidasi tersebut. "Kami masih terus memproses segala macam masukan untuk kajian yang masih berjalan hingga saat ini. Prinsipnya secara komersial layak ya akan kita jalankan, dan juga sebaliknya. Namun kita masih tersu menunggu kajian," jelasnya.
Menurutnya ada beberpa hal yang diperhatikan dalam konsolidasi ini yang pertama adalah prospek perusahaan yang dijajaki perseroan untuk diajak berkonsolidasi dan yang kedua adalah laba dan kemampuan finansial perusahaan tersebut.
Sebelumnya, pembahasan rencana merger Telkom Flexi dengan Esia harus ditunda hingga terbentuknya manajemen baru Telkom.
"Flexi-Esia di-hold terlebih dahulu, tunggu manajemen baru. RUPSLB sebenarnya 35 hari dari RUPS, tapi ada halangan bulan puasa. Saya tidak masalah, tapi dari segi sopan santunnya sesudah Lebaran. Ada dua opsi jadinya, tetap dilakukan saat bulan puasa atau ditunda hingga usai Lebaran," ungkap Menteri BUMN Mustafa Abubakar beberapa saat yang lalu.
Namun dia menampik bila manajemen baru Telkom itu nantinya adalah orang-orang baru. Menurutnya, manajemen baru itu bisa saja perpanjangan dari manajemen lama. Saat ini, calon nama direksi maupun komisaris Telkom masih berada dalam penilaian Kementerian BUMN, belum diserahkan ke Tim Penilai Akhir (TPA).
"Manajemen baru belum tentu memiliki strategi yang sama, karena peluang kembangkan usaha begitu banyak. Kalau baik diteruskan, silakan. Kalau tidak, ya silakan. Manajemen bisa berasal dari perpanjangan yang sekarang atau bisa ganti baru. Sekarang masih di Kementerian," tuturnya.
Seperti diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Telkom pada 11 Juni lalu memutuskan untuk tidak mengganti direksi dan komisaris. Pasalnya, Kementerian BUMN masih mengevaluasi kinerja masing-masing direksi dan komisaris.
"Ini patut dicatat, kita tidak melakukan akuisisi tetapi konsolidasi. Dan kita tidak keluar dana sepeserpun untuk rencana ini. Dan jenis mergernya bisa bermacam-macam," ujar Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah di sela acara Mudik Asik Telkom Grup dan Telkomsel di Parkir Timur Senayan Jakarta, Selasa (7/9).
Rinaldi mengatakan, Telkom masih melakukan berbagai perhitungan terkait rencana konsolidasi tersebut. "Kami masih terus memproses segala macam masukan untuk kajian yang masih berjalan hingga saat ini. Prinsipnya secara komersial layak ya akan kita jalankan, dan juga sebaliknya. Namun kita masih tersu menunggu kajian," jelasnya.
Menurutnya ada beberpa hal yang diperhatikan dalam konsolidasi ini yang pertama adalah prospek perusahaan yang dijajaki perseroan untuk diajak berkonsolidasi dan yang kedua adalah laba dan kemampuan finansial perusahaan tersebut.
Sebelumnya, pembahasan rencana merger Telkom Flexi dengan Esia harus ditunda hingga terbentuknya manajemen baru Telkom.
"Flexi-Esia di-hold terlebih dahulu, tunggu manajemen baru. RUPSLB sebenarnya 35 hari dari RUPS, tapi ada halangan bulan puasa. Saya tidak masalah, tapi dari segi sopan santunnya sesudah Lebaran. Ada dua opsi jadinya, tetap dilakukan saat bulan puasa atau ditunda hingga usai Lebaran," ungkap Menteri BUMN Mustafa Abubakar beberapa saat yang lalu.
Namun dia menampik bila manajemen baru Telkom itu nantinya adalah orang-orang baru. Menurutnya, manajemen baru itu bisa saja perpanjangan dari manajemen lama. Saat ini, calon nama direksi maupun komisaris Telkom masih berada dalam penilaian Kementerian BUMN, belum diserahkan ke Tim Penilai Akhir (TPA).
"Manajemen baru belum tentu memiliki strategi yang sama, karena peluang kembangkan usaha begitu banyak. Kalau baik diteruskan, silakan. Kalau tidak, ya silakan. Manajemen bisa berasal dari perpanjangan yang sekarang atau bisa ganti baru. Sekarang masih di Kementerian," tuturnya.
Seperti diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Telkom pada 11 Juni lalu memutuskan untuk tidak mengganti direksi dan komisaris. Pasalnya, Kementerian BUMN masih mengevaluasi kinerja masing-masing direksi dan komisaris.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan isi komentar soal artikel-artikel blog ini.